O&E
.
.
O&I
.
.***
Bruk!
Tubuh Oline ambruk seketika. Erine melupakan sesuatu yang fatal akibat amarah kembaran nya yang memuncak.
"Bodoh! Oline takut darah.." lirihnya merutuki kebodohan nya sendiri.
Jikalau gadis itu benar-benar marah, hal apapun akan dilakukan nya untuk balas dendam, sifat itulah yang dihindari oleh Erine, meskipun kenyataan nya ia sering sekali disakiti baik secara fisik ataupun mental oleh lingkungan sekolahnya. Namun Erine tahu pasti dampaknya akan seperti ini, jadi ia lebih memilih untuk diam.
Erine berfikir, mengapa ia membiarkan Oline larut dalam amarahnya? Mengapa ia tak mencegah kembaran nya untuk suatu hal yang lebih fatal? Kenapa?
Erine seakan berteriak dalam batin nya sendiri.
"Erine" suara itu memecah lamunan nya.
Se-lama itukah ia melamun? Sampai-sampai ia tak menyadari Oline sudah tak terlihat oleh pandangan nya?
"Masuk" sambung Ashel yang langsung dipatuhi oleh Erine.
~~~~
"Maaf,"
Semua orang disana tak berkutik apapun. Mereka seolah membisu dan terpaku pada tempatnya masing-masing. Erine tak tahu harus menjawab apa.
Erine tak memalingkan pandangan nya pada Oline, ia menatap kembaran nya sangat dalam namun tak bisa di artikan apapun dari tatapan itu. Erine tak bisa berbohong jikalau ia memang kecewa pada orang di hadapan nya ini.
Setetes air mata lolos tanpa permisi, menggenang di pipi tirus milik Erine.
Rasa sakit di tangan nya akibat benda tajam itu tak ada apa-apanya dengan rasa sakit di hatinya sekarang.
Grep!
Oline menarik tubuh Erine dalam dekapannya, Oline memeluk tubuhnya sangat erat. Gadis itu tak pernah bisa menolak pelukan Oline. Walau ia kecewa, tetapi tubuhnya seolah enggan menolak pelukan yang terasa hangat itu.
"Ngga semua harus pakai kekerasan, kan?" Erine buka suara.
"Iya, gua minta maaf kalau udah buat lo takut. Tapi gua gapernah bermaksud buat lo se-takut ini" papar Oline
Erine mendorong pelan tubuh kembaran nya itu.
"Gue ngga suka! Gue ngga suka kalau lo melakukan hal yang buat lo dalam bahaya! Udah tau kan takut darah? Kenapa masih dilanjutin hah?" Sentak Erine meluapkan semua amarahnya.
"Iya.. gua salah, gua minta maaf," ucap Oline lagi.
~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan hangat Oline.
Teen Fiction"peluk gue selalu ya, Lin." -E "peluk gua, selamanya akan milik lo, Erine." -O