"Oline jangan tarik-tarik, mau kemana sih?" Tanya ErineOline pun akhirnya melepaskan genggaman tangan nya
"Kita kan udah nyiapin rencana nya, jangan dikasih tau dulu Erine. Biarin mommy papa tau sendiri" kata Oline pelan membuat Erine langsung menutup mulutnya karna ia baru menyadari kesalahannya.
"Oline aku lupa, maaf maaf heheh" cengir Erine dan Oline hanya menepuk jidatnya frustasi.
Mereka pun kembali ke meja makan.
Terlihatlah Oniel dan Indah yang tengah bermesraan, Indah sedang menatap Oniel sembari memakaikan nya dasi dan Oniel yang sedang mengelus rambut Indah membuat mereka tenggelam pada dunia nya sendiri sampai-sampai mereka lupa akan kedua anak nya yang tengah memperhatikan mereka
Perlahan, Oniel menatap Indah semakin dalam. Tubuh mereka pun semakin mendekat sampai - sampai hidung mereka pun saling bertemu.
Erine dengan polos nya melihat pemandangan itu dengan menganga, membuat Oline menoleh dan spontan menutup kedua mata adiknya itu.
"Astaghfirullah!" Pekik Oline yang langsung menutup dengan erat kedua matanya membuat suasana buyar seketika.
Sepasang insan yang tengah bermesraan itu pun dibuat gugup saat melihat kedua anak nya tengah menyaksikan kemesraan mereka berdua.
"E-eh udah dasi nya?" Tanya Oniel gugup membuat indah mengangguk dengan cepat.
"Line, kenapa mata gue ditutup? Kan gue mau melihat kelucuan mommy papa line" kata Erine polos sembari memegang pergelangan tangan Oline
"Sebentar rine, gue memastikan semuanya aman dulu" ucap Oline yang kemudian membuka salah satu matanya untuk memastikan mommy papa nya sudah tidak melakukan hal yang berbahaya bagi kepolosan Erine yang telah ia jaga sedari adik nya kecil ini.
Setelah memastikan semuanya aman dan tak ada adegan yang membuat Erine cepat dewasa, Oline pun melepaskan tangan nya dari kedua mata Erine.
"Yah kok mommy sama papa udah ga so sweet lagi sih? Erine ga boleh ya liat mommy sama papa so sweet sampe mata Erine ditutup kak Oline?" Cemberut Erine
Indah hanya bisa memijit kening nya, ia tak tahu harus mengatakan apa lagi.
"Gimana ya rine" ucap Oline yang menatap mommy dan papa nya sekarang meminta mereka untuk memberi penjelasan pada Erine
"E-eh ini udah jam berapa ayo pada sekolah yuk, kamu juga Niel kerja udah mau telat ini" Indah mencoba mengalihkan pembicaraan nya.
"O-oh iya ayo berangkat" timpal Oniel
"Loh kan papa yang punya perusahaan, emang kalo telat siapa yang bakal negur? Kan papa atasannya sendiri" si polos Erine pun bertanya kembali membuat mereka menepuk kening mereka sendiri
Harus jawab apa lagi kalau Erine sudah banyak bertanya seperti ini?
"Udah Erine pake sepatunya tuh papa udah mau berangkat" ucap Indah dan Erine pun hanya menurut.
Sementara Oline pun kini berdiri tepat di depan mommy nya ini.
"Mom, maaf ya keganggu. Padahal kan mommy sama papa mau ..." Oline menggantungkan ucapan nya.
"Ngga, kalian ga ganggu mommy sama papa. Maaf ya kadang papa memang gatau tempat" ucap Indah membuat Oline mengangguk
"Yaudah kamu berangkat sana, tuh papa udah nungguin" ucap Indah
Oline pun langsung menyalimi Indah, dan tak lupa pelukan nya. Lalu Oline pun berlari kearah mobil yang sudah berada di depan rumah mereka.
"Huh mas Oniel mas Oniel" batin Indah.
~~~~~
"Kamu mau sepatu yang mana sayang?" Tanya Oniel
Oline pun nampak bingung memilih semua sepatu yang sudah ia coba. Menurutnya, semua sepatu itu nampak bagus saat ia kenakkan
"Bentar pah, Oline bingung" ucapnya yang sedang berfikir.
"Yaudah beli semuanya aja sayang, sekalian buat Erine" ucap Oniel
Dengan mata berbinar Erine bertanya memastikan
"Wih serius pah?" Tanya Erine membuat Oniel mengangguk
"Ambil aja yang kalian suka, papa tunggu di kasir ya" kata Oniel lalu ia melangkah kearah kasir.
Oline pun mengambil beberapa sepatu yang menurutnya bagus, begitupun juga dengan Erine.
Setelah selesai membayar, Oline segera mengganti sendal yang ia pakai dari rumah dengan sepatu yang baru ia beli.
"Thank you very much papa!" Seru mereka berdua lalu memeluk tubuh Oniel
"Iya, sama-sama sayang-sayang nya papa" jawab Oniel lembut.
Kini mobil Oniel sudah terhenti di depan gerbang sekolah anak-anak nya.
Oline dan Erine pun berpamitan pada Oniel lalu mereka turun dari mobil dan berjalan memasuki sekolah bersama.
Ini adalah momen yang membuat Erine sedikit takut, karna di semester baru ini pasti semua kelas akan di acak ulang. Ia takut tak sekelas lagi dengan kakak nya Oline.
"Rine, ayo kita liat mading. Semoga kita sekelas ya" ucap Oline
"Line gue takut" ujar Erine
"Takut kenapa sih?" Tanya Oline
"Takut kita ga sekelas line aaaa" ucap Erine
"It's okay rine, kalo kita ga sekelas juga gapapa kan gue masih bisa mantau lo dari jauh" ucap Oline menenangkan
Mereka pun sudah berdiri tepat di dekat mading sekolah yang ramai di kerumuni para siswa yang hendak melihat kelas nya masing-masing.
Oline memutuskan untuk menerobos kerumunan itu untuk melihat kelas nya dengan Erine
"Oline Indah Senjaya 10 MIPA 3 Erine Indah Senjaya 10 MIPA 4, yah" gumam nya.
Ia kembali menerobos keluar dari kerumunan siswa-siswa itu dan menghampiri Erine yang menunggu nya di belakang.
"Rine kelas kita sebelahan" kata Oline yang membuat Erine cemberut seketika.
"Berarti beda kelas dong?" Lesu Erine yang dijawab anggukkan oleh Oline.
"It's okay Erine, yang penting ga terlalu jauh jarak nya" Oline menenangkan Erine pun hanya mengangguk dengan lesu.
_____________________
TBC.
Cerita ini hanya bersifat fiksi jadi jangan dibawa ke dunia nyata yaa!
Semoga kalian suka, dan jangan lupa vote ya terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan hangat Oline.
Teen Fiction"peluk gue selalu ya, Lin." -E "peluk gua, selamanya akan milik lo, Erine." -O