Ch 3 : Agreement in Conversation

8 0 2
                                    

"Siapa kamu?" Ucapan pertama yang dilontarkan Erwin kepada Kegelapan tersebut. Dia tidak bisa memikirkan pertanyaan lain yang ingin dia ketahui.

"Apakah kamu kematian? Akankah kamu mau menentukan kemana aku akan pergi selanjutnya? Atau mungkin..., Kamu adalah Dewa?"

Erwin melontarkan banyak pertanyaan sekaligus, sebab banyak sekali pertanyaan di pikirannya saat ini. Setelah sadar, dia terkejut sendiri dengan ucapannya.

Kegelapan itu hanya diam ketika Erwin selesai bertanya, membuat Erwin bertanya tanya dalam hati apakah pertanyaannya tadi terlalu lancang untuk ditanyakan. Dia sedikit ragu, jika tiba tiba kegelapan itu melahapnya.

...

"Sepertinya memang sulit berbicara dalam wujud seperti ini." Dia berkata. Kemudian, entah apa yang dilakukannya, wujud kegelapan tersebut perlahan lahan berubah bentuk menjadi simbol Ouroboros yang melayang di ruang hampa.

Simbol itu menyala dengan warna Biru muda, dengan mata yang menyala keemasan menatap Erwin dalam kemegahan, seolah olah menyuruh semua orang yang melihatnya untuk berlutut dihadapanya.

Meskipun hanya sebuah simbol, tapi Erwin bisa merasakan bahwa itu bukan simbol mati. Itu adalah sebuah Eksistensi dari sebuah makhluk yang entah kenapa tidak mewujudkan wujud aslinya.

"Alasannya adalah satu. Tempat ini tidak bisa menahan beban dari kekuatanku, termasuk kamu" Dia menjawab pertanyaan yang ada dikepala Erwin.

Erwin tidak bisa lebih terkejut lagi. Dia berada di tempat seperti ini saja sudah tidak bisa dinalarnya, tapi ada lagi Etintitas yang sangat aneh baginya. Kegelapan yang bisa berbicara, berubah bentuk menjadi simbol, bahkan membaca pikirannya. Terlalu banyak hal yang mengejutkan terjadi padanya.

"Kau boleh bertanya mengenai apapun, dan aku akan menjawab nya semampu ku, sebelum kita membahas masalah utama kita" Lagi lagi dia membaca pikiran Erwin.

"Tapi ingat, jangan bertanya hal hal omong kosong yang tidak berguna. Aku tidak suka membuang buang waktuku"

Erwin hampir mengumpat, pertanyaan nya yang tadi juga belum dijawab olehnya. Jika begitu siapa yang disebut buang buang waktu?

Erwin menenangkan dirinya dahulu, sebelum berucap "Baik, aku mengerti. Pertama tama, aku tidak tahu mengapa aku berada disini. Lalu kamu secara tiba tiba muncul dihadapanku dan berkata banyak hal yang tidak kumengerti. Kuharap kamu mau menjelaskannya padaku" Pertama tama, dia ingin tahu apa masalahnya sekarang.

Meskipun dia terlihat berani dengan cara menanyakannya, tapi sebenarnya dia juga ragu ragu. Bagaimana jika yang berbicara dengannya saat ini adalah Dewa? Jika dia tidak berperilaku baik, bukankah akhirnya dia akan dijatuhkan ke Tartarus?

Erwin hanya berharap bahwa Etintitas ini bukan sosok yang emosional.

"Hanya sebagian yang kuketahui. Aku melihat pecahan jiwamu melayang di ruang hampa, dan dekat dengan salah satu cabang Centrum Adunatio. Karena itu, aku menarik pecahan jiwamu ini ke dalam sini, dan memulihkannya. Namun penjelasan mengapa pecahan jiwamu berada di ruang hampa, aku tidak tahu." Jelasnya

"Dan untuk pertanyaan pertamamu tadi, biar kujawab. Namaku Hallon. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku adalah Pemegang Kuasa Infinity"

Dia lanjut menjelaskan mengenai tempat tersebut. Secara singkat, Tempat tersebut merupakan 'Muara' dari banyaknya Imaginary Stream. Dan setiap Imaginary Stream menghubungkan Semesta dengan Centrum Adunatio.

Masih ada kebingungan di hati Erwin. Mengenai mengapa dia bisa sampai terlempar mendekati cabang apapun itu. Bahkan dia yang didepannya pun tidak tahu.

Pecahan jiwa? Memangnya dia terkena serangan sihir atau apalah yang bisa memecahkan jiwanya? Batin Erwin berkata.

Unknown HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang