Di sekolah
"Akhirnya lu masuk sekolah udah ketinggalan pelajaran banget". Cetus Lia yang menghampiri temannya yang baru datang.
"Ya mau gimana lagi kan sakit pengen maksain nanti malah parah kan diluar nalar". Ucap Daniar yang berjalan menuju ke bangku nya.
Kringgggg
"Anak anak gimana masih sehat kan".
"Sehat Buu". Saut semua siswa kelas.
"Okey Daniar masuk kan".
"Masuk Bu".
"Akhirnya kamu masuk udah ketinggalan pelajaran hampir 3 Minggu Lo kamu".
"Hehehe".
"Kamu Minggu depan ikut kan".
"Ikut lah Bu masak gk".
Saat jam istirahat
Daniar dan Lia yang asik duduk di dekat kolam ikan hias di sekolah tiba-tiba dihampiri oleh guru yang sangat mencurigakan. Lia yang melihat guru itu langsung mengajak Daniar pergi dari tempat itu dan mencari tempat lain.
Sebaliknya guru itu adalah penyuruh Andrian. Penyuruh itu menyamar sebagai guru baru di sekolah Daniar. Penyuruh itu mencai keberadaan Daniar dan Lia setelah berpindah tempat ke tempat lain.
"Eh ini kenapa pindah kesini enak disana tau".
"Nyawa lu mau hilang kah".
"Hah maksudnya apa". Cetus Daniar yang heran dengan maksud temannya.
"Kamu gk lihat ada guru yang aneh".
"Lihat kenapa".
"Ya Allah Daniar itu bukan guru bego."
"Kok lu tau". Ucap Daniar dengan mulut penuh dengan coklat.
"Ya tau lah gk ada gue yang kayak gitu di sekolah".
"Iya juga sih pinter banget tapi kenapa kok nyawaku".
"Itu anak buah kakekmu sendiri"
"Lah".
"Heran kan lu kenapa gue ngomong gitu karena saat Dateng sekolah tadi ada kakek lu sama anak buah nya lah".
"Behh orang cerdas ya lu itu kayaknya lu gk ngajak ke tempat kayaknya nyawa gue habis".
"Siapa dulu Lia".
Disisi lain Daniar heran dengan Kakek nya. Saat kecil hingga dewasa kakeknya selalu mengincar dirinya dan Keyla. Di otak Daniar terus berputar putar soal kejadian 7 tahun yang lalu.
Di rumah Daniar
"Mi kayaknya ayah mulai ngincar kita deh". Ucap Kenzie sambil menyeruput kopi yang baru diberikan oleh Mareta.