Erwin tidak tahu apa yang menantinya di ujung jalan cahaya itu. Cahaya itu membawanya ke tempat yang tidak ia diketahui.
Disepanjang perjalanan, dia tidak henti hentinya bertanya pada dirinya sendiri. Apakah pilihannya ini sudah tepat? Dia penasaran, kehidupan seperti apa yang menantinya di dunia yang baru. Dengan teman baru, orang baru, budaya baru, dan atau mungkin... seorang kekasih?
Dia buru buru melupakan pikiran itu. Tujuan utamanya bukan untuk bersenang senang, namun untuk balas budi. Setelah balas budi selesai, dia bisa menikmati kehidupannya sesuka hatinya.
Beberapa waktu berjalan, hingga perlahan lahan cahaya itu meredup, beserta kesadaran Erwin yang perlahan menghilang.
Perasaan tenggelam adalah hal pertama yang Erwin rasakan ketika kesadarannya kembali. Dia mencoba membuka matanya perlahan, dan menemukan dirinya berada didalam tabung berisi cairan berwarna biru muda. Diwajahnya terpasang alat pernapasan, yang dihubungkan selang dengan tabung udara di luar kabin.
Dia melihat tangannya. Begitu kecil dan rapuh, kulitnya berwarna sedikit kemerahan. Dia benar benar berada ditubuh seorang bayi kecil.
"Fital Fluid. Peringatan, denyut nadi terdeteksi. Menonaktifkan peningkat kepadatan frame pada tabung"
Sayup sayup dia mendengar suara. Suara yang tanpa emosi, dia pernah mendengar suara seperti itu didunia asalnya. Suara sebuah kecerdasan buatan.
Air yang beberapa saat lalu berwarna biru muda, berangsur angsur menjadi sejernih air biasa. Sekarang, Erwin bisa melihat kondisi diluar tabung dengan jelas.
Seseorang pria tua, dengan kacamata dan jubah putih bersih. Rambutnya acak acakan dan wajahnya tidak terurus. Dia menatap Erwin yang berada dalam tabung dengan senyuman misterius. Erwin sudah seringkali melihat orang dengan ciri ciri tersebut didunia asalnya. Ilmuan gila, 2 kata untuk menjelaskannya.
Orang itu mengangkat tangannya, dan membuat gerakan seperti menggeser sesuatu. Segera setelah itu, suara tadi kembali terdengar.
"Menonaktifkan pengisian air. Membuka tutup kabin. Peringatan, subyek belum beradaptasi dengan lingkungan. Tetap melanjutkan?" Tanya suara tadi, yang dibalas dengan anggukan orang aneh itu.
"Mematikan program mesin. Subyek diturunkan ke dasar tabung. Membuka pintu kabin"
Erwin yang berada dalam tabung perlahan lahan turun disertai air yang hilang secara bertahap, hingga dia bisa menyentuh dasar dari tabung tersebut. Kemudian pintu tabung terbuka, menampilkan sosok ilmuan itu dihadapannya.
Sang ilmuan mengambil tubuh Erwin dari dalam tabung. Dia mengangkatnya menggunakan kedua tangannya, dan memindahkannya ke inkubator yang hangat dengan sangat hati hati. Perilakunya berbeda 180 derajat dengan penampilannya yang ceroboh.
Dia menatap Erwin dalam diam, dia terlihat ingin meluapkan emosinya namun dia tidak melakukannya. Dia mengarahkan tangannya menyentuh Erwin dengan lembut, seolah olah sedang menyentuh barang yang begitu mudah hancur, penuh kehati hatian.
"Subyek 001 berhasil diciptakan. Program berjalan dengan lancar dan berakhir dengan sukses. Mulai melepas diri dari program..." Suara itu terdengar lagi.
Dari balik layar monitor, muncul sebuah robot yang berjalan dengan kaku menuju kearah mereka berdua. Penampilan robot itu sama seperti robot biasanya, namun bagi Erwin itu masih jauh tertinggal ketimbang robot didunia asalnya.
"Master, setelah sekian lama akhirnya kita berhasil untuk pertama kalinya" dia mengucapkan kata katanya.
Ngomong ngomong, Erwin tidak mengetahui kenapa dia bisa mengerti perkataannya. Dia menebak bahwa didalam bola putih yang diberikan Hallon kepadanya juga berisi pengetahuan mengenai bahasa dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknown Hero
FantasyAkan kutunjukkan kepadamu suatu kisah mengenai seorang jiwa fana, mencari kekuatan dan keabadian, untuk bisa menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. "Aku mati, tubuhku hancur berkeping keping. Penuh dengan kekecewaan dan kepahitan. Tapi sekara...