12. Permainan musuh

41 5 5
                                    

⚠️ Typo bertebarannnnn!!!!!!
⚠️ Alurnya GJ





____________








" Tak mungkin.." Jiya meremat kuat kertas ditangannya, itu kertas pemberian Mashiho tadi.

" Permainan sudah dimulai."

Jiya mengambil ponselnya mendengar suara seseorang yang sudah tersambung disana.

" Arthur... Ini-."

Tut

Jiya melempar ponselnya keatas kasur, bisa-bisanya sambungan langsung terputus begitu saja.

" NOONA?!." Junghwan berlari mendekat pada Jiya, ia menarik tangan Jiya untuk ia bawa pergi dengan cepat membuat Jiya bingung.

" Maaf ... Tapi Doyoung harus tau."

Drett drett..

Ponsel milik jiya diatas kasur terlihat bergetar menandakan ada seseorang yang menelpon dan itu berasal dari
... Mashiho.




.
.

" Jika aku punya obatnya mungkin kita tidak usah berada disini ... maaf." Junghwan menatap Jiya yang hanya diam sambil melipat tangannya. " Aku bodoh."

" Apaan sih?!."

Tak!!

Jiya menjitak kening Doyoung kuat hingga menimbulkan bekas kemerahan. Itu hukuman kecil karena kebiasaan Doyoung yang selalu menyalahkan diri sendiri.

Junghwan meringis melihatnya, ia menggigit jari kukunya berada diposisi canggung begini.

" Bukan salahmu... Lain kali kita akan menyetok obat-obatan." Doyoung memangut.

Fyi, sekarang mereka sedang berada di depan salah satu pintu rawat seseorang dirumah sakit. Junghwan bilang saat Jiya pergi seseorang itu hampir mati jika tidak diberi pertolongan pertama oleh Doyoung tapi karena kurangnya stok obat yang dibutuhkan membuat mereka harus membawanya ke rumah sakit umum.

" Aku akan mengurus administrasi dulu... Kalian tunggu sini."

.

.

.

.

.

.

" Kau jangan pergi dulu!, Atau Junkyu akan menangis karena luka itu." David melirik si pengemudi alias Haruto yang sedari tadi nyerocos seperti membolehkan David untuk mengikat bibirnya itu.

" Aku tak akan lari dari tanggung jawabku.. bocah!." Walaupun kesal dibilangin bocah tapi Haruto tak ingin menghantamnya sekarang.

Sekarang mereka sudah sampai di rumah sakit, baru saja David keluar dari mobil tatapan semua orang terlihat terkejut mengarah padanya.

Bagaimana tidak, darah itu sudah seperti cat yang tumpah saja. Ekspresi David yang mengundang perhatian, bukan menjerit sakit melainkan hanya datar dan menatap sinis semua orang.

" Itu kau yang merasa sakit atau Junkyu hah?." David melengos pergi untuk masuk kedalam rumah sakit.

" Tentu aku ... Kau tenang saja dengan pria aneh itu." Ingin rasanya Haruto menendang tubuh itu dari belakang.

" Siapa yang aku bilang aneh? Junkyu? Akan ku adukan. Lihat saja!."

Junkyu kembali memutar bola matanya jengah akibat Haruto dan ditambah suara terkejutnya para penghuni rumah sakit ini.

RUBY WORLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang