7. Remaining Time

2.3K 210 20
                                    


Sakura terbangun dari tidurnya dengan tiba-tiba, rasa lemas merayap di seluruh tubuhnya disusul batuk keras merobek keheningan pagi.

"Uhuk ... Uhuk."

Batuk hebat mengguncang dadanya, dan darah merah mulai keluar dari mulutnya. Refleks Sakura menutup mulutnya, menahan cairan merah itu agar tidak tumpah di atas ranjangnya.

"Da-darah ...."

Dengan tubuh yang lemas dan langkah yang sempoyongan Sakura bergegas ke kamar mandi. Jantungnya berdebar keras seiring dengan langkah-langkahnya yang tergesa. Suara batuknya terus menggema di ruangan dan setibanya di sana, Sakura langsung memuntahkan cairan kental dari mulutnya.

"Hah ... Hah ...." Nafasnya tersengal-sengal setelah ia berhasil memuntahkan darah dari mulutnya.

Lantai keramik yang putih telah berubah menjadi merah, menciptakan kontras warna yang menakutkan. Dengan gemetar Sakura mengambil air di westafel kemudian membasuh wajahnya dan bercermin.

"Menyedihkan," ucap Sakura ketika ia melihat pantulan wajahnya. Wajahnya tampak kuyu dan pucat, kantong matanya tampak jelas. Garis-garis lelah menghiasi wajahnya, Sakura seperti orang sakit parah.

"Sepertinya racunnya telah menghancurkan aku dari dalam." Sakura tersenyum getir, tak menyangka ia akan menjadi seperti ini.

"Aku harus ke rumah sakit."

Kemudian Sakura bergegas siap-siap ke rumah sakit, sebelum itu ia mandi membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa darah yang menempel.

°•°•°•°

Sakura termenung setelah mendengar penjelasan Shizune, tentang fakta pahit yang harus ia terima, tak ada obat untuk racun yang menggerogoti tubuhnya.

"Sepertinya ini adalah racun jenis baru, Sakura. Racun ini aneh, ia terus menyerap chakramu." Shizune kemudian memberikan selembar kertas pada Sakura, berisi tentang laporan kesehatannya yang terus menurun.

"Aku telah melakukan beberapa tes dengan darahmu, tapi tidak ada yang berhasil. Aku belum juga menemukan penawarnya." Nada Shizune terdengar kecewa.

Sakura masih termenung, tertunduk menatap lantai keramik yang putih. Tapi otaknya berpikir keras, tentang racun yang masuk ke dalam tubuhnya. "Apakah racun ini berhubungan dengan Ōtsutsuki?" tanya Sakura dalam hati.

Shizune mengambil sebuah kursi, kemudian ia duduk di depan Sakura. "Sakura sepertinya salah jika aku mengatakan ini, tapi beruntung kau punya segel Byakugou di dahimu. Itu seperti memperlambat kematianmu. Seperti yang kau tahu, racun ini terus menyerap Chakramu."

Sakura menyentuh dahinya.

Melihat itu Shizune menghela nafas. "Jika itu orang biasa, mungkin nyawanya telah berakhir," ungkapnya.

"Kira-kira sampai berapa lama aku bisa bertahan?" tanya Sakura lirih, suaranya hampir terputus di udara.

Pertanyaan dari Sakura terdengar tak begitu mengenakan, tapi mau tak mau Shizune harus memberikan jawaban yang menyakitkan. "Paling lama ... Enam bulan." Jawaban dari Shizune bergema dalam ruangan, membuat Sakura tersenyum kecil mendengarnya.

"Hanya enam bulan, ya?"

Mendengar nada kesedihan yang sakura ucapkan dengan senyuman membuat hati Shizune pedih. Ia menggeleng kuat kemudian menyentuh kedua bahu Sakura, tatapannya memberikan semangat dan keyakinan. "Tapi, itu waktu yang cukup untuk mencari penawarnya. Kita bisa utus ninja-ninja untuk mencarinya, bahkan Sasuke pasti akan-"

"Tidak," potong Sakura cepat.

"Kenapa Sakura?" tanya Shizune.

"Aku, biar aku yang mencari penawarnya. Aku pasti bisa." Sakura mengangkat wajahnya, menatap Shizune dengan kesungguhan di matanya.

Sakura: Musim Semi Di Dalam Kaca ✓ [ SasuSaku ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang