Chapter 7: Puncak Gunung

2 0 0
                                    

Wah, sampai juga ke puncak gunung.
Mencapai puncak gunung adalah momen kemenangan, dan perasaan yang dialami bisa sangat mendalam dan memiliki banyak lapisan. Apalagi buat Faye yang hampir tidak pernah pergi mendaki.

“Faye, hati-hati licin. Ada banyak salju mencair yang membeku lagi,” Jungsoo mengingatkan, lalu menambahkan, “seperti hati kamu itu.”
“Woi, enak saja.”
Jungsoo tergelak. Katanya naik gunung bisa memunculkan sifat asli seseorang. Kalau Jungsoo tetap gombal dan cringe begini, berarti memang beginilah sifat aslinya.

Namun Jungsoo tetap menggenggam tangan sahabatnya, si paling pernah naik gunung itu. Faye sudah terpeleset dua kali sepanjang jalan menuju puncak Gwongeumseong. Pemandangannya indah, meskipun udara dingin. Angin sedikit kencang membuat Faye harus berusaha dua kali lebih keras untuk berdiri tegak di area miring. Terpeleset kali ini berbahaya karena bisa jatuh dari atas tebing. Konyol kan.

Faye melayangkan pandangannya ke sekeliling, dan sejenak terasa damai. Ada perasaan bahagia yang luar biasa saat Faye berdiri di puncak dan menikmati pemandangan Pegunungan Seorak yang menakjubkan. Katanya puncak ini adalah tempat yang populer untuk melihat matahari terbenam.

Tidak terlalu banyak orang naik gunung hari itu. Kata Jungsoo, kalau tahun baru, orang Korea biasanya ke laut. Jadi yang ke gunung Seorak pasti lebih banyak turisnya. Memang tidak salah healing ke gunung. Faye jadi ingin duduk di sini selamanya memandang bebatuan yang tertumpuk es dan sisa salju.

“Faye, turun yuk.”
“Lah, baru juga sampai. Kenapa sih?”
“Itu, pengumumannya bilang angin terlalu kencang untuk ada di atas sini. Jadi, kita harus turun ke bawah.”
Faye mendengar sebuah pengumuman diucapkan melalui pengeras suara yang ada di dekat tangga naik tadi. Pengumuman berbahasa Korea yang tidak disertakan terjemahannya. Tapi ada beberapa kata yang Faye paham dan sepertinya memang seperti yang Jungsoo bilang itu artinya.

Tempat mereka berdiri memang tempat terbuka. Angin yang terlalu kencang bisa berbahaya. Meskipun Faye merasa dia tidak seluruh itu untuk bisa diterbangkan angin, apalagi setelah beberapa hari ini, porsi makanannya tidak terkontrol.

“Ah, baru juga sampai puncak,” ucap Faye sebal.
“Hidup memang begitu, Faye. Lucu ya. Kadang kita sudah susah-susah mengantri kereta gantung, hiking 10 menit ke puncak gunung, lalu baru bisa berdiri tegak, eh sudah disuruh turun lagi.”
“Maksudnya apa itu? Kamu nyindir?”

Jungsoo tertawa puas. Wajah Faye terasa panas. Namun sekilas dilihatnya ada kesedihan di mata sahabatnya. Ah, mungkin ini bukan cuma tentang dirinya.

“Everything is gonna be alright, you know.”
Sebut Faye asal. Entah kalimat itu untuk siapa.
“Yeah, kita akan selalu baik-baik saja kok.”
Sahut Jungsoo sama ngambangnya.

The Scented Thing Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang