10. Surrender To Destiny

3.4K 258 17
                                    

Jangan lupa Vote ya :)

.
.
.

Sasuke menyandarkan punggungnya pada sebuah batang pohon sembari menutup kedua matanya, menikmati semilir angin yang berhembus membawa aroma sejuk pepohonan yang ada di lapangan tempat tim 7 dulu sering berlatih.

"CK, Kakashi. Tidak salah dia memberiku misi menangkap hewan bersama dua genin ini?" Sasuke berdecak kesal, kemudian membuka matanya untuk melirik dua bocah usia 12 tahun yang duduk tak jauh darinya berada.

Yah, katakanlah Kakashi gila karena memberinya misi rendah menangkap hewan peliharaan salah satu petinggi desa Konoha yang lepas. Sasuke kembali berdecak, misi ini padahal bisa diberikan pada tim lain.

Sasuke sudah merasa cukup puas dengan misi menangkap hewan, dulu ketika ia di tim 7 ia sering melakukannya. Bersama Kakashi, Naruto, dan ... Sakura.

Sakura ... Mendadak Sasuke teringat dengan gadis berambut gulali itu, pertemuan terakhir mereka adalah insiden perampokan yang terjadi di toko. Insiden yang telah lama berlalu.

"Hah, sial." Sasuke mengumpat kala ia teringat ia menendang Sakura begitu keras. Padahal awalnya Sasuke tak bermaksud melakukannya. Hanya saja Sasuke ingin mendorong Hinata menjauh, tapi ketika ingat Hinata mengandung anak Naruto. Secara spontan Sasuke melindunginya.

Sedikitnya, Sasuke merasa bersalah.

"Senpai, apakah teman satu tim kita masih lama." Salah seorang perempuan yang menjadi timnya mendekati Sasuke, kemudian bertanya tentang satu orang lagi yang tak kunjung datang.

Sang Uchiha terakhir melirik pada gadis 12 tahun itu, kemudian ia menggeleng pelan. "Entahlah," jawabnya singkat.

Ya, Sasuke tak tahu siapa satu lagi orang yang akan menjadi timnya. Mereka hampir menunggu selama setengah jam, tapi tak ada tanda dia akan datang.

Gadis itu menghela nafas kemudian berjongkok. "Hah ... Kenapa lama sekali, kami ingin pergi menonton film setelah ini."

Sasuke hanya kembali menutup matanya, mengabaikan keluhan dua genin itu. Ia tak tertarik.

Tap tap tap

"Maaf, aku terlambat."

Deg

Suara itu membuat Sasuke terkejut, pemuda itu segera berdiri dengan benar kemudian menolehkan wajahnya hingga ia bisa melihat seseorang yang datang. "Sakura?" ujarnya singkat. Tak menyangka jika rekan satu timnya adalah Sakura, awalnya Sasuke kira yang akan datang adalah seorang genin.

"Oh, iya. Sasuke-kun."

Kemudian alis Sasuke bertaut, matanya menatap aneh pada penampilan Sakura. "Kau ...."

"Lah, Sakura senpai?" Salah satu genin di sana maju kemudian mendekati Sakura, matanya menatap Sakura penuh selidik. "Gaya apa ini?" tanyanya.

Sakura hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hanya sedikit perubahan," kata Sakura canggung. Benar, siapapun yang melihat penampilan Sakura sekarang pasti akan bertanya-tanya.

Sakura memakai baju dengan lengan panjang, begitu juga dengan celananya. Selain itu rambut di dahinya sepertinya dipotong hingga poninya menutupi dahinya, di tambah riasan wajah yang tampak aneh pada Sakura.

Sangat berbeda dengan Sakura yang biasanya.

Tapi, tak ada yang tahu jika Sakura tengah menutupi sakitnya. Riasan wajah untuk menutupi wajahnya yang pucat, poni di dahinya menutupi tanda Byakugou yang memudar, dan baju panjangnya untuk menyamarkan tubuhnya yang semakin kurus.

"Sakura Senpai, apakah kau melakukan ini agar mirip dengan nona Hinata?" Genin yang satunya lagi mendadak bertanya, kemudian tertawa cekikikan.

"Oh iya, kan akhir-akhir ini Sasuke Senpai dekat dengan Nona Hinata," celetuknya lagi.

Sakura: Musim Semi Di Dalam Kaca ✓ [ SasuSaku ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang