25.

6.5K 644 22
                                    

..

George duduk di sofa. Sedangkan Fred duduk di ranjang.

Zuya sendiri tengah berjongkok mencari buku di laci lemari.

"Sayang?" Panggil George.

"Hng? ... eh?"

Zuya menjawabnya. Namun malah terkejut dengan jawabnnya sendiri, kenapa dia bisa menjawab panggilan itu.

Dia terdiam kaku di tempat. Seolah itu adalah hal mengejutkan baginya.

George terkekeh. Namun Fred malah iri.

"Sayang?" Kata Fred ikut memanggil.

Sayangnya Zuya hanya diam. Dia masih malu di tempat. Fred menghentakkan kaki.

Maju ke arahnya. "Kok Kamu ngga bales panggilan Aku?!"

Fred bertanya dengan kesal. Berdiri di belakang Azura dengan kedua tangan yang menyilang di depan dada.

Zuya berjalan melipir. Tak mau menatap mereka, dia berpura-pura acuh tak melihat meski wajahnya sudah sepenuhnya memerah.

"Sayang- aw! Anjing George!"

George mendengus. "Stop deh lu manggil sayang-sayang. Orang si Sayang engga mau." Balasnya setelah melempar sepatu pada kepala Fred.

Zuya tetap pura-pura tak mendengarnya. Dia hendak keluar sebelum mendengar gedoran pintu.

Kedua alisnya terangkat. Pintu di depannya hampir menghantam wajahnya sebelum George menariknya dengan cepat.

Milona berdiri dengan tegap dan senyum yang terlihat culas.

"Gue menang." Kata Milona.

Anehnya. Mengapa Milona tak menyembunyikan saja amarahnya? Melanjutkannya jika kedua kekasih Zuya sudah pulang?

Jantung Zuya masih berdebar. "Kakak kenapa sih?"

Milona berdecak. "Gue bukan Kakak lu, jangan panggil gue Kakak."

Zuya menipiskan bibirnya. Helaan nafasnya membuat George tertarik untuk memperhatikannya.

"Ok. Kamu mau apa?"

Milona dengan rotasi bola matanya hendak mendorong bahu Zuya. Beruntungnya Fred menepisnya.

Mengusapkan tangannya pada bajunya, merasa jijik telah menyentuh peremouan tersebut.

"Lo yang bakal di masukin ke Rumah sakit jiwa." Milona sendiri terkikik.

Merasa senang dengan imajinasinya. Merasa bangga dengan segala kebodohan yang terlahir dari akar kepalanya.

"Heh jamet. Mending lu keluar. Sebel gue lama-lama."

Fred menutup pintu. Memaksa Milona terdorong ke belakang dengan kesal. Meski begitu, dia tetap melayangkan tatapan sinisnya pada Azura.

"Kamu ngga kenapa-kenapa kan sayang?"

Zuya menggeleng. George tersenyum.

"Loh? Udah mau di panggil sayang?"

Zuya salah tingkah. Memukulkan buku pada George dan segera pergi keluar kamar.

Azura (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang