AS | O6

203 9 2
                                    

˚˖𓍢ִ໋🌷͙֒✧˚.🎀༘⋆

──────────────────────────────────
Satu bulan telah berlalu. Tepat hari ini adalah hari dimana khansa akan resmi menjadi istri seorang faiz bashir al hafiz.

Santriwan maupun santriwati pesantren al hafiz pun turut sibuk untuk ikut mengisi acara ini.

Tepat pukul 8 pagi, semua sudah berkumpul di dalam masjid al hikmah yang berada di dalam pesantren babussalam.

Faiz yang kini level ketampanannya naik drastis! Dengan menggunakan jubah putih, dengan sorban yang ada di bahu kanannya, dan tak lupa dengan peci imamah berwarna putih yang ia kenakan.

Di depan faiz kini sudah ada ilham, selaku wali nikah dari khansa, yang sudah siap untuk menikahkan putrinya itu dengan faiz, yang tampak gugup saat ini.

Mengikuti arahan dari penghulu, faiz dan ilham pun berjabat tangan untuk memulai ijab qobul.

"bismillahirrahmanirrahim, saudara Faiz bashir al hafiz bin hariz luthfi al hafiz, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau, dengan putri kandung saya, abira khansa zhafira binti ilham hasbi al Mukhtar, dengan mas kawin seperangkat alat sholat,serta logam mulia sebesar 100 gram, dan uang sebesar 24.500,00 riyal, dibayar tunai "

"saya terima nikah dan kawinnya, abira khansa zhafira binti ilham hasbi al Mukhtar, dengan mas kawin tersebut, tunai"

"bagaimana, para saksi? sah? "

"SAH! "

"alhamdulillahirabbil'alamiin"

Faiz menundukkan kepalanya sambil memejamkan matanya, lalu menghela nafas panjang. lega. itu yang faiz rasakan sekarang. Tanggung jawabnya kini bertambah karena khansa sudah sah menjadi istrinya.

Hariz menepuk bahu faiz sambil memperlihatkan senyum bangga pada faiz. ia bangga pada faiz karena mau mengambil tanggung jawab yang bisa dibilang tidaklah mudah di usia faiz yang masih terbilang muda saat ini.

Faiz lalu mencium tangan kedua orangtuanya. Bahkan sarah, sang bunda meneteskan air mata bangga pada putranya ini.

Setelah mencium tangan kedua orang tuanya,dan orang tua khansa, faiz diarahkan untuk berdiri, dan menjemput khansa yang ada di luar.

Sesampainya di depan pintu, faiz belum melihat siapapun, ia masih terus menunduk. tak lama, terlihat 3 wanita yang datang, walaupun faiz masih terus menunduk, ia bisa melihat bawah gamis yang muncul di hadapannya.

Ia pun mendongkakkan kepalanya, lalu mata mereka bertemu, namun tak lama mereka langsung menundukkan kepalanya masing masing.

"ning fira, silahkan salim sama guse" ucap salah satu santri yang mendampingi khansa

Dengan sedikit gemetar, kanan faiz pun terulur, tak kalah gemetar dari faiz, khansa mengambil ukuran tangan faiz, dan menciumnya, lalu tangan kiri faiz
menyentuh ubun ubun khansa, lalu membacakan doa.

Setelahnya, kedua tangan mereka pun terlepas. dan kini mereka berdua kembali canggung.

Setelahnya, khansa menggandeng lengan faiz, lalu mereka berjalan ke meja, untuk menandatangani buku nikah.

𝐀 𝐒𝘦𝘤𝘳𝘦𝘵Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang