01

312 55 112
                                    

“Makasih ya, Pak.” Luna segera memasuki gerbang rumahnya setelah membayar ojek online. Hatinya gelisah sejak tadi sore. Sekarang sudah pukul 21:15, itu artinya dia harus bersiap mendapat omelan dari mama dan papanya jika ketahuan pulang telat. Luna berjalan mengendap-endap setelah menutup gerbang utama rumah. Saat membuka pintu, kepalanya menengok ke kanan dan kiri, berusaha memastikan keberadaan orang-orang di dalam rumah.

Huft, aman.

Luna menutup pintu. Ketika dirasa sudah aman dan tak ada siapapun, dia berlari kecil menuju tangga untuk segera masuk ke kamar.

“Dari mana?”

Luna membelalak, dia terdiam kaku. Itu suara Jeyson Damian, kakak tirinya yang dingin dan kejam. Cewek itu tahu, jika berurusan dengan Jeyson akan semakin rumit. Luna benci itu.

Jeyson menghampiri Luna yang masih terdiam tepat di bawah anak tangga. “Lo budek?”

Luna meremas ujung seragamnya yang sedikit kusut. Dia ketakutan. “Gu-gue.. habis kerja kelompok di rumah Keyra, Kak.”

Seringai kecil muncul dari bibir Jeyson. “Lo beruntung mama papa belum datang. Tapi, lo berurusan sama gue.”

Setelah mengatakan hal mengerikan, Jeyson menarik tangan Luna dan membawa cewek itu ke kamar pribadinya serta tak lupa untuk mengunci pintu. Luna tahu betul apa yang dilakukan kakak tirinya, menghukumnya hingga Jeyson merasa puas lalu berhenti.

***

Luna tak mengerti kenapa kakaknya selalu berbuat seenaknya. Cewek itu tak bisa menebak jalan pikiran Jeyson. Ada satu hal yang membuatnya bingung, dia tak bisa menolak perintah yang Jeyson berikan. Aneh, menurutnya. Apa karena kakaknya memiliki wajah tampan sehingga dia tak bisa menolak? Atau justru karena dia merasa tak enak akibat Jeyson pernah memberi tahu suatu hal yang membuat hatinya sakit bahwa dia adalah bukan anak kandung mama dan papa yang berakhir menumpang di rumah besar hingga berusia 16 tahun? Entah, Luna sendiri pun bingung, tak tahu. Memikirkannya saja sudah membuat kepalanya pusing.

Dasar gila!

Cowok gak tahu diri!

Cowok aneh!

Cowok

“ARGH! Nyebelin banget, sih! Kenapa gue musti punya abang kayak dia, astagaaa.” Luna menggerutu. Badannya terlentang di atas kasur king size.

Menurutnya, hidupnya akan terasa sial jika berurusan dengan Jeyson. Entah kenapa Jeyson senang sekali membuat Luna kesal bahkan menangis. Sekarang kekesalan Luna bertambah sejak dua jam lalu ketika Jeyson memberinya hukuman. Jeyson menghukum Luna dengan cara menyuruh cewek itu mengerjakan tugas sekolah, menyetrika pakaian, dan membersihkan sekaligus merapikan kamar. Padahal ada Bi Ijah dan Mbak Lastri sebagai Asisten Rumah Tangga di rumah besarnya.

Kalian tahu? Saat Luna duduk di bangku SMP dan mulai menerima keadaan bahwa dia bukan anak kandung dari keluarga Damian, Luna diam-diam mengamati Jeyson. Sikap kakaknya menjadi dingin, cuek, dan kejam saat usianya 12 tahun tepat setelah memberi tahu sebuah fakta kepada Luna bahwa cewek itu bukan adik kandungnya. Waktu itu, Jeyson mencari stick PS yang sengaja disembunyikan papa namun setelah setengah jam lebih tak menemukan apa pun, dia akhirnya menyerah dan menghampiri mamanya yang berada di kamar. Sebelum Jeyson membuka pintu kamar mamanya, dia samar-samar mendengar pembicaraan mama dan papa dengan nada agak tinggi. Bertengkar. Mama bersungut-sungut saat itu. Entah bagaimana kondisi sebenarnya, yang jelas mama mengatakan bahwa Luna bukan anak kandung mereka.

Jeyson yang tak sengaja menguping pembicaraan mama papa, mengerutkan dahi. Kesal. Pantas saja selama ini papanya lebih memihak Luna dibanding dirinya. Jeyson mengepalkan kedua tangan, dia segera membuka pintu kamar mama dan membuat mama papa yang ada di dalam kamar terkejut.

Dari situlah sikap Jeyson yang semula riang, antusias dan senang bermain, kini berubah seratus delapan puluh derajat. Jeyson mulai berani dengan cewek itu, bersikap dingin dan seenaknya. Bahkan terang-terangan mengatakan, “Lo bukan saudari gue. Lo orang asing.” Tentu saja perkataan tersebut sangat menyakiti hati Luna.

Oh ya, jangan lupakan hal ini. Semenjak Jeyson tahu bahwa Luna bukan adik kandungnya, dia terkadang bersikap aneh. Seperti tiba-tiba melarang Luna untuk jangan terlalu sering berinteraksi dengan cowok selain dirinya, membatasi kegiatan Luna, memarahi dan memberi hukuman ketika Luna terlambat pulang ke rumah.

Misalnya saja saat masih SMP, Jeyson berusaha melindungi Luna dari godaan-godaan menjijikkan para senior dengan mengatakan bahwa Luna adalah pacarnya, dan Jeyson mengancam mereka jika saja mereka berbuat ulah. Atau ketika Jeyson mendengar kabar dari temannya bahwa Luna demam tinggi saat mengikuti pelajaran olahraga, dia langsung membawa cewek itu ke ruang UKS, dan menunggunya sampai demam Luna turun.

Sikap aneh Jeyson kepada Luna masih melekat hingga mereka menginjak bangku SMA. Sikapnya membuat Luna terkadang salah paham. Entah, apakah Jeyson mulai menerima Luna kembali sebagai adiknya, atau karena rasa kasihan saja.

“Kenapa gue jadi kepikiran, ya? Duh, untung Kak Jeyson ganteng.” Kini, Luna berganti posisi. Dia telungkup sembari bertopang dagu. Pikirannya kembali teringat kejadian di mana Jeyson menghukumnya dua jam lalu. Luna ingat, Jeyson sangat memperhatikan gerak geriknya ketika disuruh mengerjakan tugas sekolah hingga merapikan kamar. Tetapi bagaimana pun juga, Jeyson tetap kakaknya. Luna tak ingin melawan orang yang lebih tua darinya walau cewek itu satu tahun lebih muda dari Jeyson.

Luna terperanjat ketika pintu kamarnya diketuk dari luar. “Masuk aja, nggak dikunci!” Cewek itu membuang napas kasar, lamunannya menjadi terganggu.

“Luna.”

Hampir jantungan. Suara itu membuat Luna segera memperbaiki posisi, yang tadi telungkup di atas kasur, sekarang cepat-cepat berdiri. Luna menunduk, takut jika saja Jeyson berbuat seenaknya kembali.

Sekarang detak jantungnya berpacu cepat, cewek itu gugup setengah mati. Sialan, kok gue jadi gini?

Jeyson berdiri satu meter tepat di depan Luna. Cowok itu menggigit bibir, terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu.

“Apa gue.. boleh peluk lo?”

Huh?” Luna mendadak menatap Jeyson.

Tanpa mengatakan apa pun Jeyson dengan berani memeluk Luna, sampai membuat cewek itu terkejut sekaligus keheranan.

***

Jeyson Damian

Jeyson Damian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Different Brother [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang