4: RUANGAN

53.6K 1K 67
                                    

Ini beneran lebih banyak yang suka cerita BDSM anjir daripada cerita gue yg satunya. Tapi makasih, telah menemani gue menyukai BDSM.

Lopyu.

***

"Ah...ha-eungh...mmph" Are menggigit bibir bawahnya sambil mendongakkan kepalanya ke atas membiarkan Leon menggerakkan badannya dari bawah.

Dia terus menahan dildo di lubangnya agar tidak keluar sambil mendesah. Leon menarik rantai yang ada di kalung Are membuat Are mendekat ke wajahnya. Leon lalu memajukan wajahnya dan melumat bibir Are sambil menggerakkan badannya, desahan Are keluar di dalam mulut Leon.

Leon terus melumat bibir Are, sampai Are akhirnya mencapai batasnya. Leon merasakan ada sesuatu yang membasahi kemejanya.

"Ck, bajunya baru gue pake. Lagian siapa yang suruh lo keluar duluan?" ucap Leon sambil menampar pelan penis Are berkali-kali.

Ditampar gak tuh.

"Sakit!"

"Gausah ngeluh, ini salah lo" Leon memasukkan kembali jarum besarnya ke dalam uretra Are.

Curhatan author: Plis yang tau namanya apaan anjir huaa (emot batu mengsedih)

Leon lalu mengangkat badan Are ke sebuah ruangan di sebelah kamarnya.

Ruangan tempat Leon bermain kasar.

Awas cok, Leon mulai kasar dan brutal disini 👁️👄👁️

Ruangan itu terasa hangat, dengan nuansa hitam dan merah menyelimutinya. Terdapat cukup banyak tali yang menggantung di langit-langit menjuntai hingga ke bawah, serta lemari kecil berisi koleksi sex toys lengkap dengan alat BDSM.

Leon menutup mata Are dengan dasinya lalu mengikat seluruh badan Are hingga menggantung dengan posisi menungging di udara.

Anjay melayang, mana freestyle pula.

Are digantung dengan bokongnya setinggi pinggul Leon serta kakinya dibiarkan menginjak lantai yang dingin dan tangan yang diikat ke belakang. Leon pun memakai sarung tangan kulitnya lalu memulai permainannya.

Pertama, Leon memasang vibrator kecil yang ditempel ke penis Are, lalu di testis Are dan menyalakan keduanya. Leon pun memasukkan benda yang membuat lubang Are terbuka lebar, sangat lebar.

Kayak huruf O.

Leon pun memasukkan spermanya ke dalam lubang Are dengan suntikan tanpa jarum, mengeluarkan benda yang melebarkan lubang Are dan menutupnya dengan dildo besar. Are merasa cairan di dalam lubangnya naik ke perut karena didorong oleh dildo besar tadi.

Leon pun mengambil cambuk besar yang tergantung lalu menggerakkan cambuknya menyentuh dan mengelus punggung Are. Are merasa sedikit geli, dia menggeliat sambil tertawa kecil. Mendengar Are yang tertawa, Leon tersenyum miring plus sadis dan langsung mencambuk punggung Are dengan keras.

"AAGHH!" Are mengerang. Leon berhenti sejenak lalu langsung mencambuk punggung Are berkali-kali.

"S-SAKIT! AKH!" Cambukan Leon tidak hanya di punggung, lengannya juga terkena cambukan karena diikat di belakang.

Setelah melihat punggung Are yang merah, Leon pun berhenti dengan cambukan di bokong Are sebagai penutup. Sedangkan nafas Are memburu, punggungnya terasa sangat perih dan panas. Dia ingin mengeluarkan spermanya, tapi tertahan oleh jarum besar tadi.

Dia hanya bisa mengepalkan tangannya yang terikat.

Leon menarik rambut Are ke atas membuatnya mendongak, lalu langsung memasukkan penisnya ke dalam mulut Are. Dia lalu menggerakkan pinggulnya sambil menahan kepala Are.

"mmh..guh...hmmph..." Are mendesah karena getaran vibrator di penis dan testisnya bertambah.

"Ah...G-gue mau keluar...k-kontol gue..." ucap Are memohon.

"Ga boleh"

Mampus.

***

Leon melepaskan ikatan di tubuh Are saat dia tertidur karena kelelahan dan kewalahan.

Iya, tidurnya ngegantung sambil nungging.

Mantep kan.

Leon pun membawa tubuh Are kembali ke kamarnya dan membaringkan badan Are dengan bertelungkup. Dia pun mengambil kantong kompres dan mengisinya dengan es batu dari kulkas. Leon lalu kembali ke kamarnya dan langsung menghampiri Are lalu mengompres punggung Are yang masih memerah karena dicambuk beberapa kali.

Saat asik mengompres punggung Are, Leon tiba-tiba berhenti.

"Kok gue bisa peduli sama lo?" ucap Leon sambil terkekeh kecil. Dia lalu melanjutkan mengompres punggung Are sambil sesekali menatap wajah Are, memastikan dia tidak terbangun.

Setelah selesai, Leon lalu membaringkan tubuhnya di samping Are yang sudah tertidur semakin pulas karena tidak kepanasan lagi.

***

Are terbangun di kamar Leon. Hal pertama yang dia lihat adalah Leon yang juga menghadapnya dengan tidur yang pulas.

"Ganteng banget anjing" gumam Are.

Leon dengan wajah cerah yang tegas serta rahang yang kokoh, hidung mancung, bibir tipis yang setengah terbuka, alis tebal tanpa ekspresi, membuat siapapun terpesona melihatnya tidur.

Beda dengan Are yang hidungnya kecil, bibirnya tebal dan berwarna merah muda, bulu mata yang lentik, wajah yang bulat dan pipi lembut, serta lebih putih dari Leon, membuat siapapun yakin dia adalah uke.

Karena memang uke.

Are pun bangkit dari tidurnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah mandi, dia pun mengambil pakaiannya yang berada di lemari kecil milik Leon.

Leon yang baru bangun langsung melihat asupan Are bertelanjang dengan handuk terlilit di pinggangnya.

Mana sambil nunduk, pantatnya kan jadi terekspos gara-gara handuknya pendek.

Leon langsung berjalan kearahnya dengan membawa sebotol pelicin. Dia pun menuangkan pelicin tersebut ke tangannya.

Mampus morning sex.

Saat Are hendak berdiri lagi, Leon  mendorong Are agar kembali menunduk. Leon lalu mengusapkan pelicin di tangannya ke pantat Are, tepatnya di lubangnya. Leon memasukkan dua jarinya ke dalam lubang Are dan menggerak-gerakkan jarinya mengobok isi di dalamnya.

"Ah...hanh...eungh..." desah Are.

***


SALAH TANGKAP [BL - BDSM] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang