Prologue

5.1K 289 11
                                    


Selamat datang, teman-teman semua!!

Saya AiniRhee, mengucapkan terimakasih telah bergabung dalam petualangan fanfiction ini.

Mari kita menjelajahi dunia imajinatif bersama-sama, di mana karakter-karakter favorit kita mengembara dalam cerita-cerita baru yang menarik.

Saya mengharapkan dukungan teman-teman semua berupa follow, vote dan komentar sebagai bentuk dukungan kepada saya.

Salam hangat.

FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, YUKK

..

.







Happy reading ....

Hah ... Hah ...

Nafas pemuda itu tersengal-sengal, dengan setiap langkah yang diambilnya, Sasuke Uchiha merasakan jantungnya berdebar kuat, tetapi tekadnya tidak pernah luntur. Lorong rumah sakit terasa semakin panjang, tetapi dia terus berlari dengan tangan kanan memegang erat seikat tumbuhan bewarna merah muda yang menjadi harapannya untuk menyembuhkan seseorang yang ia cintai.

Keringat mengalir di kening pemuda 19 tahun itu, matanya menatap fokus pada lorong. Sedikit lagi ... Ia akan bertemu dengan Sakuranya. Menyembuhkannya dan meminta maaf untuk segalanya.

Sasuke, tidak ingin kehilangan lagi.

Sratt

Langkah kaki pemuda itu berhenti ketika mata hitamnya menatap sekelompok orang-orang yang berdiri di depan kamar rawat gadis merah jambunya. Wajah orang-orang itu tampak muram, beberapa wanita di sana juga tampak menangis.

Wajah Sasuke menegang.

"Sa-sasuke-kun." Gadis berambut pirang menyapanya. Sasuke ingat gadis ini adalah teman dekat gadisnya.

Perasaan Sasuke tidak enak, menjadi buruk.

Mendadak mata sharingannya berkilat. "Minggir," bentaknya. Tanpa membuang waktu, Sasuke menyerobot kerumunan kemudian mendobrak kuat pintu kamar inap dan menerobos masuk ke dalam.

Namun, rasa bingung dan linglung menderanya ketika situasi kamar ini hening, tidak ada suara alat-alat yang menopang kehidupan seperti biasanya. Tidak ada kabel-kabel atau selang yang biasanya tampak memenuhi ranjang.

Hanya ada Sakura di atas ranjang, tampak terbaring dengan begitu tenangnya. Seolah-olah tidur.

Sasuke mendekati tempat tidur dengan langkah yang begitu berat, seolah tanah di bawahnya menyeret kakinya. Detik demi detik berlalu seolah dalam lambat laju, dan ketika ia sampai di samping Sakura, pandangannya terfokus pada wajah pucat yang begitu ia rindukan.

Dengan tangan gemetar, Sasuke menyentuh lembut wajah Sakura yang terasa dingin, seakan berharap akan ada keajaiban. Namun, keheningan tetap ada, dan kekosongan merasuk ke dalam hatinya. Sasuke menutup matanya sejenak, mencoba menahan gelombang emosi yang menghantamnya.

"Sakura ...," panggilnya pelan, berharap gadis itu membuka matanya kemudian tersenyum menyambutnya. Seperti dulu.

Namun tak ada jawaban.

"Sakura ... Aku di sini, aku membawakanmu obatnya." Sasuke berjongkok di samping ranjang sembari menyeret tangan dingin sakura ke pipinya.

"Sakura." Nihil, tak ada jawaban yang berarti.

Satu menit, dua menit, lima menit ia menunggu. Tak ada respon.

Dan saat itulah Sasuke menyadari ...

Bunga Sakuranya telah gugur.

Bersambung ....

Sakura: Musim Semi Di Dalam Kaca ✓ [ SasuSaku ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang