Seorang pemuda bernama Bang Chan, kita sebut saja Chan, saat ini baru saja pulang. Ia memang selalu pulang pada malam hari karena harus kerja part time untuk menghidupi dirinya dan juga adik perempuannya yang masih kecil.
Di perjalanan pulang, ia melihat siluet bangunan baru yang berada di dekat area rumahnya. Saat ia dekati, rupanya sebuah toko boneka.
Lalu, Chan memasuki toko tersebut dan matanya menangkap sebuah boneka yang membuatnya tertarik.
Boneka tersebut terlihat sangat mirip dengan manusia. Sepertinya boneka seperti itu yang selalu disebut-sebut oleh salah satu teman kampusnya, yaitu Boneka Porselen.
"Cantik sekali." Pikirnya.
"Selamat malam, Apa kau ingin membeli boneka itu?"
Tiba-tiba seorang pelayan toko tersebut berdiri di dekat Chan dengan senyum lebarnya.
Tetapi Chan melihat matanya yang terlihat datar, membuat senyumnya terasa mengerikan. Entahlah, atau itu hanya perasaannya saja?
"Ya, aku mau membelinya. Berapa harga dari boneka yang ini?" Tanya Chan sembari mengambil boneka pilihannya.
'Uh, kerasa berat tapi harusnya si adek bisa bawa sih.' Batinnya.
"Dua ratus ribu saja." Jawab pelayan itu.
"Apa tak bisa dikurangi lagi?" Tawar Chan. Maklum, ia sedikit kaget dengan harganya. Ia kira di bawah seratus ribu.
"Tidak bisa, matanya ini kami buat dengan sesuatu yang sangat mahal agar mirip dengan mata manusia. Karena itu harga keseluruhan boneka ini mahal, dan juga boneka ini bisa berbicara, yang membuatnya sangat special. Jadi, harganya bisa sampai segitu." Jelas pelayan itu.
"Dengan dua ratus ribu? Fine, aku akan mengambilnya." Balas Chan pasrah. Uang sisa untuk di akhir bulan nanti harus ia habiskan dulu untuk ini.
'Gapapa, Chan. Ini semua buat adek kesayanganmu.' Batinnya.
Pelayan itu mengangguk lalu mengambil alih bonekanya, masih dengan senyum lebarnya.
"Biar aku totalkan ya. Silahkan ditunggu di kasir." Ucapnya kemudian.
Chan hanya mengangguk karena sudah terlalu lelah.
Setelah membayarnya, Chan membawanya pulang.
Keesokan harinya di malam hari juga, Chan baru saja pulang dari tempat kerjanya. Ia tak sabar ingin beristirahat.
Klek
"Adek?" Panggil Chan heran saat ia sudah memasuki rumah, karena lampu di ruang tamu masih gelap gulita.
Ia segera menuju kamar adiknya untuk mengecek keadaannya, ia takut terjadi sesuatu karena ada maling atau sesuatu dalam rumah mereka.
Saat sampai di kamar adiknya, Chan mendapati adiknya sedang terduduk dengan wajah yang ia tundukkan di sela-sela lututnya.
"Adek, hey. Kamu kenapa?" Tanya Chan bingung sembari mendekati tubuh adiknya yang bergetar. Apalagi saat melihat boneka yang ia belikan kemarin sudah tergeletak di lantai, membuatnya semakin bingung.
"Kakak... T-Tolong jauhkan boneka itu dariku! A-Aku sangat takut..." Ucap adiknya pelan, tetapi Chan masih bisa mendengarnya.
"Kakak buang aja ya bonekanya?" Tanya Chan.
Lantas adiknya menggeleng kuat. "Jauhkan aja, Kak. Aku belum mau membuangnya, tolong jauhkan aja dari sini..."
Chan menghela napas lalu mengangguk, menuruti kemauan adiknya. Ia memeluk adiknya sekilas untuk menenangkannya lalu membawa boneka itu ke loteng rumahnya, tempat dimana kotak penyimpanannya ada di sekitar sana.
Saat memerhatikan, ternyata di boneka itu ada sebuah tombol di bagian perutnya lalu ia pencet tombol itu.
"Hai, ayo bermain bersamaku."
Chan sedikit terlonjak karena suara tiba-tiba dari boneka itu.
'Kenapa aku mikirnya jadi serem begini.' Batinnya bergidik ngeri.
Sesampainya ia di loteng rumah, Chan segera mencari kotak kardus sebagai tempat penyimpanannya.
Ketemu!
Namun,
ia seharusnya memikirkan kembali untuk membeli boneka itu.
Karena ternyata baterai yang seharusnya berada di boneka itu masih tersegel rapi di tempatnya sana.
Chan tanpa aba-aba langsung membanting boneka itu dengan tatapan tak percaya dan takut,
"Hai, ayo bermain bersamaku."
karena boneka itu memutarkan kepalanya 180⁰ mengarah ke Chan dan mengucapkan ulang kalimat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids Creepy Pasta
Horror[ some stories are not from me ] ❝Berhati-hatilah sebelum kamu tidur, karena mereka selalu mengawasimu dalam keadaan gelap maupun terang.❞ Kalian semua pasti pernah merasakan sesuatu yang membuat kalian bingung untuk mendeskripsikan tentang situasi...