Chapter 8: Buang Ke Laut

3 0 0
                                    


Menjelang hari gelap, mereka kembali ke Sokcho. Karena musim dingin, matahari terbenam lebih cepat. Mobil yang meluncur turun dari area pegunungan, dengan pemandangan yang berubah dari bukit-bukit dengan pepohonan kering, ke tanah yang lebih datar. Faye menatap ke luar jendela. Kesunyian yang dirasakan di pegunungan masih terasa, membawa rasa damai di perjalanan.

"Besok ke laut?" Tanya Faye memecah keheningan.
"Iya, gantian ke tempat favorit kamu."

Jungsoo tertawa. "Pantai itu menyenangkan lho, Faye."
"Kalau di film murder mystery bisa jadi tempat menghilangkan barang bukti."
"Aduh, Faye. Kamu tuh kenapa tidak suka drama saja sih. Seram kan."

Sekarang gantian Faye yang tertawa mendengar protes Jungsoo. Entahlah, bagi Faye, drama itu tidak menarik. Film detektif atau yang menerka-nerka pelaku pembunuhan atau kriminal lebih seru.

"Kalau Jungsoo pasti lebih suka drama karena kamu kan gombal."
"Enak saja. Drama itu romantis, bukan gombal."
"Lebih seru menebak-nebak misteri, siapa pelakunya. Apa yang terjadi berikutnya..."
"Makanya kalau sama kamu, aku juga jadi sibuk harus menebak-nebak."

Faye tertawa.

"On a more serious note, Faye, ada barang apa yang ingin kamu buang?"
"Ada," jawab Faye cepat.

Pikiran Faye kembali ke tahun sebelumnya, waktu pertama kali dapat hadiah dari seorang laki-laki yang diharapkannya bisa membantunya melupakan Jungsoo. Mereka bertemu di acara ulang tahun sebuah cafe, lewat seorang teman yang sama. Obrolan berlanjut ke chat dan ternyata nyambung. Tapi yang ada malah sekarang laki-laki itu yang menghilang dan dia duduk di mobil bersama Jungsoo. Atas nama healing.

"Ini."

Faye mengeluarkan seuntai kalung dengan bandul kupu-kupu. Jungsoo melirik benda yang dipegang Faye.

"Hadiah dari Pin-cen-je?"
"Vincent."
"Iya Pin-cen-je."

Faye tertawa terbahak-bahak mendengar logat Korea Jungsoo yang mencoba melafalkan nama Vincent.

"Untuk apa dia kasih kamu kalung?"
"Waktu itu dia pulang business trip dari Thailand. Tiba-tiba kasih kalung katanya oleh-oleh."

Muka Jungsoo berubah jadi serius. Lalu tiba-tiba mengambil kalung dari tangan Faye, membuka jendela mobil dan melemparnya ke luar. Kalung itu melayang ke luar, melewati pembatas jembatan lalu hilang ditelan kegelapan.

Faye bengong.

"Sudah aku buang."
"Er..."
"Kamu tidak usah pikiran itu Pin-cen-je."

Bukannya merasa marah, Faye malah merasa lega. Sudah beberapa lama, kalung tersebut ada di tasnya. Mau dibuang tapi masih terasa berat.

"Tapi, Jungsoo, besok di laut aku buang apa jadinya?"
"Apa saja, tapi jangan buang aku."

Mendadak Faye mual.

The Scented Thing Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang