6: DHILTA

32.5K 713 57
                                    

Lagi asik menonton Are, Leon tiba-tiba mendapat telepon. Ternyata dari anak buahnya.

"Halo, bos?"

"Ya"

"Udah dapet bos, si Ezi. Dapet di bar di Kamboja"

"Uangnya?"

"Udah bos. Nih bentar lagi sampai di Indonesia"

"Bagus"

Leon lalu menutup teleponnya tepat saat si A mengeluarkan spermanya di dalam lubang Are.

***

Ezi sudah sampai di Indonesia bersama anak buah Leon, dia pun dibawa ke rumah Leon lalu mengurungnya di sebuah ruangan di basement milik Leon.

Di tempat lain, Leon menyuruh si A dan si B meneruskan kegiatan mereka sambil menjaga Are agar tidak kabur. Leon pun pergi ke luar kamarnya untuk pergi ke basement miliknya sambil menelepon seseorang.

Kakak tertua nya, Dhilta.

"Halo?"

"Ke rumah gue cepet, gue punya cowok buat lo mainin"

"Good. Tunggu gue otw"

Leon pun menutup teleponnya tepat saat dia sampai di basement miliknya. Leon menyuruh penjaganya untuk naik ke lantai utama untuk mengantar kakaknya.

Leon lalu masuk ke dalam ruangan tempat Ezi ditahan.

Di dalam ruangan itu sudah ada Ezi yang kepalanya ditutup karung kecil dengan dua penjaga Leon di belakangnya.

Leon menatap Ezi yang masih pingsan karena dibius. Leon pun terkekeh sarkas.

"Lo pikir gue bodoh?" Leon menampar pipi Ezi dengan keras. Dia lalu menyuruh anak buahnya untuk menelanjangi Ezi lalu mengikatnya di kasur.

***

Dhilta sudah sampai di rumah Leon, dia segera berjalan ke basement ditemani oleh anak buah Leon.

"Yon"

"Eh, bang" Leon menghampiri Dhilta.

"Itu yang lo bilang?" Dhilta menunjuk ke arah Ezi yang masih belum sadarkan diri, Leon hanya mengangguk.

Dhilta pun menghampiri Ezi yang terbaring di kasur dengan kondisi terikat, lalu mengelus pipinya.

"Lo yakin ini cowo?"

"Lo buta? Dia punya kontol"

"Oh iya" Dhilta menyeringai.

"Gue tinggal ya"

"Oke"

Leon pun pergi meninggalkan Dhilta.

***

Leon kembali ke ruangan tempat Are berada lalu kembali memasukkan penisnya ke dalam lubang Are yang baru saja habis dientod.

Diluar dugaan, Leon pipis di dalam lubang Are.

"EH?! KELUARIN KONTOL LU BANGSAT, LO PIPIS DI LUBANG GUE! JOROK ANJING!" teriak Are kaget, tapi Leon hanya terus mengencingi lubang Are. Air kencing Leon keluar dari lubang Are saat Leon mengeluarkan penisnya.

"Hangat kan?"

"LO ANJING!"

Leon menampar pantat Are.

"Apa?"

"LO ANJING BANGSAT!" si A dan si B mencambuk punggung Are bergantian.

"Pinter banget mulutnya" ucap Leon sarkas. Dia lalu memasukkan vibrator berbentuk dildo besar dan menyalakannya dengan remote.

"Ahh...nghaa-ngghh..." Are mendesah sambil membenamkan wajahnya ke matras.

***

Sambil menunggu Ezi sadar, Dhilta menyiapkan segala sesuatu untuk perekaman.

Ya, dia mau ngerekam video bokep.

Setelah menyiapkan semuanya, Dhilta pun mengikat kedua tangan Ezi di kepala kasur. Tepat saat dia selesai, Ezi sudah sadarkan diri.

Dia bengong, ngeliat Leon (padahal Dhilta) yang tiba-tiba setinggi titan.

"Weh, lepasin!" Dhilta hanya terkekeh. Karena lupa membuka baju Ezi sebelum mengikat tangannya, akhirnya Dhilta ga bisa buka baju Ezi karena tangannya yang udah diikat. Alhasil, Dhilta pun menggunting baju Ezi sampai benar-benar bisa lepas.

"WEH BAJU GUE MAHAL ANJING!"

"Nanti gue beliin yg baru, tapi Lo gue entod dulu" ujar Dhilta sembari mendudukkan badannya ke atas paha Ezi. Dhilta lalu melorotkan celananya serta celana Ezi dan langsung memasukkan penisnya ke dalam lubang Ezi tanpa aba-aba.

Dan lubang Ezi berdarah.

"AAHHH!" Dhilta menarik rambut Ezi sambil terus menggerakkan badannya dengan kecepatan yang perlahan meningkat.

Ezi kesakitan, air matanya membasahi bantal di bawah kepalanya.

"Sakit ya?"

"YA IYA ANJING! CABUT COK! AHH-"

Dhilta hanya terus menggerakkan badannya semakin brutal. Karena Dhilta tolol, jadi dia gak tau kalo semakin cepat dia gerak, lubang Ezi makin tegang. Jadi ya... Kontolnya Dhilta juga kesakitan.

Tapi, beberapa detik kemudian, Dhilta akhirnya ngeh kenapa lubang Ezi sempit. Dhilta pun berdiam di atas badan Ezi dengan penisnya masih menancap seluruhnya di dalam lubang Ezi.

"Cabut... hiks...Lo ngapain diem..!?" Ezi memukul dada Dhilta.

"Biar lubang lo terbiasa" 

Dan benar, beberapa menit kemudian, Ezi menjadi rileks dan tidak sempit. Tapi Dhilta masih diam, begitu juga dengan Ezi. Mereka hanya saling menatap satu sama lain.

"Masih sakit?" Ezi hanya terdiam. Sebenarnya dia gak mau dilecehin sama cowok, tapi masalahnya dia ngaceng. Akhirnya Ezi pun menggeleng dan membiarkan Dhilta meneruskan kegiatannya.

***

"Ah...ah...mmph..." Desahan Ezi menggema di setiap sudut ruangan. Untungnya ruangan itu kedap suara, jadi ga kedengaran sama penjaga di pintu basement. Tapi kalo penjaganya nguping, ya tetep kedengaran.

Dari tadi Dhilta hanya menggerakkan badannya perlahan, tidak terlalu cepat. Dhilta berusaha menggigit leher Ezi, tapi Ezi terus mendorong kepalanya.

"Jangan... Akh-" Dhilta akhirnya berhasil menggigit leher Ezi, meninggalkan bekas gigitan berwarna merah disana.

Melihat kontol Ezi yang sepertinya ingin keluar, Dhilta dengan cepat menutup kepala penis Ezi dengan jempolnya agar Ezi tidak keluar duluan.

"Ah...t-tangan lo...akh...hngh!" Ezi mendesah lebih keras saat merasa Dhilta mempercepat gerakannya. Setelah merasa dia juga ingin keluar, akhirnya Dhilta berhenti menutup kepala penis Ezi lalu mengocoknya sekali. Ezi dan Dhilta pun keluar bersamaan dengan napas yang saling beradu.

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"..."

"Lagi nggak?"

"...A-ayo"

***

Sorry pendek.

SALAH TANGKAP [BL - BDSM] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang