Chapter 10: Katanya Itu Kutukan

2 0 0
                                    

Hari masih gelap ketika mereka keluar dari kamar masing-masing dan bertemu di lobby. Jam sarapan belum dimulai. Namun Jungsoo memaksa keluar sebelum matahari terbit.

"Pantai yang mana," tanya Faye ketika mereka berjalan menuju mobil.

"Kejutan," jawab Jungsoo sambil tersenyum misterius.

Faye masuk dan duduk di kursi penumpang tanpa banyak bicara. Sokcho sudah cukup terpencil untuk dia bisa kabur sendiri. Tempat yang jadi kejutan ini bisa jadi lebih pelosok lagi. Ikuti sajalah ke mana Jungsoo mau pergi. Mobil yang dikendarai Jungsoo masuk highway ke arah utara.

"Nggak di Korea Utara kan?" Tanya Faye, sambil melirik teman seperjalanannya.

"Ya, DMZ ada di situ sih kalau Faye mau lihat-lihat."

"Jungsoo, aku mau ke pantai. Dan Korea Utara bukan mall yang untuk dilihat-lihat," pungkas Faye sewot.

Jungsoo tertawa. Suasana di luar masih gelap karena kata Jungsoo ini pantai sunrise. Jadi tidak ada yang bisa dilihat Faye meskipun menoleh ke jendela.

Road trip bersama Jungsoo selalu penuh kenangan. Selalu, karena ada cerita tidak biasa di setiap perjalanannya. Waktu kuliah dulu, mereka pernah mengemudi berdua ketika Thanksgiving break. Ceritanya mau road trip cross country menjelajah Amerika. Lalu mereka terjebak badai di sebuah kota terpencil di Mississippi pada malam sebelum Thanksgiving, ketika semua orang sibuk makan malam bersama masing-masing keluarga. Untungnya ada sepasang warga lansia lokal yang baik hati dan menampung mereka berdua yang kebingungan.

Mereka melewati Thanksgiving bersama pasangan lansia tersebut. Makan malam tradisional daging turkey, mashed potato, cranberry sauce dan pumpkin pie. Semua masakan si nenek. Faye sedang membilas piring kotor dan memasukkannya ke mesin cuci piring, ketika si nenek menawarkan sesuatu yang tidak bisa ditolaknya.

"Anak-anak dan cucu-cucu nenek tidak ada yang mau diwariskan kutukan ini. Kamu mau?"

"Nenek yakin ini kutukan? Kok terdengar seperti berkat?" Ujar Faye setelah menimbang-nimbang apa yang diceritakan si nenek.

"Tergantung cara kamu memandangnya, Nak. Jadi kutukan buat nenek, karena kami sudah jarang bepergian. Apalagi naik mobil," begitu jawabnya. Mereka berdua kembali fokus ke pekerjaan masing-masing. Jungsoo dan si kakek sedang nonton TV di ruang depan.

"Faye sedang memikirkan apa?"

Suara Jungsoo membawanya kembali ke saat ini. Faye menatap Jungsoo yang menyetir mobil di sebelahnya.

"Mississippi," jawabnya pendek. Jungsoo pasti paham.

"Ah iya, bicara soal Mississippi, aku selalu lupa mau bilang kalau apapun yang nenek berikan padamu waktu itu, tidak akan berhasil kalau aku tidak setuju," ujar Jungsoo dengan nada serius.

"Maksudnya?" Tanya Faye. Dahinya berkerut menerka-nerka apa maksud Jungsoo.

"Kutukan itu, kata si kakek harus dilakukan berdua," jawab Jungsoo.

Jungsoo tersenyum penuh kemenangan. Di mata Faye, wajah gantengnya jadi menyeramkan. Di ujung sana, segaris cahaya matahari sudah terlihat mengintip.

Waduh, celaka. 

The Scented Thing Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang