Flashback!
Malam itu, malam dimana Jerry datang ke rumah Nathan dengan tiba-tiba. Tentu saja Nathan terkejut karena sangat tidak biasanya Jerry akan datang tanpa mengabari dirinya terlebih dahulu.
"Tumben banget kamu kesini ga bilang aku dulu?" Tanya Nathan yang kini masih membuka setengah pintu masuk rumahnya, membiarkan Jerry tetap berdiri di luar sana.
"Gapapa kan sesekali aku ngasih surprise buat kamu, ga boleh?" Tanya Jerry mendelik.
"Ya boleh aja, cuma kaget dikit kamu tiba-tiba dateng"
"Aku ga disuruh masuk dulu ni?" Tanya Jerry kembali.
"Eh! Iya! Maafin, aku lupa," buru-buru saja Nathan membuka lebar pintu masuk tersebut agar Jerry segera masuk.
"Gapapa sayangku, cintaku, gimana kabar kamu hari ini?" Tanya Jerry dengan sesekali memberikan kecupan pada pucuk kepala Nathan.
Kini keduanya tengah duduk disebuah sofa yang terdapat pada ruang tamu tersebut. Nathan semakin mendekat, dia memeluk pinggang Jerry dengan erat dan kepalanya Nathan jatuhkan pada dada bidang Jerry.
"Hari ini cape banget, tapi gapapa aku baik-baik aja kok" ujarnya manja, kepalanya mendongak ke atas menatap Jerry dari bawah sana.
"Kamu udah melakukan yang terbaik, Nathan hebat!"
Cup!
Jerry mencium sekilas bibir Nathan.
"Kalo kamu gimana, kuliahnya ada kendala apa ga hari ini?" Tanya Nathan balik pada Jerry.
"Ada problem dikit tadi, cuma ya udah gitu langsung kelar. Makanya aku kesini pengen peluk kamu biar energi aku balik lagi," Jerry langsung saja menarik Nathan kedalam pelukannya dengan erat.
Bahkan kini pemuda manis tersebut sedikit merasakan sesak, namun tidak apa. Nathan masih bisa mengontrol nafasnya, tangan Nathan sesekali mengusap tengkuk Jerry agar Jerry sedikit merasa rileks. Tak lupa untuk juga mengusap punggung lebar Jerry dengan sayang.
"Kalo kamu lagi ngerasa cape, kamu bisa kapan aja cari aku, Jer."
"makasih ya kamu selalu bisa ngertiin aku," Jerry melepas pelukan mereka berdua, kini keduanya saling pandang satu sama lain. Jerry dibuat gemas dengan Nathan yang kini tengah tersenyum manis kepada dirinya.
Demi apapun, Nathan begitu indah dan cantik secara bersamaan jika sedang seperti ini.
Jerry semakin mendekat dan menatap lekat Nathan, wajahnya sedikit dimiringkan dengan kedua telapak tangan yang menangkup pipi Nathan. Sedangkan Nathan yang paham akan apa maksud Jerry, dia langsung saja memejamkan kedua matanya dengan bilah bibir yang sengaja dia buka sedikit.
Bibir keduanya saling menyatu, lumatan bibir atas dan bawah Jerry pimpin, sedangkan Nathan kini tengah meremas lengan Jerry dengan sedikit kencang guna menyalurkan rasa geli yang tiba-tiba hinggap dalam perutnya.
Kini keduanya saling membalas lumatan dengan sesekali beradu lidah, Jerry bahkan begitu rakus menyesap rasa manis pada bibir Nathan.
"Angh!"
Nathan melenguh, dia merasakan geli ketika Jerry dengan rakusnya memainkan lidah di rongga mulutnya, sesekali menyesap lidah dan juga bermain dalam langit-langit mulut Nathan. Bahkan leher Nathan kini tampak begitu jelas terlihat basah, karena lelehan dari saliva keduanya.
Jerry melepas tautan mereka terlebih dahulu, dapat Jerry lihat kini wajah Nathan yang sangat berantakan. Lelehan saliva mereka berdua yang mengalir ke leher Nathan begitu terlihat menakjubkan membuat Jerry harus menelan ludahnya sesekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
FORGOTTEN [Nomin]
FanfictionKata orang, puncak tertinggi mencintai itu adalah mengikhlaskan seseorang tersebut agar bahagia dengan pilihannya. Itu memang benar adanya, dan Nathan tidak bisa memaksakan. Disclaimer: >>🔞 >>Mpreg >>BxB >>HOMO >>Very short story! [Jangan lupa kasi...