Teaser 1

1.5K 65 7
                                    

*Halo, ini hanya teaser ya, jadi hanya akan diupload dengan tujuan memperlihatkan alurnya saja ya..*

Lalisa POV

Terkadang apa yang membedakan bangsawan dengan orang biasa ? Secara kasat mata, tak ada perbedaan yang berarti. Bangsawan mengenakan pakaian, orang biasa juga mengenakannya. Bangsawan juga makan, orang biasa juga makan tiga kali sehari. Tak banyak hal yang membedakan, tetapi ada satu perbedaan yang merubah segalanya.

Yaitu Pengakuan dari orang lain. Diakui pengaruhnya, diakui kekuasaan yang mereka punya, diakui apa yang dimilikinya dan diakui martabatnya. Tak semua orang punya pengakuan, dan orang Biasa tak akan memiliki semua pengakuan yang aku sebutkan.

Besok adalah hari yang sangat penting. Dimana rumah ini sedang merayakan hari ulang tahun pernikahanku yang ke tiga. Karpet merah pun digelar, ratusan pelayan menata bagian tengah sedemikian rupa. Diantara para pelayan sayup sayup aku mendengar obrolan mereka.

"Hei, apa itu Nyonya Arnault ? Wahh... dia cantik sekali" Salah seorang pelayan wanita Bicara begitu. "Kulitnya benar benar mulus seperti porselen" Ucap temannya yang satunya lagi.

Ketika aku melintas dihadapan mereka, mereka langsung memeluk nampan diatas paha lalu menyapa dengan dagu yang disembunyikan kebawah. "Selamat pagi Misstress Arnault" Panggilnya padaku. Aku hanya tersenyum lembut menanggapi mereka. "Pagi" jawabku.

Para pelayan itu terus histeris sambil berlari kedapur mengeluhkan namaku. Aku sudah terbiasa dengan itu. Mungkin dimata orang lain aku terlhat seperti Dewi, padahal nyatanya sama saja, Aku sama dengan mereka yang juga manusia biasa.

Akupun heran mengapa orang orang terlalu mengagungkan aku begitu. Rasanya orang orang telalu melangitkan diriku yang hanya serendah tanah ini. Namun pada dasarnya itu kembali lagi, pada yang aku bilang dari awal. Aku mendapatkan pengakuan hanya karena takdirku dilahirkan dari keluarga bangsawan. Sesuatu yang mungkin benar benar akan di syukuri dan ingin di miliki oleh setiap manusia di dunia ini, Adalah hidup sempurna seperti aku. Tanpa ada cela sedikitpun.

***

Bak mandi yang telah diisi oleh susu murni dan kelopak mawar merah muda yang harum. Setelah lelah berkerja dan empersiapkan pesta untuk besok, aku memilih untuk menenangkan syarafku sambil berendam susu di bak mandi.

Jangan salahkan aku, meski di afrika sana orang orang sulit meminum susu. Aku malam membuang buangnya saja se bak mandi untuk menenangkan kulitku. Sebenarnya aku takPrnah meminta perawatan yang eksklusif ini. Namun kembali lagi, Suamiku, Frederic Arnault selalu memberikan yang terbaik untukku.

Setelah aku rasa aku berendam cukup lama, akhirnya aku keluar dari rendaman susu. Kulitku terasa lembut dan harum. Lalu kubilas tubuhku dengan air mawar. Seorang pelayan baru saja mengantarkan se dulang air mawar yang harum.

Ia juga membantuku untuk menggosok punggungku. Tenang saja, pelayanku ini adalah perempuan. Namanya Nyonya Herz, Bahkan dia adalah wanita paruh baya yang lembutnya sudah seperti seorang ibu.

Tak pernah ada sejarahnya pelayan di Mansion mewah milik Nyonya Arnault ini dihuni oleh pelayan pria. Entahlah, suamiku itu agak pemilih. Tidak, lebih tepatnya protektif. Ia tak suka jika ada pria asing yang berlalu Lalang dihadapanku. Bahkan, Jika aku harus mengurus sebuah urusan bisnis tanpa dirinya. Maka dia akan mengirimkan banyak pelindung suruhannya untuk mengiringi ku kemana-mana.

Alasannya hanya satu. "Istriku terlalu cantik, aku tak suka jika ada mata jahat yang mengekorinya." Arnault memang agak Posesif, tetapi ia lakukan itu atas dasar cintanya yang tak terbendung kepadaku dan aku memahaminya.

Setelah memijat punggungku, Nyonya Herz tiba tiba bertanya padaku. "Nyonya besar.. tidakkah anda penat terus menerus seperti ini ?"

Aku hanya menoleh kepada Nyonya Herz lalu memutar badan. "Bibi Herz, seandainya aku ingin bilang, aku ingin berteriak karena semua kepenatan ini. Tapi aku tahu aku tak bisa"

MISTRESS (Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang