Jam menunjukkan pukul 9 malam, tentu Awel dan Intan sudah pulang , dan sekarang Zien dan Bulan bersiap untuk pulang. Seperti nya Bulan benar benar betah berada di cafe shop milik Zien, bahkan ia juga mengambil beberapa gambar dimana Zien yang tengah menggantikan jam barsita nya yang sedang izin, Zien benar benar tampan saat menggunakan celemek, dan di campur dengan rambut undercut nya yang aga berantakan.
Bulan juga sesekali membantu nya mengantarkan minum atau cemilan pada pelanggan yang memesan, ternyata makin malam makin banyak pelanggan di sana. Bulan kagum, Zien benar benar sukses dengan cabang cabang cafe shop nya. Terkadang juga Bulan tiba - tiba teringat tentang pacar nya, ia masih bingung, kenapa sampai sekarang Edgar belum kunjung membalas pesan nya.
"Kamu sejak kapan buka cafe shop?" tanya Bulan, gadis itu sudah rapi memakai jaket kulit milik Zien yang memang sengaja di tinggalkan di cafe shop nya. Karena,dia mulai merasa dingin karena ac yang 24 jam hidup "hm? Sma kelas satu mungkin? Aku juga lupa... Karna Papa sama mama pacaran kan aku belum lulus... Iya deh, kelas satu sma" Zien menoleh setelah membersihkan meja kasir "yuk?" Zien mengambil helm nya yang berada di rak helm.
Bulan sedikit tertegun dengan ke tampanan Zien , kemudian dia akhirnya nya tersadar juga "iya, yuk" Zien menyambar tangan Bulan , gadis itu sedikit tersentak lalu kemudian mengikuti langkah Zien yang ada di depan nya.
"Bunda ada nanya kamu kenapa ga pulang?" tanya Zien, setelah naik ke atas kuda besi nya. Bulan tersenyum tipis "aku kirim foto kamu, jadi kata bunda terserah mau pulang kapan" Zien ber oh ria saja, Bulan ikut naik ke atas motor Zien "mau liat mansion ku?" tanya Zien, Bulan tampak berfikir sejenak "kamu ngajak aku nginap?" Bulan hendak memeluk tubuh Zien, meskipun ada rasa ragu di hati nya.
"Ga keliatan kayak ngajak ya?"
"Seperti nya begitu?"
Zien terkekeh geli di balik helm nya "telfon bunda sana, aku ga terima kalau tengah malam di teror sama bunda 'kamu bawa kemana anak saya hah!?' " Bulan terkekeh geli dengan kelakuan Zien , dia mengambil ponsel nya, yang dia taruh di dalam saku celana.
"Halo bun?"
"Iya sayang,kenapa?"
"A-anu-"
"Asslamualaikum bunda, ini Zien" Zien mengambil ponsel Bulan, ketika mendengar Bulan mulai gelapan "eh, iya Zien kenapa nak?" terdengar suara lembut Cindy dari seberang "Zien pinjam Bulan bentar boleh bun? Bulan katanya penasaran sama mansion Zien" Zien mengedipkan sebelah mata nya, Bulan menatap tajam ke arah nya. Hei! Yang ngajak ke mansion kan dia kok jadi Bulan yang kena!?
"Ohh gitu ya, boleh pinjem ajaa. asalkan di jaga anak nya, ga di balikin juga gakpapa" setelah itu terdengar suara tawa Shafa samar samar, Zien tersenyum lebar, sementara Bulan sudah menatap nya tajam "makasiih ya bun, besok abis kuliah , insyaallah dibalikin kok" Bulan menajam kan tatapan nya pada Zien, bukannya takut Zien malah gemas dengan tingkah Bulan "Iya, kalian baru mau pulang ya? Hati hati di jalan..." suara Cindy terdengar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fience is a Star boy
FanfictionMegan Shafa Rembulan, seorang gadis cantik yang sering di sebut - sebut sebagai jelmaan bidadari yang turun dari surga. Karena dia selalu berhasil memikat orang - orang yang melihat nya dengan paras cantik yang dia miliki. Apalagi ketika Bulan terse...