TEASER 14

803 32 0
                                    

Lalisa POV

Semenjak aku berhasil menyingkirkan Kepala Pelayan paling setia dirumah ini. Semuanya mulai berubah total. Diantara aku degan suamiku, dan diantara aku dengan kekasih gelapku. Aku seakan benar-benar berubah menjadi satu orang yang punya dua model kepribadian.

Ketika suamiku idurmah, aku bermesaraan dengannya. Aku mencumbunya, aku menciumnya, aku tertawa bersamanya. Lalu ketika ia pergi untuk berkerja ? Seorang wanita datang keatas ranjangku dan bercinta denganku sampai aku merasa puas.

Benar benar tak ada yang curiga dengan apa yang sedang terjadi. Kim Jennie keluar masuk kamarku, kami semakin hari semakin berani. Mungkin, aku lebih sering menjerit dan mendesah diatas ranjang tidurku bersama dengan Kim Jennie, ketimbang dengan suamiku. Nyaris, kami tak pernah bercinta. Mungkin hanya sekedar bermanja diatas kasur dan berciuman. Tetapi tak pernah sejauh itu.

Aku selalu bermain cerdas, setiap malam aku lebih suka mengajak Frederic untuk mengobrol dengan topik yang dalam. Sehingga kami larut dalam pembicaraan dan tidak terpikirkan untuk bercinta. Frederic orang yang cerdas, dia sangat suka berdiskusi. Dan kugunakan kecerdesannya itu untuk mengelak dari kewajibanku sebagai seorang istri.

Semenjak Nyonya Herz telah dipecat, aku tidak mencari kepala pelayan yang lain lagi. Terkadang Frederic bertanya padaku. "Apakah kamu tidak membutuhkan pelayan baru sayang. Jika ia maka aku akan mencarikannya untukmu" Lantas ? aku menjawab apa atas pertanyaan itu ?

Tidak. Aku tidak membutuhkan pelayan manapun. Karena aku sudah memiliki pelayan terbaik dalam segi hal apapun. Justru dengan tidak mencari pelayan lain memperluas kesempatanku dengan Kim Jennie. Sekarang Tugas Kim Jennie memang merangkap. Aku tau itu agak melelahkan.

Dia menjadi pelayanku, sekretaris ku, dan kekasihku juga. Sehingga wanita itu nyaris 24 jam bersamaku. Hanya kepulangan Frederic saja yang memisahkan kami. Dan sudah bisa dibayangkan bukan ? Betapa leluasanya aku dengan Kim Jennie sekarang.

Kim Jennie benar benar memang sudah seperti obat bagiku. Dia mencekoki aku dengan kenikmatan bahkan lebih dari tiga kali sehari. Aku kencanduan dengan dirinya, aku ketagihan dengan rasa dari dirinya itu. Aku tak bisa lepas. semakin aku menggaulinya semakin aku tak bisa melupakannya.

Dia adalah dewi kenikmatan, dan aku tak pernah kecewa melakukan dosa ini dengannya. Aku sama sekali tidak menyesalinya. Kim Jennie membuat aku merasa hidup ditengah rumah yang selama ini membuat aku seperti seekor ikan didalam kolam.

Ditempat yang sempit ini aku merasa bebas, ditempat yang meyesakkan ini aku merasa nyaman. Hanya karena ada dirinya dan hanya dia yang mampu berbuat seperti itu.

Persis seperti yang sedang kami lakukan sekarang. Sore ini bahkan kami baru saja selesai bercinta. Entah untuk yang kesekian kalinya. Kim Jennie turun dari kasur lalu menarik beberapa helai tisu diatas meja nakas. Menyeka kemaluannya yang aku basahi dengan cairan cinta yang berasal dari diriku. Sementara aku ? Aku terbaring lemas diatas kasur dengan tubuh telanjang.

Aku hanya melirik Kim Jennie yang sedang mengenakan pakainnya kembali. Lalu aku bertanya padanya. Sembari kutatap bongkongnya yang memerah setelah kutampar hasil permainan yang menggemaskan tadi.

"Sayang, kenapa kau berbenah ? Kemarilah, dan bergabunglah kembali denganku diatas kasur ini" Ucapku padanya. Kim Jennie hanya tersenyum, ia semakin seksi dengan rambut hitam panjangnya yang tergerai acak-acakan begitu.

"Jangan. Sebentar lagi Tuan Arnault akan kembali. Kau lupa ? Sore ini kau ada jaddwal kencan dengan suami mu ?"

"Kemarin dia telah menyuruhku untuk melakukan reservasi di sebuah restoran untuk kalian makan malam." Mendengar penjelasan Kim Jennie aku hanya menghela nafas. "Ahhh.. aku malas sekali. Tidak bisakah aku melewatkannya saja ?"

MISTRESS (Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang