23. Dream Or Memory?

2K 181 6
                                    

"Sasuke-kun, jam berapa kau pulang?"

Sasuke melirik pada Sakura yang duduk di atas ranjang, kemudian Sasuke mengambil jubah hitam yang tergantung di dinding kamar lalu memakainya. "Nanti sore," jawabnya singkat.

Pagi-pagi sekali Sasuke sudah bersiap-siap, saat ini ia mendapat misi dari seorang pengusaha pertambangan, misinya adalah menumpas perampok yang suka mencuri bahan baku mereka. Jumlah yang ditawarkan cukup besar, Sasuke tak ingin menolaknya.

Ini sudah beberapa waktu sejak ia bertemu orang-orang Konoha, tapi tak ada tanda-tanda jika mereka akan menemukan dirinya dan Sakura, hal itu menjadi salah satu pertimbangan Sasuke untuk mengambil misi ini.

Selain itu keuangan Sasuke juga sudah menipis, Sasuke berencana untuk membelikan Sarada beberapa buku dan juga pakaian untuk Sakura. Bahan makanan mereka juga mulai habis, Sasuke tak mungkin membiarkan Sakura dan Sarada kelaparan.

"Sasuke-kun," panggil Sakura lagi.

"Hn." Sasuke mengambil pedangnya, mengeluarkannya dari sarungnya kemudian mengecek ketajamannya. Bagus.

"Apakah ... Dulunya aku seorang ninja juga?"

Deg

Hanya pertanyaan sederhana namun mampu membuat Sasuke mematung. Posisi Sasuke masih membelakangi Sakura, jadi Sakura tak dapat melihat raut wajah Sasuke yang saat ini tegang.

"Sasuke-kun?" panggil Sakura ketika ia tak mendapatkan respon dari Sasuke.

Sebenarnya ini aneh bagi Sakura, ia seperti merasa hampa. Sejujurnya ia bahagia dengan Sasuke dan Sarada, hanya saja ada sesuatu yang terasa kosong di hatinya. Seperti ada lubang di sana.

Kemudian Sakura menatap kedua tangannya, telapak tangannya terasa halus dan entah kenapa rasa halus itu tak cocok untuknya. Sakura merasa ... Ia bisa melakukan sesuatu yang lebih dengan kedua tangannya. Mungkin seperti menolong orang?

Sakura tidak tahu.

Terdengar helaan nafas dari Sasuke, tapi suaminya itu tak menatapnya. "Tidak." Sasuke menjawab.

"Ahh, begitu, ya." Sakura menekuk lehernya menatap lantai kamar mereka, lalu memaksa senyum di bibirnya.

"Sasuke-kun, apakah dulu—"

"Sakura, aku tak suka membahas masa lalu." Mendadak Sasuke memotong perkataan Sakura, nadanya terdengar datar dan terasa dingin. Berhasil membuat Sakura menaikkan pandangannya dan menatap punggung lebar itu.

"Maaf, Sasuke-kun."

Sasuke kemudian membalikkan badannya lalu mendekat pada Sakura. "Yang berlalu biarlah berlalu, kini mari hidup bahagia." Sasuke menyentuh bahu Sakura kemudian tersenyum.

Senyum kecil itu menular pada Sakura.

"Ya, Sasuke-kun."

Sasuke kemudian membuka sebuah laci yang tak jauh darinya dan mengambil sesuatu dari dalam sana. "Ini adalah kunai milikku, gunakan dalam keadaan mendesak."

Sakura menerimanya.

"Kalau begitu aku berangkat. Ingat! Jangan membukakan pintu pada orang asing."

Sakura mengangguk mengerti.

~~~

"Bagaimana Hinata?"

"Benar itu Sasuke-kun, ia telah meninggalkan rumah itu, aku melihatnya berjalan ke arah timur."

Saat ini tim Shikamaru yang beranggotakan Sai, Hinata, Kiba, dan juga Shino sedang berada di hutan memantau dari jauh pada sebuah rumah yang sejak awal mereka curigai adalah tempat Sasuke menyembunyikan Sakura.

Sakura: Musim Semi Di Dalam Kaca ✓ [ SasuSaku ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang