Suara rintik hujan mulai membasahi jendela kaca yang tertutup rapat, kedua nya kini sama-sama mengalihkan pandangan ke arah jendela yang menampilkan sosok langit yang mulai gelap gulita, pertanda kalau hari mulai malam, dan hujan bakal panjang.'Here we go again' pikir masing-masing dalam hati.
Karina mulai mengelap air di pelupuk matanya, dan segera bangkit dari posisi duduk bersila tadi, ia sedikit berjalan ke arah balkon, memastikan kalau keadaan cuaca gak seperti perkiraan nya. Dalam hati dia memohon kalau hujan bakal segera reda.
Tapi sayang, langit di depan mata sedang bermuram durja, bahkan sepertinya hujan di musim kemarau ini bisa di kategorikan badai.
"Mustahil, kamu harus nginep kalau begini. Gapapa kah?"
Belum ada tanggapan dari Giselle yang masih bengong menatap ke arah jendela, hingga pertanyaan Karina berikutnya yang mampu mengusik pikiran liarnya.
"Atau mau aku anterin pulang sekarang?"
Giselle buru-buru menggelengkan kepalanya, bahkan kedua tangannya ikut bergerak menandakan kalau dia tak setuju sama ide barusan.
Dia gak keberatan untuk mengulang setiap adegan lima tahun lalu, bahkan kali ini dia butuh ending untuk kisah satu malam mereka.
Ibarat semesta sudah merestui, kenapa enggak di nikmati sekaligus? Begitulah pikirnya.
"Aku nginep deh" ucapnya acuh, lalu ikut berdiri dari sofa,
"Boleh pinjem kamar kecil gak ya?"
Sementara Karina hanya mengangguk, sembari tangannya menunjuk kearah toilet di dekat dapur.
Ia kembali duduk setelah lelah mondar mandi sejak kepergian sosok Giselle, bahkan tanpa sadar ia menggigit ujung kuku nya, pertanda kalau hatinya mulai gusar.
Karina tau kemana alur membawa mereka nantinya, meski dalam hati ia juga menginginkan hal yang sama sejak lama, tapi entah mengapa salah satu sisi dirinya menganggap hal ini salah.
"Aku udah selesai dari tadi, kamu ngelamunin apa sih?" Tanya gadisnya yang kini duduk di sebelah,
Mungkin lebih pantas di sebut Wanitanya?mengingat usia mereka sudah sama-sama matang.
Karina menggeleng lemah, lalu merapikan anak rambutnya untuk ia kuncir.
"Gimana, mantan kamu yang lima tahun itu?"
Giselle menatap manik mata itu sebentar, mencoba membaca maksud dan tujuan dari pertanyaan barusan.
Dengan sekali helaan nafas, ia pun menceritakan semua nya. Awal mula dia memutuskan untuk ke kota ini dan bertemu Karina di kafe waktu itu.
Wanita yang umurnya terpaut tiga tahun dari nya, yang ia temui di masa orientasi kampus, yang merupakan kakak tingkat di jurusan yang sama. Aeri yang awalnya ragu untuk menerima penyataan cinta sang kakak senior, mengingat ini kali pertama hubungannya bersama perempuan, meski gak di pungkiri kalau dulu dia pernah jatuh cinta lebih dulu pada sosok Ning Zhou, yang merupakan cinta pertamanya.
Hubungan mereka berjalan baik, bahkan di tahun ketiga, mereka memutuskan untuk tinggal di satu atap yang sama. Baik Aeri dan sang pacar cukup saling mencintai satu sama lain, bahkan ia bisa menyelesaikan kuliah nya dalam kurun waktu yang cepat, tentunya ada sosok sang pacar sebagai alasan ia ingin cepat selesai di dunia pendidikan.
Di tahun kelima, semuanya mulai berubah seiring waktu, Aeri mulai menemukan kejanggalan di hubungan mereka, sang kekasih lebih sering berbohong dan ketauan beberapa kali berselingkuh dengan rekan sesama model di agensi mereka. Yap, semenjak lulus, dia memutuskan untuk masuk ke dunia modeling di Agensi yang sama dengan sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
When this rain stops
RomansaDi tengah guyuran hujan yang semakin deras, Karina mau tak mau harus merelakan malamnya yang panjang bersama gadis yang baru dia temui di sebuah kafe.