Tiga hari ini, semua sangat sibuk.
Setelah ada penguman resmi tentang akan diangkatnya selir utama kerajaan untuk yang pertama kali, semua orang berbahagia menyambutnya. Akhirnya, akan ada kesempatan bagi kerajaan untuk mendapat putra mahkota yang mereka impikan. Karena aku tidak pernah dapat dapat mengabulkan oleh kondisi kesehatanku.
Posisi Madame ini pun tidak main-main adanya. Klan Wei juga telah memasang ancang-ancang karena kelak akan menjadi prioritas di kerajaan karena statusnya.
Walau klan Jian—klanku—pun tidak diam saja, dan mulai protes akan keputusan raja. Namun itu sama sekali tidak berarti, karena tidak ada dasar hukum yang cukup kuat yang dapat mengabulkan keinginan mereka.
Tiga hari penuh seluruh istana di bersihkan dan dihias semeriah mungkin untuk menyambut datangnya Madame. Bahkan kata Tsu Yi, suasananya lebih meriah di banding saat kedatanganku ke istana, dulu.
Dekorasi siap, makanan siap, pakaian siap, undangan telah tersebar untuk kalangan bangsawan, semua sudah beres. Tinggal ocehan dari mulutku yang tidak kunjung selesai, perkara baju yang harus aku kenakan saat upacara pemberkatan.
"Kenapa harus sebesar dan seberat ini?"
"Pakaian Anda tidak boleh lebih rendah dari apa yang dikenakan pengantin hari ini, karena anda seorang Ratu kerajaan ini," kata Dayang Senior.
"Tapi bukan aku yang menikah, kenapa aku ikut susah?"
"Anda tetap harus menganakannya yang mulia."
Aku melihat para dayang membawakanku tujuh lapis, kalian tidak salah dengar. Itu benar tujuh lapis pakaian yang akan aku kenakan. Dengan jubah keagungan berwarna ungu gelap. Hiasan rambut yang penuh dengan permata dan emas murni. Bayangkan saja kau membawa emas lima kilo di kepalamu, apa kau akan baik-baik saja?
"Mari segera selesaikan ini."
Aku dibersihkan, dan segalanya. Make up, aku percayakan pada Tsu Yi, karena aku telah mengajarinya Teknik make up yang baik dariku. Aku tidak mau seperti orang-orang di era ini yang mengenakan make up seperti boneka caky. Itu menakutkan. Aku Ratu, dan bisa menentukan selera make up-ku sendiri.
Lalu mereka memasangkan semua pakaian di tubuhku. Satu persatu. Saat semua terpasang, bahkan dalam posisi duduk pun aku merasa berat. Bahkan hiasan di kepalaku pun memenuhi pikiranku, seberapa lama aku mampu bertahan dengan semua ini?
Lalu aku mengawasi bayanganku yang ada di dalam kaca, dan mendapati orang yang terlihat sangat berbeda dengan aku yang bisanya.
Aku sering sakit di era ini. Jarang sekali bagiku untuk berdandan dan menunjukan diriku dalam tampilan yang paling sempurna. Hari ini, aku baru melihat diriku yang lain. Wanita muda yang memilki kecantikan alami yang lembut. Wajah ini sangat mirip dengan diriku di masa depan, hanya saja lebih muda.
Untuk kecerahanya, kulit ratu lebih putih dari milikku. Aku banyak berkerja di lapangan, juga An Yize yang suka sekali mengajakku jalan-jalan. Aku tidak pernah sekurus ini di masa depan. Walau juga tidak terlalu gemuk juga. Aku menjaga proprsi dietku dengan ketat. Namun saat ini, tanpa diet aku dapat mengurangi berat badan hanya dengan jatuh sakit beberapa kali dalam sebulan.
Uh... aku mulai pusing dengan semua ini.
"Apa Yang Mulia siap?" tanya Dayang Senior.
Aku perhatikan dia lebih kurus dari sebelumnya. Ia sudah sangat jarang sekali terlihat di istanaku sejak aku memberinya tugas rahasia. Ia hanya akan datang ketika ada acara-acara besar yang menuntutnya harus menjalankan tugasnya untuk menemaniku. Aku akui, ia melakukannya dengan baik. Ia mulai dapat memulihkan citaranya di hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mati di Episode Satu (TAMAT)
Romance"Yang Mulia Ratu! Saat ini Raja sudah punya selir kesayangan!" SIAL. Aku harus cepat-cepat turun dari posisi Ratu. Tahta ini akan membunuhku. Aku tidak mau mati konyol di episede satu. Saatnya untuk menjadi comblang cinta antara Raja dan Selir kesay...