...

417 29 7
                                    

Karina memeluk beberapa kenalannya, rata-rata sih pekerja disini yang mungkin udah terlalu hafal sama bentuk wajah nya.

Gak jarang banyak mata yang tertuju kearah mereka, maklum gak pernah lihat cewek cantik ngegandeng cewek cantik lainnya, barangkali.

Mereka duduk tepat di depan bar, dan tentunya mereka di sambut dengan hangat sama bartender yang udah kenal baik sama Karina.

"Mau minum apa malam ini?" Tanya perempuan yang terlihat berumur lebih tua dari keduanya, yang Giselle tau bernama Yuqi, dari cerita singkat Karina.

"Apa aja yang jadi menu terbaik, disini. Aku percaya ke kamu, kak" ucap Giselle yakin.

Yuqi menanggapi pernyataan itu dengan senyuman manis, merasa tertantang untuk menyajikan liqour terbaik miliknya ke gadis cantik itu, sayangnya tangan Karina yang sejak tadi gak berhenti bertengger di pinggang gadis itu bikin nyali nya agak ciut buat nge goda.

Semua orang di sini juga tau kalau tipikal Karina suka gonta ganti cewek buat dia ajak kesini, atau sekedar dia dapetin dari bar ini buat temen tidur. Karena Karina punya ketakutan buat menjalin hubungan jangka panjang, toh dia tau kalau mendapat restu dari keluarganya sebuah hal yang mustahil.

Itu sebabnya dia memilih untuk menjalin cinta satu malam sama tiap orang berbeda untuk sekedar memuaskan hasrat seksual.

Dan Yuqi bisa lihat dari gerak tubuh keduanya, kalau ada sesuatu yang berbeda kali ini, untuk satu sama lain.

"Nanti temenku gabung, gapapa kan?"

"Si Winter? Gapapa sih santai"

"Kok tau namanya Winter?"

"Kan kamu sempet cerita kalo temenmu cuma dia doang"

"Oh iya bener juga"

Nolep emang mudah di tebak, pikir Karina.

Sesaat kedua gelas minuman itu tersaji di depan mereka, kedua nya saling mengangkat gelas dan saling bersulang, menegak cairan liqour berperisa itu.

Mereka kembali membuka obrolan ringan, sembari menikmati musik keras yang berdentum di ruangan minim cahaya itu.

Kali ini obrolan jatuh pada kisah percintaan, Karina mengakui kalau dirinya tak punya banyak mantan, mungkin hanya sekitar dua mantan lelaki semasa sekolah.

Dan untuk perlabuhan seksual yang mulai berubah, di mulai sejak masa kuliah, dia jatuh cinta pada teman satu angkatan, tapi yang namanya cinta gak selalu mulus, perempuan yang di sukai ternyata hidup dengan normal.

Sejak saat itu Karina gak pernah pede buat menjalin kasih dengan perempuan, dia juga takut kalau suatu saat kebusukannya soal penyuka sesama jenis ini bakal tercium orang tua nya.

"Jadi kamu sering ketemu cewek-cewek itu disini dong ya" tanya Giselle yang kini diangguki mantap oleh wanita di sebelahnya.

"Jadi aku orang keberapa yang kamu ajak kesini?"

Eh, Karina gak nyangka bakal dapat pertanyaan ini.

"Jujur sih aku gak ngitung udah berapa banyak ngajak orang asing ke sini, bisa di bilang ini safe place ku biar gak ketauan ortu, dan aku udah kenal sama hampir semua pegawai disini, aman pake banget lah.."

Oh, orang asing ya?

Pikir Giselle dalam hati. Entah mengapa pernyataan barusan bikin dia agak murung, meski benar kalau mereka benar-benar asing sebelum ini, tapi gak di pungkiri kalau Giselle mulai nyaman dengan kehadiran Karina yang menemaninya di sisa-siasa hari terakhir, di kota ini.

When this rain stopsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang