bab 7

2K 206 1
                                    


Erine nampak sedang berfikir, apa ia akan benar-benar menerima Rava atau tidak?

Oline menatap takut gadis polos di hadapan nya itu. Sepertinya Oline sedang menyiapkan batin nya niuntuk mendengar jawaban dari Erine? Terdengar terlalu hiperbola, namun itulah yang Oline rasakan. Ia membayangkan bahwa Erine memilikki seorang kekasih nantinya, sontak kepalanya menggeleng cepat. Otak nya pun menolak keras kenyataan yang mungkin akan terjadi.

Di sela itu, Indah dibuat terkekeh ketika ia melirik kearah Oline dengan sorot mata takutnya yang tertuju pada Erine itu.

"Aku bakal jawab apa ya? Gatau, bingung." Erine berkata dengan enteng, namun dapat membuat satu insan bernafas dengan lega.

Oline menghembuskan nafas panjang, Ia pikir Erine akan menerima ajakan Rava untuk menjalin sebuah hubungan.

"Cie, takut ya?"

Suara yang tiba-tiba muncul tepat di depan telinga nya membuat Oline tersentak kaget. Dirinya menoleh, terpampang jelas lah wajah Indah dengan tatapan penuh tuduhan nya.

"Mom, kaget aku" Oline berkata lirih sembari mengusap dada kirinya.

Mereka terkekeh kecuali Oline yang menatap aneh mommy nya dan juga kembaran nya yang nampak sangat kompak untuk membuatnya kesal hari ini.

Gadis itu beranjak dari duduk nya, menenteng ransel seraya berjalan menuju kamarnya. Oline ngambek part berapa ya ini?

"Jangan langsung tiduran nak! Bersih-bersih dulu" seru Indah pada Oline.

"Jangan pundung terus kak, nanti cepet tua" suara lain menyauti, tentunya sang pemilik suara adalah Erine

Oline tak menjawab. Dan Erine pun menuruti Oline memasuki kamarnya sendiri. Tak lupa kecupan yang ia daratkan pada kedua pipi Indah yang meninggalkan bekas kemerahan disana, karna ia sengaja mengoleskan lipstick sebelumnya, membuat Indah menjerit kesal pada Erine. Sang pelaku Erine dengan tak berdosa nya langsung berlari masuk kedalam kamar.

"Yuhu guys, I'm home!" Seru Oniel di ambang pintu.

Ia mengedarkan pandangan nya pada sekeliling yang membuat dirinya sendiri kebingungan.

"Sepi amat" monolog Oniel.

Indah pun muncul di hadapan nya, Oniel tertawa seketika dibuat nya.

"Pipi kamu kayak abis digebukin se RT ndah, pasti habis dicium brutal sama Erine pipi nya" tebak Oniel disela tawa nya.

Tak perlu menjelaskan apapun lagi perihal pipinya yang merah. Oniel sudah bisa menebak kelakuan dari anak bungsu nya itu.

"Kelakuan anak kamu Nil. Bikin kerjaan aku double, untung lucu" Indah sedikit menggerutu, namun masih menyelipkan kalimat manis didalamnya.

Senyuman hangat dapat terlihat jelas dari pancaran wajah Oniel yang menatap istrinya dengan sorot mata tenang, dan tak dipungkiri mata Indah pun mengunci tatapan mereka.

Ah gemas sekali, Pasutri ini tengah saling bertatapan.

Jari jemari Oniel terulur mencapai helaian rambut milik Indah yang terkibas angin hingga sedikit menutupi wajah cantiknya. Oniel menyingkirkan helaian rambut itu dengan perlahan.

Oniel memperhatikan setiap bagian dari wajah cantik Indah. Betapa beruntungnya ia bisa memilikki Indah si wanita yang menurutnya sempurna dan menjadi ibu dari anak-anaknya.

Rasa penatnya langsung sirna hanya dengan melihat senyum Indah yang menurutnya obat terbaik dari segala obat di dunia ini.

"Kamu selalu cantik, ndah. Rasanya aku adalah orang yang paling beruntung di dunia ini karna bisa memilikki wanita sempurna seperti kamu" ujar Oniel dengan tatapan kagum pada istrinya.

Pelukan hangat Oline.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang