TEASER 12

1K 42 1
                                        

Lalisa POV

Ketika tubuh ini dibaringkan diatas kasur dan ponselku berdenting. Sebuah pesan masuk datang dari suamiku, hari ini dia bilang ia tak bisa pulang kerumah karena masih banyak pertemuan yang harus ia selesaikan sampai pagi. Bukan pesan yang asing bari Frederic, sudah biasa bahwa ia akan menyelesaikan semua pekerjaannya terlebih dahulu baru ia pulang kerumah.

Aku hanya menatap langit langit kamar megah ini dengan dinginnya yang menyusup tulang. Kalau sudah seperti keadaannya maka aku hanya merasakan satu hal, yaitu kekosongan. Mungkin aku akan mengulas kembali, pikrianku menerawang, memikirkan mengapa aku bisa menikahi Frederic dan pernikahan seperit apa yang sedang aku jalani.

Hingga detik ini aku masih belum mengerti pernikahan seperti apa yang sedang aku perjuangkan, dan pernikahan yang seperti apa pula yang sedang di perjuangkan oleh Frederic. Menurut Frederic kebahagiaan terbaiknya adalah dimana aku hidup dengan sebaik mungkin tanpa berkekurangan satu hal kecilpun. Bahagia dalam bergelimpang kenyamanan. Lalu punya beberapa anak yang lucu dan imut bersamanya.

Tetapi kebahagiaan pernikahan yang aku impikan bukanlah seperti apa yang Frederic perjuangkan. Caranya malah terus membuat aku terus merasa kosong dan hampa. Lama kelaman aku menjadi terbiasa dengan kekosongan dan kehampaan ini, dan aku tahu itu tak baik.

Aku mulai terbiasa jika suamiku tak berada disisiku.

Aku mulai terbiasa dengan kami yang jarang untuk bercengkrama dan bersentuhan.

Aku mulai nyaman ketika ia jauh dariku dan terus berpergian.

Terlebih lagi dengan semua tuntutan yang harus aku lakukan sebagai Nyonya besar dari Rumah Arnault. Aku merasa sesak, ketika semua orang berupaya untuk mengatur hidupkku sesuai dengan keinginannya.

Kosong, sama seperti dengan tubuhku yang tak terisi oleh makanan apapun hari ini. Jika tubuhku yang kosong aku bisa mengisinya dengan makanan. Lantas, ketika hati ini yang kosong. Dengan apa aku harus mengisinya ?.

Akhiri akhir ini ada seseorang yang mampu menambal kekosongan itu. Untuk sesaat, aku berpikir bahwa dia dalah sumber kebahagiaan. Oh, dia dalah orangnya. Ternyata aku juga salah. Kehadirannya juga tidak memperbaiki apapun. Justru menambah masalah baru dan menghancurkan apa yang telah ada.

Sebenarnya, apa yang harus aku perbaiki dari pernikahanku ini ?

Hubunganku dengan suamiku ?

Apakah aku ingin suamiku lebih dekat padaku ? Tetapi ketika ia melakukannya, aku tidak merasa nyaman. Ketika suamiku bilang ia ingin merelakan segala nya demi aku justru kau merasa terbebani dan sangat sesak.

Rasanya berbeda sekarang. Aku begitu nyaman dengan Frederic ketika kami masih bersahabat dulu. Namun setelah menikah, semuanya berbeda.

Sementara hatiku terus menjerit bahwa aku menginginkan Kim Jennie dan aku tak bisa menjauh darinya. Namun kami juga tak bisa bersama. Kami punya cinta, tetapi dunia punya Norma. Kiamat akan terjadi jika publik tahu bahwa Nyonya Arnault yang terhormat ternyata mencintai sesama jenisnya.

Hinaan itu tak akan hanya ditanggung oleh aku saja. Jika semua itu menyangkut aku diriku seorag, mungkin aku akan memperjuangkan cinta ini. Namun terlalu banyak orang yang akan disakiti didalamnya. Terutama Fred, lalu ayahku. Aku tak bisa membayangkan bagaiman caci maki yang harus mereka dengarkan ketika mendengar aku wanita yang mencintai wanita lainnya ?

Sama saja seperti aib. Lalu aku letakkan kotoran di kepala ayahku. Dan aku permalukan suamiku yang baik itu. Aku sungguh tak sanggup jika orang-orangku ikut terluka. Memikirkannya saja kepalaku sudah terasa panas. Mataku perih, genangan hangat air mata yang menuruni Lembah mataku. Dan aku hanya menutupnya dengan tangan kananku.

MISTRESS (Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang