AS | O1

272 5 0
                                    

˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆

───────────────────────────────────

Pagi ini khansa bangun lebih awal, bahkan sebelum teman temannya bangun untuk melaksanakan shalat Tahajud. Di pesantren Al-Hafiz memang diwajibkan seluruh santri untuk melaksanakan shalat Tahajud.

"Naya, ayo bangun, siap siap Tahajud" ucap khansa

"Iya, sebentar lagi" ucap naya sambil mengganti posisinya

"Raya, bangun, Tahajud" ucap khansa

"Iya, ini bangun" ucap Raya sambil bangun dari tidurnya

"Tumben banget kamu bangun duluan, sa" ucap Raya pada Khansa

"Gatau nih, aku gabisa tidur, Ray" ucap khansa, lalu dianggukki oleh Raya

Setelah beberapa menit, mereka pun langsung bergegas pergi ke masjid, sebelum para petugas keamanan menyisir setiap kamar.

"Ray, sa, tau ga kalian? " tanya Naya

"Ngga, kamu belum kasih tau kita juga" jawab Raya

"Betul, emang apa?" tanya Khansa

"Itu loh, Gus Faiz, katanya lagi ada di sini" jawab Naya heboh

"HAAH?! Gus Faiz?! Disini?! " Ucap Raya kaget, dianggukki oleh Naya

"Wah, pasti nanti subuh yang imamin Gus nya deh" ucap Raya senang

"Loh, kamu ko kaya biasa aja sih, sa? " tanya Naya

"Terus aku harus jungkir balik ,tah?" tanya Khansa

"Ya, kamu kaya ga kaget gitu" Ucap Raya

"Ngapain kaget? " Tanya Khansa

"Ya itu, Gus Faiz ada disini, secara kan santriwati disini pada suka sama Gus Faiz" Jawab Raya

"Tapi ga sama aku, aku gasuka" ucap khansa membuat kedua temannya terlonjak kaget

"Bisa bisanya" ucap Raya heran

"Ngapain aku suka sama Gus galak kaya gitu, mana jud-" ucapan khansa terpotong karena mulutnya yang saat ini di bekap oleh Naya

"Hush! nanti kalo Gus nya atau orang ndalem ada yang denger gimana?! habis kamu, sa" ucap Naya

Oke, Khansa akui paras seorang Faiz Bashir Al Hafiz sangat tampan, ditambah dengan postur tubuh nya yang tinggi, alis tebal, bentuk mata yang sempurna, tak lupa dengan kulit sawo matang yang membuat ketampanan seorang Faiz menjadi naik tingkat. Namun ya itu, hanya saja ia terlihat galak, judes, pokonya menyebalkan.

Gus Faiz memang jarang berada di pesantren Al Hafiz, sebab ia memutuskan untuk menimba ilmu di pesantren lain, yaitu pesantren Babussalam.

Akhirnya mereka pun sampai di masjid, memang jarak dari asrama mereka ke masjid itu lumayan jauh. Mereka pun langsung mengambil shaf di tempat biasa mereka shalat.

𝐀 𝐒𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang