8

16 0 0
                                    

"hm ini jam berapa". Ucap Daniar yang terbangun tengah malam. Daniar yang melihat jam di kamar nya memperlihatkan jam 1 malam. Ia mencoba kembali tidur tapi setelah hampir setengah jam ia tidak bisa tidur.

Daniar beranjak berdiri menuju televisi kamar nya. ia mendengar suara kakeknya dari luar rumah. Gadis itu pun mengintip dari balkon kamarnya dan benar itu kakeknya.

Daniar pun menuju kamar tapi bara bodyguard kakek nya sudah ada di sekitar ruang tamu. Yang pertama Daniar ingin nekat tapi ia takut ketahuan.

Tanpa menunggu lama lama Daniar mencoba berjalan sambil berjongkok ke kamar orang tuanya.

"Mami....papa...bangun." cetus Daniar dengan suara pelan mencoba membangunkan orang tuanya.

"Ada apa kamu gk bisa tidur".

Daniar hanya menggeleng kepalanya dan menunjukkan ke luar kamar. Kenzie dan Mareta mencoba melihat di luar kamar. Saat melihat Andrian sadar jika Kenzie dan Mareta sudah bangun. Pria tua itu memalingkan wajahnya untuk pura pura tidak tau.

"Kamu disini aja biar papa yang turun."

"Gk mau aku ikut papa aja."

"Ini urusan papa bukan kamu."

"Aku gk mau papa...."

"Hustt udah kamu disini aja jaga mami."




































"Ayah kenapa kesini."

"Owh Kenzie ternyata udah sadar kamu ya."

"Mau ngapain kesini."

"Yaaa menurutmu."

"Daniar tidur jangan ganggu."

"Owh iya kah."

Kenzie mengerutkan keningnya dan mengeluarkan pistol dari saku celana pendek nya.

"Sekarang ayah pergi dari sini jangan ganggu keluarga ku terus."

"Mulai berani ya, kalian cepat tembak orang itu."

"Siap tuan."


Dor

Dor

Dor


"PAPAAA."

Daniar yang melihat papanya di tembak 3 kali di bagian bahu nya langsung berlari ketakutan. Disisi lain Mareta mencoba menguatkan dirinya untuk berlari tetapi ia tidak kuat melihat suaminya berlumuran darah.

"PA BANGUN PA BANGUN JANGAN NINGGALIN DANIAR SAMA MAMI KUMOHON BANGUN PA PAPAA BANGUN PA."

Daniar yang memeriksa papanya pingsan dan nadinya mulai melemah mulai panik.

"KAKEK TEGA BANGET."

"itu salah mu bukan salah ku."

"KENZIE BANGUN KUMOHON JANGAN NINGGALIN AKU." Mareta teriak dan menangis histeris tak henti henti. Daniar yang melihat langsung mengambil pistol dari tangan Kenzie dan mengarahkan ke kakeknya.

"Anak kecil mau apa hah."

Dor

Dor

"Uhh tidak kena." Ledek Andrian yang menghentikan peluru dengan benda yang ia ciptakan.

"Engh kepala ku ishh sakit banget AAAAA SAKIT BANGET." Daniar terus menerus merasakan nyeri di kepalanya sedangkan Andrian terus mengolok olok Daniar agar merasakan sakit.

Dewangga Bimantara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang