17

9.9K 624 52
                                    

Author POV

1 Tahun Kemudian*

Gadis ini terus menatap keluar dengan senyumannya yang terus merekah. Senyumannya begitu manis seakan tidak akan pernah luput lagi dari wajahnya. Ia terlihat begitu senang memandangi awan-awan di langit.

"Kau jadi ikut tidak?" suara pria ini membangunkannya dari lamunannya. Hanya lamunannya, tapi ia tidak berpaling menatap sekumpulan awan itu.

"Tentu saja." Sahutnya dengan nada semangatnya sambil menghela nafas leganya.

"Kau terus saja menjawab 'iya' atau 'tentu saja', tapi tidak bergegas sama sekali." Pria itu mengacak rambutnya frustasi. Memang benar Gayoung sudah diam disana dan hanya menjawab pertanyaan yang di lontarkan pria itu, tapi tidak juga bergegas.

Gayoung menoleh. Ujung mulutnya yang tadi terangkat segera menurun. "Tidak bisakah kau sabar sedikit?"

"Kau sudah disana selama satu jam! Kau juga tidak bersiap-siap sama sekali." Sekali lagi pria ini mendengus kesal.

"Sudah, sudah. Kalau Gayoung tidak mau ikut, biarlah!" Sahut seorang wanita paruh baya dari arah dapur. Dia adalah Nyonya Park.

Mereka memang tinggal di Jeju bersama Tuan dan Nyonya Park sementara ini. Hanya sedikit pendekatan diri. Tapi besok mereka juga akan kembali ke Seoul.

"Ah, Eommoni! Aku ikut, kok." Gayoung meraih tasnya di atas nakas dan menghampiri pria yang menatapnya datar karena mencoba menyelaraskan emosinya. "Apa?"

"Aku jadi tidak mood lagi." jawab pria dihadapannya itu dengan santai. Duh, tidak usah pakai 'pria ini' lagi. Chanyeol saja.

Gayoung tersentak kaget karena satu kalimat yang membuat amarahnya seakan meledak. "APA?! SETELAH AKU SUDAH SIAP SEPERTI INI?!"

"Jangan teriak-teriak!" ujar Chanyeol yang kemudian hanya mengangguk santai dengan terus menatap ponselnya tanpa menoleh sedikitpun pada gadis di hadapannya. "Sebenarnya itu semua salahmu sendiri."

"SEHARUSNYA KAU BISA BERSABAR SEDIKIT!! KAU TAHU!!"

"Sudah kubilang jangan berteriak." Chanyeol hanya menatap Gayoung tajam dan begitu intens. Ia menghadapkan tubuhnya pada Gayoung yang sepertinya tidak berniat berhenti mengoceh.

"LAGI PULA KAU JUGA TIDAK MENGHABISKAN TENAGA DENGAN MENUNGGUKU, 'KAN??!! Dasar."

Chanyeol melangkah mendekati Gayoung dengan menatapnya sangat-sangat intens. Begitu dalam, seakan menatap mangsanya agar tidak lepas dari cengkramannya. Gayoung yang tidak menyadari itu segera kembali membuka mulutnya.

"KENAPA SUSAH SEKALI MENUNGGU, HAH??! LAGIPULA KAU MENUNGGKU SAMBIL DUDUK KAN??? KAU INI BENAR-BEN-"

Kalimat belum usai Gayoung segera terpotong begitu ia terbungkam. Chanyeol yang membungkam mulut gadis ini. Bukan lagi dengan sebelah tangannya, tapi menakupnya dengan bibirnya. Gayoung terbelalak maksimal mendapati Chanyeol yang memejamkan kedua matanya dengan santai. Sangat tenang, membuat Gayoung ikut terbawa suasana.

Ia juga ikut memejamkan kedua matanya, menikmati sesuatu yang terbilang langka ini. Kejadian ini memang jarang terjadi diantara mereka, maka dari itu Gayoung mencoba mengingat detailnya.

"Oh! Ya tuhan! Maaf eomma tidak tahu kalau-"

"Hm?"

Rusak sudah, semuanya. Suara itu membuat mereka berdua melepas panggutan mereka. Disaat kedua belah pihak juga sangat-sangat terkejut saat ini. Apa lagi Gayoung, wajahnya sudah sangat merah karena malu.

"-kalian bisa lanjutkan" Nyonya Park berbalik badan dan hendak meninggalkan mereka berdua.

"Ah, eomma. Kita berangkat dulu, ya." Sahut Chanyeol yang langsung menarik Gayoung keluar. Gayoung hanya tersenyum ke arah Nyonya Park yang juga membalas senyumannya dengan penuh makna.

Find a Way [exo fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang