Siang itu Zien sedang memperhatikan dosen yang ada di depan nya, dengan iseng, dia melirik ke arah Vion dan Tama yang di pindahkan tempat duduk nya ke tempat paling depan agar tidak berdebat dengan Zien lagi.
Zien tersenyum smirk, saat melihat kening mereka yang berkerut karena tak memahami apa yang sedang di jelaskan oleh sang Dosen.Gak lama kemudian jam pelajaran pun berakhir, Zien membereskan barang - barang nya kemudian dia bersikap untuk keluar dari kelas. Namun, saat hendak keluar seseorang menghalangi jalan nya "mau apa lagi?" tanya Zien, Vion dan Tama tersenyum remeh "stop deketin Bulan, atau lo gue gebukin kayak kemaren" ancam Vion, Tama tertawa. Zien menarik satu sudut bibir nya "oh iya? bukannya lo yang babak belur kemarin?" Vion dan Tama diam di tempat, Zien langsung menerobos mereka berdua dan keluar dari kelas.
"woi bangsat! sini ga lo!"
Zien mengabaikan teriakan dari Vion dan caci maki yang di lontarkan oleh Vion kepadanya.
Saat di luar kelas, ponsel nya berdering menandakan seseorang tengah menelfon nya. Langkah Zien terhenti di depan toilet, dan dia merogoh saku nya untuk mengambil ponsel nya yang terus berdering itu."halo?"
Zien mengangkat kepala nya, dan menaruh ponsel nya sejajar dengan telinga "halo zee, bisa ke kantor Papa ga?" terdengar suara Sein dari seberang sana, Zien mengerutkan kening meskipun Sein tak dapat melihat nya "buat apa? Papa mau lembur lagi? ga ah, aku lagi banyak tugas tau pa...." keluh Zien dengan wajah cemberut, dia kemudian melanjutkan langkah nya menuju parkiran kampus.
"engga, kita dapet undangan"
"undangan? undangan apa bun?" tanya Bulan, dia baru saja pulang dari kampus nya di antarkan oleh Edgar. Bulan sedang melepas sepatu nya, dan langsung di sambut dengan Cindy yang membuka kan pintu "undangan rekan kerja nya Ayah, anaknya nikah" jawab Cindy, dia menunggu anaknya melepas sepatu nya dan masuk bersama ke dalam.
Bulan melepas tas nya, lalu dia menatap Bunda nya yang ada di sebelah nya "oh iya? jam berapa?" tanya Bulan, dia kemudian merentangkan tangan nya, meminta pelukan dari sang Bunda "nanti abis magrib" Cindy pun memeluk putri nya dengan hangat, Bulan tersenyum di sela - sela pelukan mereka berdua "ohh, aku ga ikut ya... capee" Bulan melonggarkan pelukan nya, lalu dia hendak naik ke atas menuju kamar nya.
"yahh, jangan dong... Ayah minta kamu ikut"
"yaudah aku pergi sama Edgar aja nyusul... gimana??"
Cindy menghela nafas pelan, dia juga ga tega saat melihat wajah lelah anak nya "iya yaudah, terserah kamu aja. sana gih naik, mandi" Bulan tersenyum tipis, dia kemudian mengecup pipi sang Bunda sebelum dia naik ke kamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fience is a Star boy
Fiksi PenggemarMegan Shafa Rembulan, seorang gadis cantik yang sering di sebut - sebut sebagai jelmaan bidadari yang turun dari surga. Karena dia selalu berhasil memikat orang - orang yang melihat nya dengan paras cantik yang dia miliki. Apalagi ketika Bulan terse...