Chapter 9: Nostalgia Mimpi Jaman Kuliah

2 0 0
                                    

Jungsoo dan Faye kembali ke hotel. Matahari sudah tenggelam membuat suasana penginapan sedikit berubah. Warna biru cerah ceria berubah jadi sedikit kelam. Mereka berpisah di pintu. Faye masuk kamar dan menutup pintu. Seketika hening.

Faye merebahkan diri di atas tempat tidur. Untuk sebuah hotel kecil, kamarnya nyaman walau tidak terlalu luas. Tempat tidurnya juga empuk. Sayang tidak ada guling, ujarnya dalam hati. Tapi, hotel mana yang menyediakan guling? Di Korea Selatan apalagi. Menemukan penginapan seperti ini dalam waktu singkat pasti tidak mudah. Terutama di waktu liburan musim dingin. Namun Jungsoo selalu berhasil mewujudkan keinginan Faye.

Faye menjangkau Remote TV lalu menyalakan TV-nya. Penginapan kecil seperti ini tidak memiliki Smart TV dengan fasilitas cable atau layanan berbayar. Semua channel adalah lokal yang tertangkap oleh antena. Yang langsung muncul adalah berita kecelakaan mobil di hari tahun baru. Sebuah mobil terbalik di jalan tol. Faye tidak paham Bahasa Korea. Tapi, seram ah gambarnya. Next.

Gambar di layar berubah jadi variety show. Ada seorang ayah dan anak kembarnya. Kamera mengikuti mereka keliling rumah. Anak kembarnya lucu. Tapi ya, lagi-lagi Faye terkendala bahasa. Tidak bisa relate. Next.

Untung ada Jungsoo, pikir Faye. Penduduk Sokcho bukan yang paling fasih berbahasa Inggris. Banyak orang lanjut usia di sini, dan mereka juga tidak tahu bagaimana harus bersikap terhadap orang asing. Padahal kotanya nyaman dan pemandangannya indah.

Kembali ke TV, kali ini acara musik. Ada 5 orang perempuan muda menari dan menyanyi. Girlband apa ini? Faye belum pernah lihat. Tetapi karena ini musik, setidaknya Faye tidak perlu mengerti artinya. Yang penting lagunya enak. Yah, daripada suasana hening, batin Faye.

"Aku mau pulang kampung dan jadi idol," kata Jungsoo. Ketika itu mereka berdua sedang pergi traveling ke San Diego untuk liburan musim semi bersama dua orang lainnya, Minki dan Mingyu.

Mereka menyewa sebuah penginapan dekat pantai, dengan perapian di ruang tengah.

"Hyung, apa tidak terlalu tua untuk debut?" Tanya Minki.

"Entahlah. Tapi kalau tidak dicoba dulu kan tidak tahu," jawab Jungsoo dengan nada optimis.

"Tapi Jungsoo, suaramu biasa saja dan kamu tidak bisa menari. Wajahmu tampan sih," ledek Faye sambil tertawa. Jungsoo melempar bantal kursi ke arah temannya itu. Minki dan Mingyu tertawa. Saat itu, diantara mereka berempat, hanya Jungsoo yang benar-benar sudah punya rencana.

Tetapi, ternyata Jungsoo benar-benar pulang ke Korea. Audisi di beberapa agency lalu lolos. Setelah itu mereka putus kontak karena sama-sama sibuk. Jungsoo jadi trainee, Faye mulai kerja kantoran. Entah bagaimana dia berhasil debut di usia yang tidak muda, dan auto menjadi leader di grupnya. Faye sempat menyaksikan penampilan perdana Jungsoo dan grupnya di internet. Lalu fokus ke perusahaan yang dibangunnya bersama Minki dan Mingyu.

Sampai akhirnya, Jungsoo menghubungi Faye lagi. Mereka pun bertukar kabar sekali-sekali. Dan bulan lalu, Faye memutuskan untuk datang ke Korea karena ingin healing. Lelah akan semuanya. Jungsoo bersedia menemani, tapi yang ada mereka malah terjebak nostalgia.

The Scented Thing Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang