Chapter 1: Musim Dingin

14 0 0
                                    

Faye berdiri di tengah hamparan salju. Bau udara musim dingin yang jadi favoritnya. Udara yang segar dan tenang, membuat pikiran jadi relax saat menghirupnya. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah dengungan kendaraan yang melintas di jalan raya terdekat. Meskipun ketika membuka mata, semuanya membeku, putih, tertutup salju. Pemandangan seperti ini masih terasa seperti mimpi. 

Satu Januari itu, Faye akhirnya bertemu lagi dengan musim dingin. 

Memulai tahun baru di negara baru rasanya tepat. Faye mendarat kembali di negara empat musim setelah sekian lama tinggal di Indonesia, yang hanya memiliki musim kering atau hujan itu. Salju itu bikin kangen rupanya. Kapan ya Faye terakhir kali bertemu salju? Saat kuliah? Itu berarti lebih dari satu dekade yang lalu. Wajar kalau jadi kangen.

"Kamu tahu, ada alasannya kenapa udara musim dingin itu menyegarkan."

Faye terngiang kata-kata Jungsoo, sahabatnya sejak kuliah. Jungsoo yang menjemput Faye di Incheon airport tadi pagi, dan mau direpotkan untuk urusannya di sana seminggu ke depan itu. 

"Memangnya apa?"

"Menurut penelitian, bau lebih lambat bergerak di udara dingin dibandingkan udara panas. Makanya makanan yang panas atau hangat, biasanya lebih tercium baunya daripada makanan yang sudah disimpan di kulkas."

Faye bengong. Jungsoo yang dulu terkenal sebagai badut cringe dan hobi party di kampus ini ternyata sudah berubah. Meskipun bawelnya tetap sama karena sepanjang perjalanan dari Incheon tadi, dia belum berhenti berbicara. Setidaknya kali ini bawelnya lebih berisi. 

"Oi, Faye. Segitunya terkesima sama salju?"

Jungsoo menghampiri Faye, yang sedang menatap hamparan salju di parkiran rest area highway yang menghubungkan Seoul dengan Sokcho.

Lapangan parkir yang tertutup oleh gundukan salju, menutup garis batas dari setiap ruang untuk masing-masing mobil. Beberapa kendaraan yang terparkir memiliki lapisan salju, permukaannya memantulkan cahaya lembut dari matahari yang masing malu-malu, meskipun hari sudah menjelang siang. Aspal di bawah salju berwarna abu-abu tua yang kontras, hanya diselingi oleh jejak ban dan jejak kaki yang ditinggalkan oleh mereka yang berhenti untuk istirahat. Salah satunya adalah milik mobil yang dikemudikan Jungsoo.

"Kan sudah lama nggak ketemu salju. Indonesia tidak punya salju."
"Kalau sama aku, terkesima juga tidak?"
"Hah?"
"Kan Indonesia juga tidak punya aku."

Faye menarik kembali pemikirannya tadi. Jungsoo masih tidak lucu. 

The Scented Thing Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang