" Gue takut lo bakal ninggalin gue suatu hari nanti. "
~ Dava ~
" Udah sore kak. Kakak masih mau tidur di sini? "
Hembusan angin yang sejuk membuat Dava yang sedang tertidur di atas paha Zeeva terpaksa terbangun. Begitu dia membuka mata, hal pertama yang dia lihat adalah sosok Zeeva yang sedang tersenyum dengan rambut terurai indah. Gadis itu menunduk menatap Dava.
Selang beberapa detik kemudian, bayangan wajah Elbara tiba-tiba muncul disebelah Zeeva dengan sosok cowok itu yang memakai baju serba putih dan melayangkan senyuman yang teramat lebar.
" Kak? " Heran Zeeva.
" Ahh! " Dava tersenyum lalu menutup wajahnya dengan lengan kirinya.
" Udah 5 jam,loh kakak tidur. Hoam!! " Zeeva menguap. " Paha Zeeva jadi sakit,nih. "Grooo
" Termasuk laper, " Zeeva cukup menahan malu ketika perutnya mengeluarkan bunyi karena keroncongan. " Btw, tadi kakak mimpi apaan sampai ngigo gitu? "
" Ngigo? Lo sembarangan aja kalo ngomong. "
" Nggak percaya banget,sih? Tadi kakak ngigo sambil nangis, terus panggil-panggil nama Zeeva buat jangan pergi. Maksudnya apaan,tuh? " Zeeva menaikkan sebelah alisnya, bermaksud untuk menjahili Dava.Dava spontan bangkit dan duduk membelakangi Zeeva dari samping karena berada di bangku yang sama. Dalam hati, dia terus mengumpat untuk dirinya sendiri karena telah berani mengigau yang aneh-aneh di depan Zeeva.
" Kakak kangen Zeeva? Iya,kan? Makanya sampai kebawa mimpi. "
" Enggak, geer lo. "
" Kalau enggak kenapa kakak genggam tangan Zeeva terus dari tadi? "Dava membulatkan matanya. Begitu dia lihat kebelakang, ternyata benar kalau dia sedang menggenggam tangan Zeeva lalu segera melepasnya. Dava membuang mukanya dan menyentuh keningnya lalu menyugar rambutnya ke belakang.
" Sorry, gue gak sadar. "
" Gak apa-apa. Zeeva malah seneng kakak ngigo panggil nama Zeeva terus. " Senyuman Zeeva kemudian luntur. " Tapi Zeeva kecewa. "
" Kecewa kenapa? Gue ada buat salah? " Dava memperbaiki duduknya untuk menatap Zeeva dan mengingat kesalahannya.
" Bukan. Padahal Zeeva udah ada rencana foto-foto waktu habis wisuda. Jalan-jalan liat pemandangan bareng kakak. Eh, malah gak tercapai. "Dava terkekeh pelan. Ternyata gadis ini begitu berharap untuk menghabiskan waktu bersamanya. Ya, sebenarnya Dava juga kecewa karena kedatangan bodyguard ayahnya itu membuat semuanya tidak berjalan sesuai rencana dan keinginan mereka.
" Bentar, "
Dava berlari ke mobilnya lalu mengambil baju toga, topi lalu buket bunga yang diberikan oleh Zeeva. Pria itu pun kembali lagi dengan memberikan buket itu pada Zeeva lalu dia memakai baju itu langsung membuat Zeeva keheranan.
" Kakak mau ngapain? "
" Mau foto bareng,kan? " Dava merapikan pakaiannya lalu memanggil seseorang yang sedari tadi memotret orang-orang. Bisa dibilang fotografer. " Permisi, tolong fotoin kami berdua,ya? "
" Berdua dengan mbak nya? Oh, bisa-bisa. "
" Kakak serius? "
" Bukan Dava namanya kalau gak serius. "Zeeva sangking senangnya langsung melompat-lompat seperti anak kecil yang memegang buket bunga. Gadis itu sudah berdiri tegak karena tidak sabar akan berfoto. Dava hanya tertawa melihat tingkah Zeeva. Bukannya membawa gadis, orang pasti berpikir kalau Dava membawa anak kecil saat ini.
" Oke, kasih pose yang bagus. Senyum,ya. "
" Smile!! " Seru Zeeva.Cekrek!
" Senyum kak! "
Cekrek!! Cekrek!!
Disaat sang fotografer sudah banyak mengambil foto mereka, Zeeva selalu saja tidak berhenti bersikap receh, membuat kesabaran Dava terus diuji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...