Chapter 9

236 21 1
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA

Dislaimer

Naruto : Masashi Kishimoto

Oshi no Ko : Aka Akasaka

Warning : Alternate Reality

--o0o--


Ai memeluk Naruto erat, membiarkan kekasihnya tenang. Dia sedang terguncang karena sesuatu.

"maafkan aku" Naruto menenggelamkan wajahnya di pelukan Ai, dia tidak mengatakan apapun selain kata maaf.

"daripada mengucapkan sesuatu yang tidak aku mengerti, bukankah kamu mengatakannya dengan jujur, apa yang sebenarnya terjadi?" Ai tidak tahan dengan ketidakjelasan kekasihnya yang hanya mengucapkan kalimat yang sama berulang kali.

Naruto meregangkan sedikit pelukannya, namun dia belum berani menatap mata Ao, semuanya adalah salahnya. Dia tidak ingin melihat kekecewaan yang tercampur di matanya.

"aku salah, aku memang bodoh" Naruto menggenggam tangannya kuat, "seharusnya aku tidak mempublish Aqua dan Ruby ke media, aku egois, aku tidak memikirkan masa depan mereka berdua. Apa yang kulakukan justru membuat mereka dalam bahaya di masa depan"

Naruto mengambil tangan Ai dan menggenggamnya dengan kuat, kepalanya bertumpu pada pangkuan kekasihnya.

"maafkan aku Ai, aku egois, ini salahku, semuanya salahku, aku terbawa emosi dan aku malah membuat kedua anak kita dalam bahaya. kamu boleh memarahiku, memukulku, apapun itu, asalkan kamu memaafkan aku Ai. maafkan aku" untuk sekarang, Naruto siap menerima segala bentuk kemarahan kekasihnya, dia menunggu dan menunggu.

Namun, tangan Ai menariknya, memaksanya untuk menatapnya. Tatapan Naruto hanya menemukan senyuman tulus milik kekasihnya.

"Ai-"

Ai dengan cepat menaruh jari telunjuknya dibibir Naruto, membungkamnya.

"ini salahku juga tau, bukan hanya kamu yang salah di sini"

"tapi-"

kali ini Ai membungkamnya dengan kecupan.

"siapa bilang mereka tidak punya masa depan, bukankah kamu terlalu meremehkan anak-anak kita?" Ai menarik tubuh Naruto agar duduk bersamanya di atas sofa, tangannya memegangi pipinya, mengusapnya dengan lembut, "mereka adalah anak-anak yang luar biasa, masa depan cerah menunggu mereka"

"jadi tidak alasan bahwa masa depan mereka akan hancur hanya karena masalah ini" Ai tersenyum lebar, "dan sekarang tugas kita adalah bagaimana mendorong mereka untuk meraihnya, bukankah itu tugas kita sebagai orang tua?"

Air mata Naruto turun tanpa sempat dia cegah, ucapan Ai sedikit banyaknya membuat dia lega. Ai mengusap dengan lembut air matanya.

"kenapa? apa kamu menyerah sekarang?" tanya Ai dengan nada candaannya.

Naruto terkekeh pelan, sebelum dia menghapus air matanya sedikit kasar.

"apa katamu? menyerah? tidak akan pernah, untuk masa depan kita dan adik-adik mereka, benar, 'kan?"

Mereka tertawa.

"terima kasih, Ai. kau tau, aku mencintaimu, sangat"

Ai tersenyum lembut.

"aku juga sama dan jangan ragukan itu"

Naruto mencium bibirnya, tidak membiarkannya lepas, sebelum.

"Papa! kamu datang!"

UndertakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang