2: CIUM

65.2K 1.4K 57
                                    

Leon pergi ke dapur untuk meminum segelas air. Dia melihat ke bawah, dan menatap benjolan yang muncul di celananya. Leon tersenyum miring.

Dia lalu kembali ke kamarnya, lalu melihat Are yang terbaring lemas sambil terus mendesah dengan sperma yang hampir memenuhi perutnya.

Leon pun mengeluarkan vibrator di lubang Are membuat Are berhenti mendesah dengan napas tersengal.

"Capek?" tanya Leon sambil tersenyum. Are hanya menatapnya kesal.

"Tenang. Lo bakalan terbiasa" Leon memasukkan jari tengahnya ke lubang Are membuat Are mendesah kecil.

"Gue bakal jelasin peraturan selama lo disini. Dan dari semuanya, kalo lo melanggar, lo bakal dihukum. Setiap lo melanggar, gue bakal nambahin utangnya 20 juta, dan itu artinya lo bakal lebih lama disini. Ngerti?"

"Ngh...i-iya.." ucap Are sambil mendesah. Leon menambah jari telunjuk dan jari manisnya ke dalam lubang Are.

"Ah....ha...ngh..." Are mendesah lagi.

"Pertama, lo itu budak gue disini. Jadi lo harus matuhin semua yang gue suruh" Leon menarik rantai di jepitan nipple Are dengan kuat membuat Are mendesah keras. Leon kembali menggerakkan jarinya di dalam lubang Are.

"Kedua, lo ga boleh keluar dari kamar ini, kecuali gue suruh" Leon memasukkan dua jarinya ke dalam mulut Are, menyuruh Are untuk mengulumnya. Leon merasa tangannya basah di dalam lubang Are dan mengeluarkannya.

"Ketiga, kalo lo ngedapat badan lo telanjang pas bangun tidur, itu artinya lo harus jadi peliharaan gue" Leon mengambil bando dengan telinga kucing diatasnya lalu memakaikannya di kepala Are. Leon tersenyum, melihat wajah seksi Are dengan telinga kucingnya.

"Peliharaan?" tanya Are bingung.

"Jadi kucing" Leon terkekeh. Dia lalu menempelkan vibrator yang sudah menyala ke nipple Are secara bergantian. Are menutup matanya rapat sambil menggigit bibirnya menahan desahan. Leon lalu mengambil penutup mata dan penutup mulut lalu memakaikannya ke Are.

Leon membuka ikat pinggangnya lalu resleting celananya, mengeluarkan aset besarnya yang sudah tegang. Ia lalu mengambil sebotol pelumas lalu menuangkannya cukup banyak tepat di bibir lubang Are. Are tersentak, merasa ada cairan dingin yang menyentuhnya.

Leon lalu menggesekkan penisnya ke lubang Are. Belum memasukkannya, Leon hanya mengoles pelumasnya agar merata di seluruh bibir lubang Are. Leon menuangkan pelumas di penisnya lalu mengocok penisnya pelan untuk meratakan pelumasnya.

Leon lalu menempelkan kepala penisnya di bibir lubang Are, Are tersentak.

"Hmph!" teriak Are saat Leon kini memasukkan kepala penisnya. Leon bergerak pelan, menggesekkan kepala penisnya di bibir lubang Are.

"Mm...hmmhh...hhm!" desah Are. Leon tersenyum, dia lalu menghentakkan badannya, membuat seluruh penisnya masuk. Are tersentak lagi, penis Leon menusuk tepat di prostatnya.

"MMPPHH!"

Leon hanya tersenyum mendengar desahan Are yang tertahan oleh penutup mulut. Leon lalu menggerakkan badannya perlahan, Are mendesah.

"Ck, gue ga bisa denger desahan lo" Leon membuka penutup mulut Are lalu menggerakkan badannya lagi membuat Are mendesah. Leon mempercepat gerakannya, membuat Are mendesah tak karuan. Leon menggigit bibir bawahnya menikmati penisnya yang diremat di dalam lubang Are.

***

2 jam berlalu, Leon masih tetap setia dengan kegiatannya, sedangkan Are sudah kewalahan karena mencapai klimaks berkali-kali. Dan sekarang, dia keluar lagi.

"Aahh..." Are mendesah panjang.

"Lo keluar lagi? Udah berapa kali? Hm? Hey, gue baru sekali loh" ucap Leon menyudahi kegiatannya. Are hanya terdiam, menetralkan napasnya.

Leon tersenyum miring, dia lalu mengambil benda seperti jarum besar lalu memasukkannya ke dalam uretra milik Are.

N: gue gatau itu namanya apa, pokoknya kek punya MD.

"AAHH! SAKIT ANJING!" Teriak Are.

"Nggak kok" Leon tersenyum lalu memasukkan dua jarinya ke dalam lubang Are dan menggerakkannya. Are mendesah nikmat, Leon menambahkan jarinya ke dalam lubang Are.

Leon mengangkat tubuh Are lalu melingkarkan tangan Are ke lehernya dan langsung mencium bibir Are. Are yang kaget sontak mendorong tubuh Leon dan menghentikan ciumannya.

"Apa? Lo mau bilang itu first kiss lo?"

"Iya! Dan lo harusnya bilang dulu asu!" Leon mengangkat alisnya.

"Yakin? Lo itu gigolo, ga mungkin gaada orang yang berani nyium bibir lo, apalagi kalo merah gini" Leon mengusap bibir Are pelan.

"Gue gak bohong!" Leon malah mencium bibirnya lagi.

"Jangan anjing!"

"Diem, first kiss lo udah gue ambil, harusnya lo gaada masalah kalo gue mau nyium lo lagi" Leon mencium bibir Are lagi lalu melumatnya. Are memberontak, tapi tangan Leon sangat kuat mendorong tubuh Are untuk lebih dekat dan memperdalam ciumannya.

***

"Bangun" ucap Leo membangunkan Are dengan memanggilnya sambil menggoyangkan lengan Are pelan. Leon melihat bokong Are yang tampak seperti bokong bayi yang mulus dan putih. Dan Leon meremasnya.

"Hmmpp!" Are langsung menepis kasar tangan Leon.

"Makan, tuh udah dimasakin" Leon menunjuk sepiring makanan di nampan. Leon lalu keluar dari kamarnya dan pergi entah kemana.

Are merangkak menuju makanannya. Terlihat lezat.

Are menatap pintu kamar sekali lagi, memastikan Leon sudah pergi. Perut Are berbunyi mencium aroma masakan yang sangat menggugah seleranya. Tentu saja, itu bistik daging, kesukaan Are. Are tersenyum senang.

Are pun langsung mengambil makanannya dan langsung memakannya.

"Semoga gue digaji buat ngewe, haha. Enak banget dikasi makan" gumam Are.

***


SALAH TANGKAP [BL - BDSM] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang