2. Gak Jadi Jalan-Jalan

9 3 0
                                    


" Jalan-jalan yuk!, Mumpung malam Minggu " gadis itu berbaring dengan laptop dihadapannya.

" Gue sih, ayok aja gak tau kalau yang lain " ujar Elisa terlihat dilayar gadis itu tengah mewarnai kukunya.

"  Gas aja Gue mah, selagi ada tumpangan "  Karina Menimpali.

" Kalo, Lo Jan? " tanya Cassa pada Rain.

Rain tak langsung menjawab, dilayar tampak gadis itu tengah sibuk bolak-balik.

" Aduh maaf ya teman-teman, aku gak bisa ikut soalnya lagi sibuk banget juga kayaknya aku pulang malam,, eh aku matiin ya bye "

Lalu layar yang tadi sempat terisi oleh wajah Rain menjadi gelap.

Sempat senyap lalu Cassa bertanya pada Tara, gadis itu mematikan kamera jadi hanya suaranya yang terdengar.

" Gak, gue mau ke tempat Nana dulu. Dah. "  lalu gadis itu ikut mematikan telepon.

" Yaudah lah guys, lain kali aja ya "

" Iya deh, Gue juga lagi sibuk ini " ujar Raya

" Si paling sibuk deh, Mami kita ini " suara Elisa terkesan mengejek.

" Kan dia dia ratu olimpiade El, masa lupa " Karina menambah.

Mereka berempat tertawa, ditengah malam berhujan.

-Boemgyu-

" Makasih Rara! " Rain berlari kecil menyusul Tara yang berjalan mendahuluinya.

Tara hanya mengangguk dengan tatapan fokus ke arah gadget di genggamannya.

Mereka berdua berjalan beriringan dengan kesibukan masing-masing, Rain yang sedang sibuk memakan telur gulung miliknya dan Tara yang sibuk dengan gawainya.

" Tuan Galen apa kabarnya Ra? " tanya Rain

Tara mendongak menatap Rain lalu menunduk dan terdiam.

Jujur saja sebenarnya Rain adalah yang tertinggi dari yang lainnya.

Gadis berkacamata itu memiliki rambut hitam sebahu yang ikal, hidungnya yang tidak pesek tidak juga mancung, mata gadis itu juga sedikit sipit kulitnya berwarna putih susu.

Berbeda dengan sahabatnya yang lain dominan memiliki kulit kuning langsat dan putih pucat, Seperti Tara dan Raya kedua gadis itu memilki warna kulit yang putih pucat.

Tara tak menjawab pertanyaan Rain, gadis dengan rambut lurus yang tergerai itu hanya mengedikan bahunya.

Rain menghela nafasnya dengan bahu yang sedikit turun.
" Aku sebenarnya gak enak nolak permintaan Acha tadi " Rain tiba-tiba bersuara.

" Aku gak pernah bisa selalu ada buat mereka, tapi mereka selalu ada buat aku " Ucapnya sembari mengeratkan jaket yang sedang ia gunakan.

Hujan baru saja mendera kota yang sebentar lagi pensiun menjadi ibukota negara, membuat suasana sejuk dengan angin semilir.

Rain sangat menyukai ini, gadis itu sangat suka udara dingin.

Berbeda dengan Tara, ia tidak terlalu tahan dingin. Sekarang saja sudah Hotpack di saku Hoodie yang ia kenakan.

" Gapapa " Hanya kata itu yang terucap dari bibirnya.

Sembagi ArutalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang