5. Erland Tahu Sesuatu

13 0 0
                                    

Apa arti kehadiran seseorang bagi orang lain?

Maka akan banyak jawaban yang beragumen mencari kejelasan yang sesungguhnya.

Bagi Erland hidup menjadi individu people tidak begitu merepotkan, menurutnya tidak semua orang harus tau seperti apa dirinya.

Kepribadiannya yang kaku tidak mudah juga lunak. Hanya kepada Milla-mama Cassa dan Cassa saja ia menunjukan sisi hangatnya yang bahkan tak pernah ia berikan kepada orangtuanya.

Ketika Milla tiada, ia menjadi linglung. Hidupnya sedikit tak karuan. Menyesal sebab tak bisa menunjukkan cintanya yang begitu besar pada sang istri yang terkasih.

Pendapatnya tak pernah di anggap penting sedari kecil, hidupnya seperti robot yang di sistem untuk hanya mematuhi bukan membantah. Membantah dan menolak sudah di hapus di kamus hidupnya sedari ia kecil.

Masa depannya sudah diatur sedemikian rupa, mereka yang mengatakan ia harus patuh agar kehidupannya lancar dan cerah.

Lalu ia bertemu dengan Milla, satu-satunya cahaya dan obat di kehidupannya yang gelap dan penuh luka.

Harapannya untuk menghabiskan waktu bahagia bersama Milla harus retak begitu sang ayah mengatakan ia akan dijodohkan oleh anak dari kolega bisnis mereka.

Erland semakin hancur ketika mendengar sang ayah mengatakan ia tak memiliki hak untuk menolak.

Lagi pun ia sadar, memang sejak kapan ia memiliki hak untuk hidupnya, hanya ada kewajiban dan kewajiban saja selama masa hidupnya.

Lalu setelah ia dipertemukan oleh orang yang dijodohkan dengannya, ia senang bukan main ketika tahu jika yang dijodohkan dengannya adalah Milla, cahayanya.

Rasa bahagia tak dapat Erland elak, selang enam bulan mereka menikah ia mendapat kabar ia akan menjadi ayah, Milla hamil anak pertamanya, permatanya yang berharga.

Selama sembilan bulan ia menambah perhatian lebih kepada Milla dan calon buah hatinya, segalanya ia berikan untuk dua orang penting dihidupnya.

Lalu ketika datang waktunya, suara tangis bayi telah membuat Erland kembali telak menangis tak dapat menahan kebahagiaannya.

Putri kecilnya hadir di dunia jahat nan kotor, menjadi salah satu makhluk suci berkah tuhan yang menjadi kebahagiaan banyak orang termasuk dirinya.

Cassandra Naul Maghfira, nama permatanya.

Segala tentang putri kecilnya ia abadikan dalam memorinya.

Pertama kali putrinya itu dapat tengkurap, pertama kali jari mungilnya itu menggenggam erat telunjuk besarnya, pertama kalinya ia di panggil Papa oleh permatanya.

Suara manis gadisnya ketika meminta permen kini sudah hilang digantikan suara lantangnya yang lembut ketika menyambutnya pulang.

Permata kecilnya sudah tumbuh besar tanpa bisa secara langsung ia perhatikan beberapa tahun terakhir.

Tersadar kini ia juga menjadi laki-laki pertama yang memberi luka untuk putrinya membuat dada Erland kian sesak.

Putrinya kini tumbuh menjadi gadis cantik dengan sejuta pesonanya, gadis kecilnya tumbuh dengan berlimpah kasih sayang dan cinta dari sahabatnya.

Keirian tak dapat Erland tahan dihatinya ketika sahabat putrinya lebih paham bagaimana sang anak dibandingkan dirinya, membuat dirinya merasa gagal.

Kini keirian kerap bertambah untuk gadis bernama Rain, sahabat putrinya.

Ia iri ketika putrinya lebih suka menghabiskan waktunya dirumah kecil gadis itu, ia kesal pada dirinya ketika perannya untuk menenangkan gadisnya digantikan oleh Rain.

Dari taman kanak-kanak, Cassa tak dapat di pisahkan oleh Rain, itu membuatnya kesal. Waktu Cassa lebih banyak untuk Rain ketimbang dirinya.

Katakan saja ia posesif pada putrinya, namun ia hanya tak mau terjadi sesuatu pada permatanya.

Rain. Aman adalah hal mustahil jika dekat dengannya.

Erland, pria itu tahu sesuatu.

 >EXO<

Cassa turun setelah panggilan dari asisten Papanya mengatakan bahwa beliau memintanya untuk turun.

Di pertengahan tangga ia dapat melihat Papanya duduk dengan gagah di sofa single ruang keluarga. Cassa mengatur nafasnya lalu berjalan mendekati pria dewasa itu.

" Pa, " tegurnya.

Lalu ia duduk di sofa panjang sebelah sofa yang diduduki sang Papa.

Papa berdehem sebentar lalu memusatkan perhatiannya pada Cassa, remaja itu sedikit salah tingkah karena ditatap terlalu intens oleh sang Papa.

Tak lama Papa bersuara, " Papa sudah berkali-kali bilang sama kamu, jangan terlalu dekat dengan gadis itu. "

Cassa yang paham 'itu' yang dikatakan Papanya berunjuk kepada siapa hanya bisa mendengus kesal.

" Dia sahabatku Pa. " tekannya.

Terlihat Papa tampak memejamkan mata menahan emosi dengan tangan mengepal kuat.

" Papa hanya ingin menghindarkan kamu dari bahaya Fira! " tampaknya Papa kelepasan, ia bicara dengan nada keras dan dada yang terengah. Menandakan jika ia benar-benar emosi.

" Bahaya apa!?, Fira bertahun-tahun kenal Nana Pa!, Papa selalu bilang bahaya, bahaya, bahaya. Sebenarnya kenapa!?, Kasih Fira kejelasan! " gadis itu tanpa sadar juga meninggikan suaranya.

Papa menatap tak percaya gadis semata wayangnya, se- istimewa apa sebenarnya gadis yang memiliki arti nama Hujan itu.

" Kamu bentak Papa!? "

" Iya!, Kenapa? Papa keberatan?. Papa tahu apa sih soal sahabat Fira!?, Waktu Papa selapang itu kah, sampai Papa nyuruh aku buat jauhin Nana?, Selama ini kalau aku kenapa-kenapa memangnya Papa yang bakal datengin aku!?, Enggak Pa! " matanya berkaca-kaca kecewa akan keputusan sang Papa.

" Waktu aku kejebak hujan di sekolah karena gak ada yang jemput, memangnya Papa yang jemput aku!?, Enggak Pa! Sadar! Nana yang bahkan dia beda sekolah dan setelah pulang dia harus kerja!, Dia yang jemput aku dengan motornya!, Nana rela harus di marahin sama bosnya karena terlambat akibat nganterin aku!, Memangnya Papa mau waktu Papa yang berharga kebuang cuma karena jemput aku!? Selama ini yang selalu ada buat aku itu Nana dan sahabat ku yang lain bukan Papa! "

" Apalagi sekarang Nana lagi sakit, Papa nyuruh aku buat jauhin dia!?, Dimana hati nurani Papa!?, Nana gak punya siapa-siapa lagi selain aku sama yang lainnya!, Aku sedikit beruntung karena Papa masih mau nafkahin aku. Sedangkan dia, Nana harus kerja banting tulang buat dia makan! Fira kecewa sama Papa. Fira baru sadar kalau selama ini Papa ternyata se-egois itu. "

Dengan cepat ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dengan airmata yang tak dapat ia bendung lagi.

" Fira dengerin Papa dulu! FIRA! " Papa berteriak frustasi, karena tak bisa menjelaskan apapun pada Cassa.

Tanpa ia duga, Cassa berdiri didepan pintu kamarnya dengan perasaan bersalah yang membuat dadanya kian menyesak.

Erland, ia terlahir menjadi orang tua brengsek.

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Part 5 Completed ✓

Coming soon ' 6. Elisa, Dia Sendirian '

See-ya~

Sembagi ArutalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang