" sialan anak itu kemana ? " umpat Carl
" kalian cari dia cepat " ucap Carl pada anak buahnya
Carl baru sadar kalo Mon anak gadisnya itu belom pulang dari semalam . Bukan karna sayang tapi karna Mon adalah model bagi perusahaan nya . Perusahaan tersebut digunakan untuk menutup bisnes narkoba yang selalu ia jalan kan .
Carl lalu duduk sambil memijat kepalanya sendiri ,rasa pusing yang sejak tadi dirinya tahan sudah benar-benar menggila di kepalanya .
" obat ku dimana ck sialan " umpat Carl lagi
Carl lalu berjalan dengan sempoyongan menuju ke nakas untuk mengambil obatnya .
" anak sialan itu malah ilang saat aku benar-benar ingin menjualnya " monolog Carl
Ya Carl berencana ingin menjual mon ke teman-teman mafia nya yang lain selepas saja mon menghabikan tugasnya di perusahaan Carl .
Jijik , itulah perkataan yang sesuai untuk Carl . Sanggup menjual anaknya hanya karna menginginkan uang yang lebih banyak dan lapak kilang narkoba yang lebih meleluasa .
Gila , ya itu juga cocok untuk Carl terlalu gilakan uang sehingga mau menjual anak nya , padahal saat mon kecil Carl dan isterinya tak pernah berniat ingin mengorbankan mon .
Memang inilah yang dinamakan buta akan uang . Uang , uang dan uang itu sahaja yang berada di pikiran dan mata Carl sekarang .
kringg
Carl berdiri lalu mengambil hp nya yang berada diatas meja. Carl lalu mengangkat panggilan tersebut.
" Hallo? " Ucap Carl ragu-ragu
" Hai tuan Carl " ucap Orang tersebut
" anda siapa? " Tanya Carl
" hei ini aku temen mu " ucap orang itu
" zack arthur? " ucap Carl
" pinter " ucap Zack
" gue harap lo dapat bersabar bentar aja mungkin dalam 2 minggu putri ku akan jadi milik mu " ucap Carl
" ouh sudah tentu aku sanggup menunggu " ucap Zack
Panggilan pun dimatikan secara sepihak . Zack tersenyum puas mendengarnya .
" kau dengar sendiri kan ayah mu saja tak mahu dengan mu " ucap Zack
Bukan zack ini bukan zack arthur tapi adrian yang berpura-pura menjadi zack teman carl .
" ga mungkin itu bukan daddy ku " ucap Mon
ya Mon dapat mendengar panggilan tadi , Adrian sengaja menekan loud speaker supaya Mon dapat mendengar perbualan mereka berdua .
Lagi-lagi muka Mon murung , kalau boleh Mon benar-benar tak ingin mempercayai perbualan itu tadi . Tapi suara , nombor hp bahakan cara ngomong nya sama persis 100% seperti Carl .
Mon benar-benar merasa dunia nya telah hancur , dunia nya seperti sudah diterbalikkan . Semua nya terasa hampa , pahit , masam .
" ga itu mungkin karna ayahku sibuk mencari ku , lagipula ga ada suara ibu ku . Ibuku akan selalu bersama ayahku " Ucap Mon
Mon berasa bangga dengan apa yang diucap oleh dirinya sendiri . Merasa pinter merasa hebat dan merasa bahawa yang Adrian call tadi hanyalah anak buah nya yang pinter mengikut suara seseorang .
" ck kau benr-bener mempertahan kan harga diri orang tuaa mu " ucap Adrian
" yasudahlah jika kau tak percaya " ucap Adrian