Manisnya keberuntungan kue kuntilanak

37 10 15
                                    

Ikala menata kue kuntilanak dengan cermat di atas meja. "Cendol, jam berapa?" tanyanya tanpa mengalihkan perhatian dari karyanya.

"Jam satu, Bu," balas Cendol sambil melirik jam dinding di depannya.

Kesadaran tiba-tiba menyelinap di wajah Ikala. "Astaga, Ibu lupa jemput Tata." Tanpa ragu, dia langsung meraih kunci motor bututnya yang tergeletak di sebelahnya, bergegas keluar, memikul tanggung jawab tak terduga untuk menjemput Tata.

Saat tiba di sekolah, wajah lelah Tata menyambut Ikala. "Lama banget, Ibu!"

"Maaf, Nak. Ibu sibuk buat kue kuntilanak, jadi Ibu lupa jemput kamu," ucap Ikala memohon maaf.

"Sejam, Ibu! Sejam!" Tata tampak kesal karena kelamaan menunggu.

"Maafin, Ibu. Beli es krim yok!" ajak Ikala, berusaha mencairkan suasana.

"Tiga ya?" tawar Tata, dan Ikala hanya mengangguk. Senyum ceria segera melingkupi wajah Tata, gembira karena akan menikmati tiga es krim sekaligus.

Tata melompat naik ke motor, dan Ikala tanpa ragu langsung memacu motor ke arah rumah. Sambil dalam perjalanan, mereka singgah sejenak di warung untuk membeli es krim yang telah dijanjikan untuk Tata.

Sesampai di rumah, Tata turun dari motor dengan penuh keceriaan. Tidak lupa, ia memulai dengan memakan es krim miliknya, sambil dengan lincah mengenteng dua es krim lain di tangan kirinya, yang kemudian dengan cermat dimasukkan ke dalam kantong kresek. Suasana kebahagiaan pun terasa mengisi rumah Keluarga Dino, dipenuhi senyum dan kegembiraan dari keseruan Tata dengan es krimnya.

"Bagilah, satu," pinta Cendol, matanya tertuju pada es krim yang dipegang oleh Tata.

"Nggak boleh, ini milik Tata," jawabnya sambil menjauh dari Cendol.

"Dasar pelit," seru Cendol dengan nada canda.

Tata mendekati Ikala yang tengah sibuk di dapur, "Ibu, Ibu nggak bikin kue Dino?"

"Nggak, Ibu membuat Kue Kuntilanak, mau?" tawar Ikala.

"Nggak mau," tolak Tata menggeleng.

"Kenapa, nggak enak ya, buatan Ibu?" tanya Ikala, berpura-pura sedih.

"Enak kok, Bu, tapi Tata takut dengan bentuknya. Lebih suka kue Dino, lucu-lucu dan bentuknya," jawab Tata dengan senyum.

Ikala tersenyum ramah, "Dua hari lagi, Ibu akan membuat kue Dino karena ada yang memesan. Mau nggak Tata ikut, buat beberapa banyak, mungkin?"

"Mau Bu, kalo bisa banyak, Bu. Tata juga ingin memberikan sebagian pada Toto," ucap Tata dengan senyuman tulus.

Ikala menggeleng, mendengar permintaan Tata. Setiap kali Ikala membuat kue Dino, selalu ada permintaan dari Tata untuk membagikan sebagian kepada Toto.

"Iya, ganti baju sana! Habis itu makan," suruh Ikala, Tata mengangguk lalu berlari menuju ke kamar.

Setibanya di kamar, Tata dengan cepat membuka lemari dan meraba-raba baju yang ingin dipakainya. Beberapa detik kemudian, ia keluar dari kamar dengan seragam baru yang masih terlihat kusut.

Ikala melirik Tata dengan senyum, "Cepat sekali kamu, nak. Bisa jadi atlet lari."

Tata tertawa kecil, "Iya Bu, siapa tahu nanti dibutuhkan di Olimpiade lari cepat."

Ikala dan Tata saling tertawa, menciptakan momen kebersamaan yang penuh keceriaan di dalam rumah mereka yang sederhana.

Tata makan dengan lahap, menikmati setiap suapannya. Sementara itu, Ikala sibuk menata kue kuntilanak yang baru selesai dibuat ke dalam tempat kue.

"Tata, habis makan bantu Ibu ya, bawa beberapa kue kuntilanak ke depan," pinta Ikala sambil terus sibuk mengatur kue-kue tersebut.

Tata mengangguk antusias, "Iya, Bu! Aku bantu!"

Setelah Tata selesai makan, mereka berdua bergegas ke depan. Cendol sudah menunggu dengan senyuman di wajahnya.

"Buk, costumernya udah datang nih. Yuk, bantu bawa pesanan 1000 kue kuntilanak ke meja depan," ucap Cendol sembari menunjuk ke arah pintu.

Ikala dan Tata langsung bergerak, membawa pesanan kue kuntilanak yang cukup banyak. Dengan hati penuh semangat, mereka meletakkan kue-kue tersebut dengan rapi di meja depan.

Cendol membantu mereka dengan tersenyum, "Bagus, nih. Pelanggan pasti senang dapat kue-kue cantik kayak gini."

Ikala tersenyum bangga, "Iya, Cendol. Semoga mereka suka dengan pesanan kali ini."

Dengan kerjasama yang baik, mereka berhasil menyelesaikan tugas dengan lancar, menciptakan harmoni di tengah kegiatan membuat dan mengantar pesanan kue kuntilanak.

Costumer penasaran dan bertanya, "Berapa ini semua?"

Ikala menjawab dengan ramah, "Satu juta lima ratus ribu." Tanpa ragu, costumer itu mengeluarkan handphone untuk melakukan transfer. "Sudah ditransfer," katanya sambil menunjukkan bukti transfer.

Ikala tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Setelah transaksi selesai, Cendol, Ikala, dan Tata dengan cermat membawa kotak-kotak kue kuntilanak ke mobil costumer yang telah parkir di depan warung.

Suasana kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, merasa senang dapat menyajikan kue-kue unik mereka kepada costumer yang puas. Dengan hati yang penuh kehangatan, mereka berpamitan pada costumer tersebut, berharap bisa menyuguhkan kembali kelezatan karya mereka di lain waktu.

Costumer tersenyum ramah sambil mengambil uang 50 ribu dari saku, lalu memberikannya kepada Tata. "Ini untuk jajan," katanya dengan tulus.

Ikala dan Tata berusaha menolak, tetapi costumer bersikeras. "Ambil aja, buat jajan. Terima kasih ya atas kuenya, enak sekali!" desisnya.

Tata akhirnya menerima uang tersebut dengan senyuman tulus. "Terima kasih banyak. Semoga lain kali bisa pesan lagi," ucap Tata sambil menyimpan uang itu dengan hati-hati di saku celananya. Ia ingin menyimpannya dengan baik agar tidak terlihat oleh kedua kakaknya.

Salam manis MakPluto, MangoSweet27,MACA_RON142, napriani, & queen_skyy28

Keluarga DinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang