Saat membuka matanya azelia menyadari bahwa dirinya sudah berbaring di kasur rumah sakit tangannya di infus, ia melirik sekeliling ruangan rumah sakit itu, ia mendengar suara isak tangis di sampingnya reflek ia menoleh ke sumber suara
"Tante" ternyata suara isak tangis itu adalah suara tantenya yang sedang menangis, dengan cepat anindya menyeka air matanya
"Sayang, kamu udah bangun, nak" tangan anindya terangkat untuk mengelus pipi azelia dengan lembut
"Tante, kenapa nangis?" mendengar pertanyaannya dengan cepat anindya menggelengkan kepalanya
"Tante ga kenapa napa kok" ia tersenyum berusaha untuk tidak menangis di depan azelia walaupun matanya sudah berkaca-kaca
"Tante, siapa yang bawa aku kesini?"
"Sagara, nak, tadi sagara telpon tante kalo kamu ada di rumah sakit"
"Sekarang sagara kemana tan?" azelia ingin sekali berterima kasih pada sepupunya itu telah menolongnya, jika tidak ada sagara yang membawanya ke rumah sakit, mungkin nyawanya sudah tidak ada
"Dia pergi katanya ada urusan mendadak" jawab anindya dengan suara lembut dan begitu tulus
"Tante, makasih banyak ya, kalo ga ada tante aku ga tau harus gimana lagi, tolong bilang ke sagara tante, bilang ke dia makasih udah nolongin azel, kalo ga ada dia mungkin azel udah meninggal" ungkap azelia ia bersusah payah untuk tidak mengeluarkan air mata setetes pun
"Iya, sama-sama cantik" senyum anindya begitu tulus, suaranya begitu lembut dan menenangkan saat di dengar
"Tante, aku mau pulang" jujur saja ia merasa tidak betah berada di ruangan ini, seperti tidak nyaman saja, entah mengapa suasananya begitu mencekam menurutnya
"Kata dokter kamu harus rawat inap disini selama beberapa hari sampai kamu pulih" ungkap anindya seraya merapihkan anak rambut azelia yang berantakan
Azelia hanya mengangguk paham, mau tidak mau ia harus menginap di rumah sakit, ini bukan pertama kalinya ia di rawat dulu juga ia pernah dirawat
"Sayang, nak, kamu makan dulu ya, ini makanannya udah ada" anindya mengambil piring yang berisi makanan
Azelia mengubah posisinya menjadi posisi duduk ia mengangguk pelan "tante suapin ya" azelia mengangguk lagi, anindya menyuapi azelia layaknya seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya
Satu suap dia suap tak terasa sampai makanan itu akhirnya habis tak tersisa, anindya meletakkan piring itu di atas meja di dekatnya lalu ia mengambil gelas yang sudah berisi air, gelas itu ia berikan pada azelia
Glek
Azelia meminum air itu sampai habis, azelia menyerahkan gelas kosong itu pada anindya, anindya mengambil gelas itu lalu ia meletakkan gelas itu di atas meja.Suara derit kursi berbunyi saat anindya berdiri, ia mendekatkan bibirnya pada kening azelia
Cup
"Tante pergi dulu ya" anindya ngambil piring dan gelas itu, lalu ia melangkah kakinya keluar dari ruangan tersebut
Azelia hanya bisa memperhatikan tantenya keluar dari ruangan, kini dirinya sendirian, ruangan itu begitu sunyi, azelia merasakan bosan ia tidak tahu harus melakukan apa, karena tidak ada yang bisa ia lakukan, jadi ia memutuskan untuk kembali tertidur
Azelia merebahkan tubuhnya ke kasur berusaha memejamkan matanya mencoba untuk tidak memikirkan apa pun, tidak butuh waktu lama azelia sudah tertidur pulas
Terdengar suara pintu terbuka, sepertinya ada seseorang yang masuk kedalam ruangan itu, langkah kaki terdengar mendekat kearahnya
"Cantik" gumam seseorang dari sebrang sana
KAMU SEDANG MEMBACA
Azelia Rosaline [On Going]
Teen FictionKehidupan yang selalu di penuhi dengan trauma, kesedihan, kekecewaan, rasa sakit yang selalu di pendam,berusaha untuk kuat,jika di tanya "kamu baik baik saja?" dia menjawab "aku baik baik saja" sambil tersenyum di balik kata "BAIK BAIK SAJA" itu seb...