bab 4 ; Peperangan dimulai

244 38 1
                                    

I'm back....  Jangan lupa tinggalin jejak kaliann ☆
Yang ga vote kentutnya bauu hihihihihi

Enjoy the story!

.
.
.
.

Jimin bernafas lega, bundanya tidak datang memastikan dirinya belajar atau tidak. Buktinya pintunya masih terkunci.

Jimin langsung menuju kamar mandi, untuk sekedar menyikat gigi dan membasuh kakinya. Saat ia bercermin ia baru sadar, jaketnya Yoongi masih ia pakai.

Jimin berdecak, "bodo banget sih! Kenapa baru inget sekarang?" Rutuk Jimin, sambil melepaskan jaket kulit itu lalu meletakkannya di gantungan kamar mandinya.

Setelahnya ia segera menuju ranjangnya, ia akan melupakan kehidupan di dunia ini dan akan menyelam ke dunia mimpi, di mana ia bebas melakukan apapun.

.
.






Matahari telah muncul menggantikan sang bulan, kini suasana malam yang hening telah berganti dengan suasana pagi yang penuh akan kicau burung.

"JIMIN BANGUN!!" BRAK! BRAK!

suara bundanya dan suara gebrakan pintu membangunkan tidur Jimin, ia segera bangun dari tidur lalu cepat-cepat membuka pintu kamarnya.

"Kenapa di kunci segala, HAH?!!"

"Gak sengaja bun"

"Alasan! Cepat siap-siap dan berangkat sekolah,  jangan sampai kamu telat!!" Peringat bundanya, padahal ini masih pagi tapi bundanya sudah berteriak sangat keras. Apa bundanya itu tidak lelah? Jimin saja lelah mendengarnya.

"Iya bun" jawab Jimin sambil menunduk, lalu ibunya pun pergi dari sana. Jimin lelah, sungguh lelah di perlakukan seperti anak tiri, sebenarnya apa kesalahannya di sini? Selama ini ia selalu menjadi anak penurut, berprestasi, tidak pernah melawan apa kata bundanya tetapi bundanya itu masih saja tidak luluh.

Jimin rindu bundanya dulu yang penuh kelembutan, penuh kasih sayang.

"JIMIN!! CEPAT!!" Teriak ibunya dari depan

Kini Jimin sudah rapi dengan seragam sekolahnya, ia akan berangkat bersama ibunya, namun saat pulang tidak di jemput karena jadwal pulangnya tidak sama dengan ibunya.

Di sekolah Jimin dikenal dengan sebutan anak bunda karena setiap hari di antar bundanya, dan sangat penurut kepada bundanya. Bahkan saat ada kerja kelompok, temanya lah yang harus kerumah Jimin, alasanya Jimin tidak boleh keluar rumah selain untuk pergi ke sekolah.

Tidak tahu saja mereka Jimin menurut kepada bundanya karena berharap agar bundanya tidak marah kepandanya dan berakhir dia di kurung di gudang rumahnya sendiri.

Ya, sekejam itu bundanya, namun Jimin masih bersyukur sampai saat ini ia tidak pernah menerima kekerasan fisik.

"Ayo bun"

Jimin berangkat sekolah tanpa sarapan pagi, kata bundanya tidak usah sarapan nanti telat. Padahal ini masih jam 06:15 sedangkan masuk sekolahnya adalah jam 07:00 masih sempat untuk sekedar makan roti dan susu.

Di perjalanan ibu dan anak itu saling berdiam diri tanpa ada yang mau membuka percakapan. Setalah melewati 25 menit, akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah Jimin.

"Belajar yang benar, jangan sampai nilai kamu turun!" Peringat ibunya setelah memberikan uang saku padanya, kemudian ibunya melaju pergi menuju kantornya.

Jimin menghela nafas panjang, "Oii jimin!!" Jimin menoleh ke sumber suara ternyata itu Baekhyun yang juga baru turun dari mobil ayahnya.

"Oii" balas Jimin, jika di rumah ia adalah anak yang penurut dan tidak banyak tingkah maka jika di sekolah, ia akan menjadi anak yang ceria dan bar-bar.

MY TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang