"Sorry kalau kamarnya berantakan"
Karina menggerjapkan matanya beberapa kali menelusuri seisi kamar yang menurutnya cukup rapih, hanya ada beberapa pakaian yang menggantung di sofa, dan satu cup bekas mie instan.
"Jangan bilang kamu makan mie doang selama disini?" Tanya nya sembari tertawa, Giselle yang memperhatikan kemana tatapan Karina berasal, langsung berlari untung membuang cup tersebut ke tempat sampah.
"Sorry, kelupaan buang. Biasalah anak muda kayak kita kan doyan makan yang instan kalo lagi mager"
Kita? Seumur hidup Karina, gak pernah sekalipun nyentuh begituan, kalo ketauan ortu udah berasa make narkoba kali ya.
"Masih ada? Aku mau" tanya Karina agak malu.
"Oh kamu laper ya? Mau pesen makanan online aja?"
Karina menggeleng lemah, seluruh darahnya naik sampai ke wajah, bahkan pipinya lebih merona dari ciuman mereka di bar tadi.
"Jangan ketawa, please?" Ucapnya setengah berbisik, bahkan kedua jemarinya saling menggenggam satu sama lain, pertanda kalau dia gugup.
Giselle menatap lekat ekspresi lucu di wajah gadis itu, bahkan satu alisnya ikut terangkat saat menunggu jawaban lain yang bakal keluar.
"Aku belum pernah makan mie instan.."
"BUAHAHAHAHAHA.."
Tawa Giselle merekah ke seluruh penjuru ruangan.
Karina sedikit berlarih kearah gadis yang tergelak tawa itu sembari memukul-mukul bahunya untuk diam,
"Kan udah janji, di bilang jangan ketawa!"
"Iya-iyaa, untungnya aku masih punya satu. Aku seduhin bentar, kamu duduk di sofa aja" Giselle berjalan menuju pantry, sembari mengelap ujung matanya yang basah akibat tertawa.
Lucu aja, tahun segini masih ada spesies manusia yang gak pernah makan mie instan, kan nikmat duniawi!
Gak lama keadaan hening, kedua nya masih sibuk sama kesibukan masing-masing.
Karina memainkan game di ponselnya, sembari menunggu sang tuan rumah selesai nyeduh mie untuknya. Gak lupa dengan bibir bawah yang manyun, mungkin masih bete.
"Nih dimakan, kamu gak ada alergi micin,kan?"
"Aku cuma gak pernah makan mie, bukan gak bisa makan sembarangan"
"Jutek banget, mba. Nanya doang aku nya"
Karina masih diam, kini ponselnya ia lempar sembarang, lalu mengambil cup mie itu dengan raut wajah riang.
"Selamat makan!" Katanya,
Selamat makan, Rin. Bisik Giselle pelan, ia memperhatikan raut wajah yang berubah-ubah dari gadis di sampingnya, tampak riang dan bahagia.
"Enak?"
Karina mengangguk cepat, lalu meminum langsung kuah yang masih di penuhi asap kecil itu dari bibir cup.
"Leganya!" Katanya lagi, sebelum benar-benar meletakan cup yang kini kosong ke tempat sampah.
Giselle menyodorkan cola dingin yang baru dia ambil dari kulkas mini, untuk Karina minum.
"Gimana? Rasanya ngelanggar rules yang udah di buat sama pemerintah?"
Satu pukulan lagi, agak lebih keras dari yang tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops
RomanceDi tengah guyuran hujan yang semakin deras, Karina mau tak mau harus merelakan malamnya yang panjang bersama gadis yang baru dia temui di sebuah kafe.