•
•
˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆
•
•
───────────────────────────────────
"yaudah yaudah, lanjut aja ngafalin nya" ucap Naya
Sungguh, hari ini adalah hari paling menyebabkan yang khansa lalui, bagaimana tidak? dimulai dari gagal bolos, sampai dihukum oleh Gus Faiz.
Sampai detik ini, khansa masih bingung sekaligus kelas. kenapa? kenapa Gus Faiz yang menyebalkan dimata khansa itu bisa mengetahui panggilan nya. Panggilan yang hanya dipakai di babussalam. Dan bisa bisanya, ia tidak menjawab pertanyaan yang khansa tanyakan tentang nama panggilannya itu.
hari ini memang menyebalkan bagi khansa.
─────
"Khansa, kamu beneran mau pulang dulu ke rumah? " tanya Raya
"huum, Abi nyuruh pulang dulu" jawab Khansa
"kenapa? ko kaya ngedadak banget sih" tanya Naya
"gatau aku pun" jawab Khansa
"yaudah, mending kamu setoran hadist nya sekarang aja, sa" ucap Raya
"iya juga ya" ucap khansa
"yaudah, aku ke ndalem dulu ya, assalamualaikum" pamit khansa
Kini ia menuju ke ndalem untuk bertemu dengan Gus Faiz, dan menyetorkan hafalan hadistnya.
"assalamualaikum, ning" ucap khansa
"waalaikumsalam,ada apa khansa? " tanya sarah
"anu, saya mau bertemu dengan Gus Faiz. Apakah Gus Faiz nya ada, ning? " jawab khansa
"ada, ayo masuk dulu" ajak sarah
"monggo, ning" ucap khansa sambil berjalan di belakang sarah
jujur, ini kali kedua ia masuk ke ndalem, iya, yang pertama saat ia daftar kesini, dan yang kedua hari ini, ia menyetorkan hafalan hadist nya pada Gus Faiz.
"silahkan duduk dulu, biar saya panggil dulu" ucap sarah
"nuwun, ning" ucap khansa, lalu duduk
tak berselang lama, Gus Faiz datang, lalu duduk di tempat yang masih kosong di sana.
"ada apa? " tanya Faiz
"saya mau setoran, gus" jawab khansa
"loh?! bukannya ba'da dzuhur" ucap khansa
"saya mau pulang dulu, gus. takutnya malah lupa" ucap khansa
"silahkan" ucap Faiz
membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk khansa menyetorkan hafalan hadist nya yang lumayan panjang bagi nya. setelah dirasa cukup urusannya disini, khansa pun berpamitan ke asrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀 𝐒𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵
Teen Fictionminimal follow dulu lah Bagaimana jika seorang Gus muda yang masih berusia 20 tahun harus menikah dengan salah satu santri di pesantren? Bahkan mereka berdua tidak kenal satu sama lain, apalagi untuk bertegur sapa. Mereka hanyalah sebatas gus dan s...