BAB 29 ( PROMISE )

27 5 0
                                    

" Sekalipun lo dalam bahaya, gue rela mati. "

~ Dava ~

" Cepat masuk! " Dava membukakan pintu mobil untuk Zeeva.
" Kakak kenapa buru-buru kayak gitu? " Zeeva menoleh pada orang itu dan Dava langsung menutupinya.
" Udah nurut aja. "
" TUAN MUDA!! "

Dava menoleh ke arah bodyguard papanya yang sudah mulai mendekat ke arah parkiran. Tanpa berlama-lama, Dava juga masuk dalam mobil, memakai seatbelt, mengunci semua pintu mobil dan menghidupkan mesinnya. Tetapi kedua bodyguard itu berhasil menghampiri mobil Dava dan mengetuknya.

" BUKA PINTUNYA TUAN MUDA!! "
" JANGAN COBA-COBA KABUR LAGI! MENYERAH SAJA!! "
" TUAN BESAR PASTI AKAN MEMBUNUH ANDA. "
" Kakak, mereka ini siapa? " Zeeva mulai ketakutan.
" Nggak kenal! "

TIT TIT!!

Dava menekan tombol klakson mobil bermaksud untuk menyingkirkan mereka sebelum dia akan melakukan mobilnya. Namun para bodyguard itu malah lebih kuat memukul jendela mobil dan menarik knop pintu. Zeeva kedua kupingnya untuk tidak mendengar keributan yang dibuat oleh orang asing tersebut.

" KELUAR SEKARANG JUGA! "
" TUAN DAVA!!!! "
" KAKAK, SEBENARNYA INI KENAPA?? "
" Cih, " Sisi dingin dan acuh tak acuh Dava mulai terlihat disini. Dia menginjak gas agar mobilnya mulai berjalan. " Anjing sialan! "

BRUMM!!

" KEJAR TUAN MUDA! "
" HUWA!! "

TIT TIT

Padahal ini adalah hari terakhir Dava berada di universitas ini. Tapi bukannya mengukir kenangan indah yang dia lakukan, melainkan membuat keributan dengan melajukan mobilnya secepat kilat seperti orang gila dari dalam kampus sampai ke luar kampus.

Semua orang terkejut batin mendengar klakson yang diberikan oleh Dava agar semuanya menyingkirkan dari jalan. Hariz, Ryan dan Arka yang masih sibuk dengan keluarga malah berkumpul dan melihat aksi mengejutkan itu secara langsung.

" Itu mobil Dava,kan? " Kaget Hariz.
" Zeeva juga ada,tuh. Tapi kenapa,tuh orang dikejar-kejar? " Ryan menatap kedua temannya.
" Itu bodyguard papanya. " Kata Arka cukup santai.
" Berarti dia dalam bahaya. " Lanjut Ryan.
" Kita harus bantu! "
" Gak perlu, " Arka menolak keinginan Hariz barusan. " Dava tau gimana caranya nyelesain masalah sendiri. "

Disatu sisi, mobil Dava sudah melaju lebih kencang di jalan besar dengan mobil bodyguard itu yang terus mengejar mereka dari belakang. Dava dengan kerennya masih saja terlihat tenang menghadapi mereka dan sesekali melirik mereka dari kaca spion. Sedangkan Zeeva? Zeeva terus memegangi dadanya yang hampir copot karena ulah kegilaan Dava.

" Berhenti!! "
" Tenang aja, gak perlu panik. " Dava melihat ke kaca spion lagi. " Brengsek, lo salah cari lawan. "
" Ja-- "

Brum

" DAVA!! "

Zeeva terus saja merasa mual di sepanjang jalan. Jika bisa, dia ingin sekali pingsan di tempat sekarang juga. Tepat disaat Dava melintasi simpang empat, dua mobil bodyguard ayahnya muncul lagi dari sisi kanan dan kiri.

" ITU SIAPA LAGI,SIH? " Sangking stres nya, Zeeva malah menjambak rambutnya sendiri. Dia terduduk lemas dan tidak bisa melakukan apapun lagi.
" Itu bodyguard papa gue, "
" Apa? " Zeeva mengeluarkan kepalanya ke jendela untuk melihat mereka di belakang. " Ka-kalau bodyguard papa kakak... KENAPA KITA HARUS DIKEJAR KAYAK GINI,SIH? "
" Karna gue udah nyuri barang berharga punya papa. "
" Dasar anak durhaka. Ta-tapi, masa cuma nyuri barang sampai harus dikejar kayak gini?"

Mobil bodyguard itu sudah berhasil mengepung mobil Dava. Suara klakson juga terdengar begitu nyaring. Sampai Dava terpaksa membuka jendelanya dan melihat bodyguard itu sudah lama menunggunya.

Secret 8,3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang