bab 4

2.3K 201 2
                                    

Oline berlari sekencang mungkin menuju tempat yang di katakan oleh Erine.

Dengan nafas yang tak beraturan, Oline pun akhirnya sampai tepat di depan halte itu.

Ia melihat Erine sedang berusaha memberontak dari preman itu sambil meneriakkan namanya.

Tanpa basa-basi, Oline langsung menendang pinggang preman itu membuat nya tersungkur jatuh ke tanah. Erine pun dapat terlepas dari cekalan preman itu yang sedari tadi mencoba untuk menyentuh nya.

Dengan segala jurus taekwondo yang Oline keluar kan, ia tak memberi sedikitpun kesempatan pada preman itu untuk bernafas. Terus menerus ia menghajar preman itu walaupun preman itu nampak sudah tak sadarkan diri.

"Oline udah Oline!" Ucap Erine namun Oline tak mendengarkan nya.

"Kak udah!!" Bentak Erine.

Fine, kali ini Oline mendengarkan nya.

"Lo gapapa?" Tanya Oline sembari mengecek satu persatu bagian tubuh  kembaran nya ini.

"Gapapa" jawab nya

"Bohong, ini apa?" Ucap Oline yang menyentuh luka yang berada pada lengan kiri Erine

"Shh sakit line, cuma luka bekas cakaran preman itu aja. Gapapa nanti juga sembuh sendiri" jawab Erine

"Gapapa gapapa, tapi ini berdarah. Berarti lo kenapa-napa dong rine" balas nya

Tak berselang lama, taksi online yang Erine pesan pun sampai. Mereka berdua pun segera masuk kedalam taksi tersebut tanpa mempedulikan nasib preman yang tak sadarkan diri akibat dipukuli oleh Oline dengan segala luka nya itu.

Di sepanjang perjalanan, tak ada yang membuka suara di dalam mobil itu. Membuat suasana pun hening seketika.

15 menit perjalanan telah mereka tempuh, taksi yang mereka tumpangi kini telah terhenti di depan rumah Oline dan Erine.

Oline dan Erine berjalan memasuki rumah mereka bersama, dengan tangan Erine yang di gandeng oleh Oline

ceklek

Pintu rumah pun terbuka, Oline membawa Erine menuju ruang tv dimana Indah, Marsha, Ashel, dan Kathrina sedang asyik berbincang disana.

Mereka berdua datang membuat obrolan kakak beradik itu terhenti

"Mommyy" Erine berlari kearah Indah dan memeluk nya erat.

Sementara Oline, ia langsung berjalan menuju kamarnya tanpa mengatakan apapun.

"Buset sha, shel. anak-anak kak Indah kembar tapi yang satu anak mommy nya banget yang satu cool gila" ucap Kathrina

"Iyalah yang satu cool nurun dari gue" timpal Marsha sombong

"Kalo yang anak mommy?" Tanya Ashel polos membuat Kathrina menoyor jidat nya

"Ya elu lah!" Seru Kathrina

"Elah tin santai aja kali, lu nurunin apa ke mereka?" Tanya Ashel lagi membuat Kathrina terdiam dan berfikir sejenak.

"Nurunin cakep nya" jawab Kathrina

"Anak-anak gue kok kalian sih yang nurunin nya? Kalian aja yang punya anak kalo gitu" Indah berkata.

Oline kembali dari kamarnya sembari membawa kotak p3k di tangan nya.

Ia terduduk di sofa tepat di sebrang Indah dan Erine yang masih memeluk mommy nya itu.

Indah menatap Oline bingung.

"Erine, duduk sebelah gue" titah Oline membuat Erine melepaskan pelukan nya dengan Indah

"Kenapa sayang?" Tanya Indah yang menyadari adanya luka di tangan kiri Erine.

Pelukan hangat Oline.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang