Malam ini, Indah dengan keluarga kecil nya sedang berada di meja makan untuk makan malam bersama.
Jangan tanyakan kemana 3 kakak beradik itu. Mereka bertiga memutuskan untuk kembali pulang ke rumah mereka yang terletak tak jauh dari rumah Indah yang sekarang.
Tak ada obrolan apapun yang menciptakan suasana menjadi hening. Hanya terdengar suara sendok yang bergesekan dengan piring mereka.
"Pah" panggil Erine yang memecah keheningan di meja makan itu.
"Kenapa sayang?" Tanya Oniel
"Emm Erine boleh ngga minta sesuatu?" Erine berkata dengan ragu dan sedikit takut.
"Apa itu?" Balas Oniel
"Erine mau satu kelas sama Oline pah, mom. Boleh ga?"
Pertanyaan Erine membuat Oline spontan menatap kearah nya.
"Harus banget satu kelas ya Rin?" Indah menimpali.
Erine mengangguk.
"Dia ga bisa jauh-jauh dari aku mom" Oline berucap dengan penuh percaya diri.
Erine menatap tajam kearah kembaran nya ini. Ia ingin mengelak, tapi apa yang dikatakan Oline sangat lah benar.
"Papa sengaja ngga minta ke sekolah untuk kalian bisa sekelas tahun ini, karna papa mau kamu ga terlalu bergantung sama kembaran kamu Rin" jelas Oniel membuat Erine menjadi sedikit sedih.
"Papa harap kamu ngerti ya sayang," sambung Oniel lembut.
"Yaudah deh pah, gapapa. Erine ngerti maksud papa" tanggap Erine membuat Oniel tersenyum hangat kearah nya.
****
"Bagaimana kalau ini semua gagal?" Monolog seseorang.
Ia sedari tadi berada di taman dengan perasaan yang tak tenang.
Perkenalkan, nama nya adalah Rava Fadila Aldo Pantjoro. Ia adalah seorang ketua OSIS yang terkenal tampan dan dingin sekaligus misterius. Tak banyak orang yang mengetahui tentang kehidupan asli Rava, karna ia sangat lah tertutup. Hanya satu orang yang benar-benar dapat mengajak Rava berbincang, yaitu Soleh yang tak lain dan tak bukan adalah teman dekat dan satu-satunya yang Rava milikki. Bukan karna tak ada yang mau berteman dengannya, namun Rava sering kali menolak orang lain dengan ketus. Membuat tak ada yang berani mendekat pada Rava. Padahal banyak sekali siswi disana yang suka padanya bahkan sampai ada yang terobsesi pada Rava maupun Soleh. Tak heran sih, mereka berdua adalah idola sekolah yang memilikki banyak pengagum. Tak hanya dari kalangan perempuan, dari kalangan laki-laki pun banyak yang menyatakan perasaan mereka terhadap Rava maupun Soleh. Gila kan?
"Sayang!" Panggil seorang siswi tepat dari belakang Rava, membuat nya berbalik dan melempar tatapan dingin kepada siswi itu.
Dirinya tak takut sama sekali dengan tatapan dingin Rava, karna ia sudah terbiasa.
Panggil saja ia Mutiara. Ia adalah siswi yang sangat terobsesi akan segalanya tentang Rava. Tak jarang Mutiara mengakui Rava sebagai pacarnya membuat Rava sangat jijik dengan manusia itu.
Mutiara juga mempunyai teman yang juga terobsesi akan Soleh, Kathrina namanya."Ck! Bisa ga gausah nempel-nempel?" Jengah Rava yang menghempas kasar tautan tangan Mutiara.
"Ih sayang tapikan-" ucapan Mutiara terpotong
"Eh itu dia" monolog Rava saat melihat seseorang.
Rava melangkah pergi tanpa mempedulikan Mutiara disana, membuatnya jengkel akan sikap Rava yang tak pernah menghargai dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan hangat Oline.
Teen Fiction"peluk gue selalu ya, Lin." -E "peluk gua, selamanya akan milik lo, Erine." -O