Cerita Seke - Type Seme 3. Si Penjual Bakmie

377 4 0
                                    

Cerita Seke
3. Si Penjual Bakmie
- Type SEme -

Pernah tidak kalian selalu datang ke suatu tempat yang sama hanya karena ada sesuatu hal yang menarik perhatian kalian? Misalnya, rasa makanan atau minuman yang dijual enak, atau mungkin harganya yang cukup murah untuk kualitas yang didapatkan, suasana tempat yang nyaman, atau juga karena ada sesuatu atau seseorang yang memikat perhatian kalian.
Bagi gue sendiri, semua kriteria diatas benar semua. Namun ada satu hal yang paling utama untuk kasus gue. Yakni sang penjual yang begitu menggoda iman serta hawa nafsu.

Sebuah restoran kecil yang menjual bakmi halal berletak tak jauh dari kantor. Gue memang sudah mengetahui sejak lama restaurant tersebut, namun gue sendiri bukan penikmat mie sebagaimananya sehingga selama ini gue sama sekali tak pernah tertarik untuk mencobanya.

Hingga suatu waktu, bos gue di kantor sedang berulang tahun. Kami para anak buahnya pun sepakat untuk membeli mie di restaurant sebagai pengganti kue, sengaja mie itu dibuat custom menyerupai bentukan cake, kebayangkan maksudnya?
Siang itu gue bersama seorang teman kantor ditugaskan untuk mengambil cake bakmi tersebut. Sampai di depan restaurant yang terlihat biasa saja, tak ada spesialnya sama sekali, namun pengunjungnya benar-benar sangat banyak bahkan gue temukan ada beberapa rombongan orang yang mengantri. Belum lagi antrian pesanan online nya.

"Emang seenak itu ya Sis?" Tanya gue pada Siska, teman kantor yang bersama gue mengambil pesanan cake bakmi.

"Mas Rami mas Rami." Ucapnya menggeleng kepala.
"Lo gila sih mas udah kerja tahunan di kantor tapi gak pernah nyoba bakmi terlegend seantero galaksi bimasakti ini." Kata Siska lebay.
"Ini bakmi enak pake banget mas! Lo ntar cobain deh. Gue tahu lo emang gak suka per mie-mie an, tapi boleh lah lo icip satu dua suap ntar."

"Hahaha! Ya gimana? Emang dari sononya ga suka mie." Jawab gue.
"Btw ini ramenya ini bener gak? Jangan-jangan ada yang ngilerin lagi di kuahnya supaya enak." Tawa gue meledek dan raut wajah Siska berubah masam.

"Sini mas, lo liat sendiri aje ya." Siska menarik tangan gue masuk.
Di dalam sana sudah benar-benar penuh sesak dengan pengunjung yang datang. Bahkan pelayan di sana pun nampak kuwalahan melayani pelanggan disini. Kami berdua berbincang dengan tante pemilik yang menjaga di kasir. Masih sangat cantik di usianya yang mungkin sudah ½ abad lewat.

"Koko! Ini bakmi cake kamu taro mana!" Teriak tante kencang.

"Di dalem ma! Bentar aku ambilin." Balas anaknya tersebut dan tak lama keluarlah bakmi cake pesanan kami yang dibawakan oleh koko-koko anak pemilik bakmi.

Selesai membayar dan kami berdua masuk ke dalam mobil. Langsung Siska berkata menjelaskan ucapan gue tadi.
"Lo liat kan mas tante sama anaknya? Cina gitu, ya kali orang Cina pake aneh-aneh. Emang dari resepnya udah enak banget aja." Decak Siska masih nampak kesal.

"Hahaha! Oke-oke, gue percaya bakmi ini ga pake aneh-aneh gituan. Cuma rasa gue tahu apa yang buat bakmi ini enak banget deh." Jawab gue sambil menahan tawa.

"Apaan emang?"

"Keringet si kokonya! Hahaha! Tuh koko si anak tante kan ikutan masak. Panas banget kan di area dapur nah keringetnya itu masuk kecipratan ke panci kuah mie. Makanya bakmie ini jadi enak banget." Tawa gue pun lepas dan Siska mulai marah sejadinya sambil memukul-mukul lengan gue.

Harus gue akui jika bakmi ini benar-benar enak. Gue tak bisa mendeskripsikan bagaimana enaknya, tapi bagi gue yang memang tak menyukai mie, gue langsung jatuh hati pada bakmi ini. Belum lagi koko anak penjual mie tersebut yang bertubuh sexy di mata gue.

Beberapa kali, sering malah gue berkunjung ke bakmi itu untuk sekedar makan siang bersama teman kantor atau makan malam. Tujuan gue kesana selain menikmati bakmi yang enak itu juga menikmati memandangi koko anak pemilik bakmi yang begitu menarik di mata gue. Wajah tampan dengan tubuh besar berotot basah, namun tidak berlebih bentuknya.

Cerita Seke - Type Se (Seme)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang