AS | O6

252 12 2
                                    

˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆

──────────────────────────────────

kini khansa dan faiz sudah berada di dalam kamar.  khansa kini membaca novelnya sambilduduk di kasur ,menyandarkan tubuhnya pada bantalan dipan, sedangkan faiz, duduk di sofa yang ada di kamar khansa.

"gus" panggil khansa ditengah aktivitas nya membaca

"hm" jawab faiz

sungguh! khansa sangat heran pada sikap faiz yang sangat sulit untuk ditebak. kadang bisa membuat dirinya melayang sesaat, tapi kadang juga bisa membuat nya jengkel.

"gus tadi ngapain deh? " tanya tanya khansa mengingat kejadian tadi

"saya duduk doang" jawab faiz

"ish! bukan, tadi loh waktu di meja makan" ucap khansa, sebenarnya ia kesal mendengar jawaban faiz

"saya ngobrol sama ab-" ucap faiz terpotong

"bukan itu gus, tadi gus ngapain tiba tiba pegang tangan khansa? terus dielus elus gitu? abis itu malah natap khansa kaya gitu?" tanya khansa beruntun

"emangnya tidak boleh? saya kan suami kamu, suka suka saya. lagian bukan perbuatan yang menimbulkan dosa, kan? sudah halal juga" jawab faiz

"iya, tapi kan" gantung khansa

"apa? " tanya faiz

"aneh! aneh gus" jawab khansa

"aneh karena kamu belum terbiasa di sentuh oleh lelaki. iya kan? " ucap faiz

"uhmm, mungkin. emang gus ga aneh gitu? " ucap khansa

"tidak" jawab faiz spj

"wah, berarti gus pernah nyentuh perempuan lain selain khansa?! iya?! " tanya khansa meng introgasi

"tidak" jawab faiz spj prat dua

"bohong! gus pasti bohong! ternyata anak kiyai yang satu ini beda, ga kaya yang khansa suka baca, orangnya alim, taat agama, uhhh pokoe" ucap khansa

"ngawur! kalo saya udah biasa, ga mungkin say-" ucapan faiz dipotong khansa

"ga mungkin kalo tangan gus gemetar waktu khansa mau salam sama gus, terus pas khansa gandeng, iya kan?" potong khansa

"kamu sudah tau, nda usah nuduh yang tidak tidak" ucap faiz

"tidur, sudah malam" titah faiz

"njihhh, gus"

─────

jam menunjukkan pukul 2 malam,waktunya Tahajud,faiz terbangun dari tidurnya, ia pun beranjak dari kasur, namun tak lupa ia membangunkan khansa, yang kini sudah menjadi istri nya.

"khansa, bangun, Tahajud" ucap faiz sambil menepuk bahu khansa

"hmmmm" jawab khansa sambil mengganti posisi tidurnya

"bangun! " titah faiz dengan nada yang  naik 1 oktaf

mendengar itu,dengan cepat khansa bangun, lalu duduk, walaupun setengah jiwanya masih ada di alam mimpi.

"bisa kali biasa aja, gus! gausah bentak kaya gitu! " ucap khansa sambil berjalan ke kamar mandi meninggalkan faiz di dalam kamar yang masih kebingungan

Mereka pun sholat Tahajud bersama, lalu dilanjutkan dengan muroja'ah sambil menunggu waktu subuh tiba.

tak lama adzan subuh berkumandang, mereka membereskan Al Quran yang sudah dipakai tadi, setelah itu melanjutkan dengan sholat subuh bersama.

"assalamu'alaikum warahmatullah... "

"assalamu'alaikum warahmatullah... "

setelah itu, kegiatan khansa dan faiz dilanjutkan dengan membaca doa.

faiz berbalik sambil menyodorkan tangan kanannya pada khansa, tapi khansa hanya diam, seperti tidak melihat tangan faiz yang ada di depannya.

"khem" dehem faiz, khansa melihat faiz dengan tatapan datar, lalu kembali ke aktifitas nya memainkan handphone

setelah cukup lama tidak ada balasan, faiz hendak menarik tangannya, namun khansa dengan cepat menarik kembali tangan faiz, lalu khansa cium, setelah itu ia lepas kembali.

─────

Seharian ini khansa tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut nya pada faiz. Jujur faiz merasa sedikit aneh, namun ia tidak bawa pusing akan hal itu.

Kini mereka berdua sudah bersiap untuk pulang ke pesantren Al Hafiz. Sesuai permintaan khansa, mereka memutuskan untuk pulang malam hari, supaya tidak ada santri yang berkeliaran, dan melihat mereka.

Setelah berpamitan, faiz menjalankan mobilnya menuju Al Hafiz. Selama di perjalanan, tidak ada yang membuka suara, hanya ada suara radio yang mengisi. khansa sibuk melihat keluar jendela, sedangkan faiz fokus menyetir.

"kamu kenapa? " tanya faiz tiba tiba, merasa ada yang aneh dari khansa hari ini

bukannya menjawab, khansa hanya diam sambil terus melihat keluar jendela.

"khansa kamu kenapa? " tanya faiz sekali lagi, namun nihil, tidak ada kata yang keluar dari khansa

"abira khansa zhafira!" ucap faiz, karna sebenarnya ia juga kepo kenapa sikap khansa aneh

"apa sih gus?! " ucap khansa ketus

"kamu dengar saya atau tidak?! " tanya faiz kesal

"iya" jawab khansa, jujur ia sangat kesal dengan faiz

"lalu?" tanya faiz

hening, khansa enggan mengeluarkan kata untuk menjawab pertanyaan faiz.

"KHANSA! " bentak faiz

"APA SIH GUS?! KALO MAU NANYA YAUDAH BIASA AJA! GAUSAH NADA TINGGI KAYA GITU! " ucap khansa tak kesal

Tak terasa, air mata khansa turun, khansa langsung menyeka, dan mengalihkan pandangan ke luar jendela.

'astaghfirullah haladzim' ucap faiz

"maaf, saya ga bermaksud bentak kamu" ucap faiz merasa bersalah pada khansa

───────────────────────────────────

Haloo semuanya!!

Sampe sini dulu yaww

Semoga kalian suka yaa, ehhe

Gimana sama part ini??vote kalo kalian suka yaa!! Tinggalin komentar jugaa, hihihi.

Sorry banget baru bisa up sekarang, huhuhu:(((

Nunggu next part nya ga?

Yaudah, semoga kalian sukaa, ditunggu update selanjutnya yaa!!

Btw vote juga dong, jangan diliat aja, perasaan banyak yang liatnya daripada votenya:(

see u guys‼️🤍👋🏾

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀 𝐒𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang